Peramalan Tingkat Produksi Karet Rakyat Pada Tahun 2011 Di Kabupaten Tapanuli Tengah Berdasarkan Data Tahun 1998 - 2009

(1)

PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI KARET RAKYAT PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH BERDASARKAN DATA TAHUN 1998 -

2009

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

AFANDI M SIREGAR

082407014

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

PERSETUJUAN

Judul :PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI KARET

RAKYAT PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH BERDASARKAN DATA TAHUN 1998 - 1999

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : AFANDI M SIREGAR

Nomor Induk Mahasiswa : 082407014

Program Studi : D-3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Mei 2011

Diketahui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Djenda Djudjur Ginting, MS NIP. 19620901 198803 1 002 NIP : 19470819 197710 1 001


(3)

PERNYATAAN

PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI KARET RAKYAT PADA

TAHUN 2011 DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

BERDASARKAN DATA TAHUN 1998 - 2009

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2011

AFANDI M SIREGAR

082407014


(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Statistika FMIPA USU.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak terwujud apabila tidak mendapat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, M.Sc (CTM), SpA(K), Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Sutarman, M.Sc, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D dan Dra. Mardiningsih, M.Si, Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU.

4. Drs. Faigiziduhu Bu’ulőlő, M.Si dan Drs. Suwarno Arriswoyo, Ketua dan Sekretaris

Program Studi D-III Statistika.

5. Drs. Djenda Djujur Ginting, MS, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mendorong dan memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Ayahanda J.H Siregar dan Ibunda N. Manik yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi lewat doa maupun nasehat. Dan selalu sabar dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya tercinta.

7. Teman sekamar kost yang juga teman seperjuangan Rudi Lumban Gaol

8. Dan juga kepada semua teman – teman yang ada di D3 statistik FMIPA USU Medan. Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan penuh kasih penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini.

Medan, Mei 2011


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul i

Persetujuan ii

Pernyataan iii Penghargaan iv

Daftar Isi v Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Pembatasan Masalah 2

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 2

1.5 Lokasi Penelitian 3 1.6 Metodologi Penelitian 4

1.7 Sistematika Penelitian 6

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 2.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan 8

2.2 Jenis – Jenis Peramalan 9

2.3 Defenisi Metode Peramalan 12

2.3.1 Pengertian Metode Peramalan 12 2.3.2 Jenis – Jenis Metode Peramalan 12

2.3.3 Metode Pemulusan (Smoothing) 13

2.4 Metode Peramalan Yang Digunakan 16

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 21

3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Tengah 21 3.1.1 Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Tapanuli Tengah 21 3.1.2 Lokasi dan Keadaan Geografis 26

3.1.3 Penduduk 26

3.2 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik 28

3.2.1 Latar Belakang BPS 28

3.2.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik 32

3.2.3 Program Pengembangan Statistik 32

3.3 Ruang Lingkup Kegiatan Badan Pusat Statistik 33 3.3.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 33

3.3.2 Tata Kerja Badan Pusat Statistik 34


(6)

3.4 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 35

3.4.1 Tugas Bagian Tata Usaha 36

3.4.2 Tugas Bidang Statistik Produksi 37

3.4.3 Tugas Bidang Statistik Bidang Distribusi 37

3.4.4 Tugas Bidang Pengolahan Data 38

3.4.5 Tugas Bidang Statistik Kependudukan 38

3.4.6 Tugas Bidang Neraca Wilayah dan Analisa 39

BAB 4 ANALISA DATA 41

4.1 Data Yang Akan Diolah 41

4.2 Metode Smoothing Eksponensial Linear Satu Parameter Dari Brown 42

4.3 Peramalan Produksi Karet di Kabupaten Tapanuli Tengah 59

4.4 Ukuran Ketepatan Metode Peramalan dengan α = 0,3 60

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 64 5.1 Pengenalan Microsoft Excel 64

5.2 Langkah – langkah Memulai Microsoft Excel 65

5.2.1 Mengaktifkan Microsoft Excel 65

5.2.2 Tampilan Microsoft Excel 66

5.3 Metode Eksponensial Satu Parameter dari Brown 67

5.4 Pembentukan Grafik 71

BAB 6 PENUTUP 74

6.1 Kesimpulan 74 6.2 Saran 75

DAFTAR PUSTAKA 76 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Data Produksi Karet Rakyat di Kabupaten Tapanuli Tengah 28 Tabel 4.2 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

