NDGA yang ditambahkan dalam makanan untuk mencegah kerusakan lemak Kumalaningsih,2006.
2.4.1 Antioksidan Alami
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari a senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan, b senyawa
antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan, c senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke
makanan sebagai bahan tambahan pangan Kumalaningsih,2006. Jaringan tumbuhan mengandung sangat banyak jenis senyawa yang
memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa fenolik flavonoid dan asam fenolik, senyawa nitrogen alkaloid, turunan-turunan klorofil, asam-asam amino dan
amina, karotenoid, lignan dan terpen semuanya memiliki aktivitas antioksidan dalam menekan pembentukan rantai reaksi radikal bebas. Flavonoid dan senyawa
fenolik adalah antioksidan utama dalam buah-buahan dan sayur-sayuran Shu-Jing Wu,2006.
Ada banyak bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan alami, seperti rempah-rempah, dedaunan, teh, kokoa, biji-bijian, serealia, buah-buahan,
sayur-sayuran dan tumbuhanalga laut Kumalaningsih,2006.
2.4.2 Flavonoid
Flavonoid terdiri atas struktur dasar inti flavan di mana dua cincin benzen dihubungkan oleh cincin piran yang mengandung oksigen. Flavonoid dibagi atas
flavonol, flavon, flavan dan isoflavon. Beberapa contoh yang terdapat dalam pangan adalah mirisetin, quersetin, luteolin, apigenin, genistein dan krisin
Silalahi,2006.
Universitas Sumatera Utara
Flavonoid memiliki sifat antioksidan. Senyawa ini berperan sebagai penangkap radikal bebas karena mengandung gugus hidroksil. Flavonoid bersifat
sebagai reduktor sehingga bertindak sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas. Flavonoid banyak terdapat di dalam tumbuhan. Konsumsi banyak sayur-
sayuran dan buah-buahan yang kaya akan flavonoid akan menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner Silalahi,2006.
2.4.3 BHT
Gambar 2.1. Rumus Bangun BHT Butylated Hydroxytoluen mempunyai berat molekul 220,35 dengan rumus
bangun C
15
H
24
O. Butylated Hydroxytoluen mengandung tidak kurang dari 99,0. Pemerian: Hablur padat, putih; bau khas, lemah. Kelarutan: Tidak larut dalam air
dan propilen glikol, mudah larut dalam etanol, kloroform dan eter. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik Ditjen POM, 1995.
2.5 Metode DPPH