Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

Pelaksanaan percepatan pembangunan yang diselenggarakan sejak tahun 2001 hingga saat ini telah mulai menunjukkan hasil nyata dengan peningkatan serapan tenaga kerja melalui investasi yang masuk dan pembangunan infrastruktur yang akan mendorong peningkatan tersebut. Secara umum lapangan usaha yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Pertanian, Jasa dan Industri Pengolahan.Masyarakat petani terdiri atas nelayan, petani yang menanam padi, hortikultura dan ternak serta perkebunan rakyat. Lapangan usaha jasa yang dominan merupakan aktifitas perdagangan komoditi unggulan hasil pertanian dan produk kerajinan industri rumah tangga, disamping jasa lainnya seperti pengangkutan, komunikasi dan perbankan lembaga keuangan. Industri pengolahan meliputi industri yang berbasis hasil perikanan tangkap.

3.2 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

3.2.1 Latar Belakang BPS

Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan dan masa orde baru. Masa sebelum kemerdekaan dibagi kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan pemerintahan Jepang. 1. Masa Pemerintahan Belanda a. Pada bulan Februari 1920, kantor statistic pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan Direktur Van Landbouw Nijerverheid en Handel yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengelola dan mempublikasikan data statistic. b. Pada bulan Maret 1923, dibentuk salah satu komisi untuk badan statistika yang nggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejuh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistika Indonesia. c. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistika CKS atau kantor statistika dan pindah ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistika perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen IUA yang sekaramg disebut kantor bead an cukai. 2. Masa Pemerintahan Jepang a. Pada bulan Juni 1944, Pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistika yang utamanya diarhkan untuk memenuhi kebutuhan perang dan militer b. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomobu Chosasitsu Gunseikanbu. 3. Masa kemerdekaan Republik a. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistika ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Jogyakarta sebagai konsekuensi linggarjati. Sementara ini pemerintah Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS b. Berdasarkan surat edaran Kementerian Kemakmuran, tanggal12 Juni 1950 No.219 S.C,KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada di bawah dan bertanggung jawb kepada menteri kemakmuran. c. Dengan surat menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P44, lembaga KPS berada di bawah tanggung jawab menteri perekonomian. Selenjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 Desember 1953 No. 18.009M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagaian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggara tata usah yang disebut Afdeling B. d. Dengan keputusan RI No.131 tahun 1957, kementerian Perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdagangan dan perindustrian. Untuk selanjutnya kepurusan Presiden RI No.172 tahun 1957,terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistika yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada di bawah perdana menteri. 4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang a. Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanan dan evaluasi pembangunan, maka untukmendapaykan statistika yang handal, lengkap. Tepat, akurat, dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistik. b. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi,yaitu: 1. Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1968 tentang orgnisasi BPS 2. Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1980 tentang organisasi BPS 3. Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 1992 tentang organisasi BPS dan keputusan presiden No.6 tahun 1992 tenteng kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistika. 4. Undang-Undang No.16 tahun 1997 tentang Statistika 5. Keputusan Presiden RI No.86 tentang BPS 6. Keputusan Kepala BPS No.100 tahun 1998 tentang organisasi dan tenaga kerja BPS. 7. PP No.51 tahun 1999 tentang penyelenggaran statistik. c. Tahun 1968 ditetapkan Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dn daerah. Tahun 1980 Peraturan Pemerintah No.16 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No.6 tahun 1968. Berdasarkan peraturan Pemerintah No.6 tahun 1968 di tiap propinsi terdapat perwkilan BPS dengan nama kantor statistik propinsi. Di KabupatenKotamadya terdapat cbang perwakilan BPS dengan nama kantor statistik KabupatenKotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistic sebagai pengganti undang-undang No. 6 dan 7 tenang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.2.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

1. Visi Badan Pusat Statistik Mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dab teknologi informasi yang mutahir. 2. Misi Dalam menunjang pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik bermutu dan handal, efektif dan efesien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan Badan Pusat Statistik dalam kehidupan masyarakat.

3.2.3 Program Pengembangan Statistik

Untuk mewujudkan pembangunan statistik, Badan Pusat Statistik membagi ke dalam 4 pokok, yaitu : 1. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik 2. Program penyempurnaan sistem informasi 3. Program pendidikan dan pelatihan aparatur negara 4. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara.

3.3 Ruang Lingkup Kegiatan Badan Pusat Statistik