Dengan α = 0,1 48 Tabel 4.3 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

Dengan α = 0,2 49 Tabel 4.4 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

Dengan α = 0,3 50

Tabel 4.5 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

Dengan α = 0,4 51

Tabel 4.6 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

Dengan α = 0,5 52

Tabel 4.7 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

Dengan α = 0,6 53

Tabel 4.8 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

Dengan α = 0,7 54

Tabel 4.9 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

Dengan α = 0,8 55

Tabel 4.10 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

Dengan α = 0,9 56

Tabel 4.11 Perbandingan Ukuran Ketepatan Metode Peramalan 58 Tabel 4.1.2 Peramalan Produksi Karet Rakyat di Kabupaten Tapanuli Tengah

Periode Tahun 2011 – 2012 60 Tabel 4.1.3 Nilai Kesalahan 63


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 5.1 Awal Microsoft Excel 65 Gambar 5.2 Tampilan Microsoft Excel 66 Gambar 5.3 Pengisian Data Pada Microsoft Office Excel 68 Gambar 5.4 Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linear Satu Parameter dari brown

Menggunakan α = 0,3 Pada Microsoft Office Excel 70

Gambar 5.5 Tampila Chart 72 Gambar 5.6 Chat Untuk Memilih Range Data 73


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tapanuli Tengah merupakan daerah yang yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar untuk sector pertanian, perkebunan, pertambangan dan perikanan. Salah satu komoditi dari perkebunan adalah karet. Daerah ini juga merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagi petani karet.

Luas perkebunan karet milik swasta di kabupaten Tapanuli Tengah lebih kecil dibanding jumlah luas perkebunan karet rakyatnya. Meskipun luas perkebunan rakyat lebih besar, tetapi hasil produksinya hampir sama dengan milik perkebunan swasta yang luasnya masih di bawah kebun rakyat. Karena jika tingkat produksi karet milik perkebunan rakyat meningkat, efeknya adalah kesejahteraan rakyat di Kabupaten Tapanuli Tengah akan meningkat. Kendala perkebunan rakyat itu umumnya adalah disebabkan minimnya modal yang dimiliki, hingga mereka tidak bisa membeli pupuk dan bibit unggul. Tidak hanya masalah modal, tetapi perawatan, pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM) petani yang masih rendah.


(10)

Melihat hal itu penulis tertarik untuk meramalkan tingkat produksi karet milik rakyat yang saat ini tingkat produksinya hampir sama dibandingkan dengan perkebunan milik swasta meskipun luas tanah lebih besar milik rakyat. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut, maka penulis membuat tugas akhir ini dengan judul tulisan yaitu “Peramalan Tingkat Produksi Karet Rakyat pada tahun 2011 di Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan data tahun 1998 – 2009”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi masalah adalah berapa besar jumlah produksi karet rakyat yang dihasilkan di Kabupaten Tapanuli Tengah di Tahun 2011 ini dan bagaimana upaya pemerintah untukmeningkatkan produktivitas karet rakyat.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis membatasi masalah hanya peramalan tingkat produksi karet rakyat pada tahun 2011 di Kabupaten Tapanuli Tengah Berdasarkan data tahun 1998 – 2009.


(11)

Adapun tujuan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah untukmengetahui berapajumlah produksi karet di Kabupaten Tapanuli Tengah dan melihat perbandingannya dengan jumlah hasil produksi para petani. Dari hasil tersebut diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pembaca maupun pemerintah daerah dalam melakukan tindakan – tindakan selanjutnya yang nantimya dibutuhkan.

Manfaat penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: Bagi penulis :

1. Melatih penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan sehingga menunjang kesiapan untuk terjun ke dunia kerja.

2. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program D3 statistik di FMIPA USU Medan

Bagi jurusan :

Agar dapat dijadikan sebagai bahan studi kasus bagi pembaca dan acuan bagi mahasiswa serta dapat memberikan bahan referensi bagi pihak perpustakaan sebagai bahan bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca dalam hal ini mahasiswa yang lainnya.

Bagi Kabupaten Tapanuli Tengah :

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang tepat dan dapat mengetahui pula seberapa besar banyaknya produksi karet rakyat 2011.


(12)

1.5 Lokasi Penelitian

Pengumpulan data mengenai peramalan mengenai tingkat produksi karet rakyat pada tahun 2011 di Kabupaten Tapanuli Tengah berdsarkan data tahun 1998 – 2009 di kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis untuk penelitian ini adalah : 1. Metode pengumpulan data :

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan dengan mencatat

data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statstik Provinsi Sumatera Utara Medan. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka- angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.


(13)

Pengolahan data produksi karet Tahun 1998 – 2009 di Kabupaten Tapanuli Tengah dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) Eksponensial Ganda yaitu metode Pemulusan Linear Satu Parameter dari Brown sebagai berikut :

a. Menentukan Smoothing Pertama (S’t ) S’t = αXt + (1-α) S’t1

S’t : Smoothing pertama periode t Xt : Nilai aktual periode t

S’t1 = Smoothing pertama periode t-1

α : Taraf Nyata

b. Menentukan Smoothing Kedua (S’’t ) S’’t = α S’t + (1-α) S’’t −1

S’’t1 : Smoothing kedua periode t-1

c. Menentukan Besarnya Konstanta at = 2S’t - S’’t

d. Menentukan Besarnya Slope (bt) bt =

α α


(14)

e. Menentukan Ramalan Ft+m = at + btm

f. Untuk mencari nilai MSE, maka harus ditentukan dahulu nilai dari e (kesalahan) dan e2 (kesalahan kuadrat)

et = (Xt- Ft) et 2 = (Xt- Ft)2

Selanjutnya penulis menggunakan rumus – rumus di atas yang disajikan pada metode pemulusan (smoothing) Eksponensial ganda yaitu metode Pemulusan Linier Satu Parameter dari Brown untuk mengolah data Produksi Karet Tahun 1998 – 2009 di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kemudian penulis akan menggunakan metode di atas untuk

mengolah data tersebut menggunakan α dimulai dari α = 0,1 sampai dengan α = 0,9 di

mana penulis akan menggunakan langsung rumus – rumus di atas pada α = 0,1 dan

selanjutnya sampai dengan α = 0,9 akan disajikan dalam bentuk tabel hingga ditemukan

dengan α berapa yang terbaik digunakan yaitu yang menghasilkan nilai MSE yang


(15)

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sisitematika penulisan yang dibuat penulis adalah anatara lain: Bab 1 : Pendahuluan

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Metodologi penelitian, dan analisis yang digunakan.

Bab 2 : Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang konsep dan definisi tentang pengertian peramalan, jenis-jenis peramalan, metode peramalan dan metode peramalan yang digunakan.

Bab 3 : Gambaran Umum

Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai objek penelitian.

Bab 4 : Analisis Data

Bab ini berisikan tentang metode pemulusan ganda (Double Eksponensial Smoothing) yaitu : Metode Linear satu Parameter dari Brown.


(16)

Bab 5 : Implementasi Sistem

Bab ini menjelaskan tentang program yang dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh. Program ini berfungsi sebagai pengolahan data, sehingga akan menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Program yang digunakan adalah Microsoft Excel.

Bab 6 : Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan hasil dan kesimpulan dari pembahasan serta sasaran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat.


(17)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan

Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sering terjadi senjang waktu (lime lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang (lead time) ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan ini tidak diperlukan. Jika waktu tenggang ini panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung pada faktor-faktor yang dapat diketahui, maka perencanaan dapat memegang peranan penting. Oleh karena itu, peramalan diperlukan karena adanya perbadaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan dengan waktu pelaksanaan kegiatan tersebut.

Perspektif pada peramalan mungkin sama beragamnya dengan pandangan setiap kelompok metode ilmiah yang dianut oleh pengambil keputusan. Orang awam mungkin mempertanyakan seberapa jauh validitas dan efektifitas disiplin ilmu yang bertujuan


(18)

menduga keadaan masa depan yang tidak pasti. Kemajuan ilmu pengetahuan telah meningkatkan pengertian mengenai berbagai aspek lingkungan dan akibat banyak peristiwa yang dapat diramalkan. Ditambah lagi dengan pengenalan komputer yang meluastelah memungkinkan tersedianya perangkat lunak bagi teknik peramalan kuantitatif dengan cepat. Dengan diimbangi oleh perestasi perangkat lunak dan perangkat keras seperti itu, data dapat diolah untuk menjelaskan keadaan ekonomi, misalanya pendapatan perkapita dan sebagainya. Pada umumnya kegunaan peramalan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai alat bantu dalam perencanaan yang efektif dan efesien. 2. Untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang. 3. Untuk membuat keputusan yang tepat.

Dari uraian di atas dapat lah dikatakan bahwa peramalan merupakan dasar untuk suatu perencanaan dan pengambilan keputusan . Namun demikian, peramalan selalu ada kesalahan sehingga diperlikan metode-metode peramalan yang tepat untuk mendapatkan kesalahan yang sekecil mungkin.

2.2 Jenis-jenis Peramalan

Ada terdapat beberapa jenis peramalan, tergantung dari segimana kita melihatnya, Apa bila dilihat berdasarkan sifat peramalan dibagi atas dua macam yaitu:


(19)

1. Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut : a. Tersedianya informasi tentang masa lalu.

b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.

c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang.

Peramalan kuantitatif dibedakan atas : 1) Metode deret berkala (time series) yaitu:

a. Metode pemulusan (smoothing) b. Metode box Jenkins

c. Metode proyeksi trend dengan regresi 2) Metode kausal, yaitu:

a. Metode regresi dan korelasi b. Metode ekonometrik c. Metode input output 2. Peramalan Kualitatif

Metode peramalan kualitatif atau teknologis, di lain pihak, tidak memerlukan data yang serupa seperti metode peramalan kuantitatif. Input yang dibutuhkan tergantung pada metode tertentu dan biasanya merupakan hasil dari pemikiran intuitif, perkiraan (judgment), dan pengetahuan yang telah didapat. Biasanya dilakukan dengan pendekatan pendekatan teknologis, tetapi pendekatan teknologi sering kali memerlukan input dari sejumlah orang terlatih secara khusus.


(20)

a. Metode ekploratis b. Metode normatif

Jika dilihat dari sifat penyusunannya maka peramalan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya.

2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan dari masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam penganalisaan tersebut.

Dan jika dilihat dari jangka waktu yang disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam pula, yaitu:

1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester.

2. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan untuk jangka waktu kurang dari satu setengah tahun atau tiga semester.

Pada penyusunan tugas akhir ini, peramalan yang digunakan penulis adalah peramalan kuantitatif.


(21)

2.3 Defenisi Metode Peramalan

2.3.1 Pengertian metode peramalan

Metode peramalan adalah cara untuk memperkirakan atau mengestimasi secara kuantitatif dan kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan berdasarkan data yang relevan pada masa lalu.

Sedangkan kegunaan peramalan ini adalah untuk memperkirakan secara sisitematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan demikian metode peramalan yang diharapkan dapat memberikan objektifitas yang lebih besar.

2.3.2 Jenis-jenis Metode Peramalan

Peramalan kuantitatif dapat dibedakan atas:

1. Metode peramalan yang didasarkan pada penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu yang merupakan deret berkala (time series). Metode peramalan yang termasuk dalam jenis ini adalah:

a. Metode pemulusan (smoothing) b. Metode Box Jenkins

c. Metode Proyeksi trend dengan regresi

2. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang akan


(22)

mempengaruhinya, yang bukan waktunya yang disebut dengan metode korelasi atau sebab akibat (metode kausal). Metode peramalan yang termasuk dalam jenis ini adalah:

a. Metode regresi dan korelasi b. Metode ekonometrik c. Metode input output

2.3.3 Meode Pemulusan (Smoothing)

Metode pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan atau pemulusan terhadap data masa lalu yaitu dengan mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun menaksir nilai pada tahun yang akan dating.

Secara umum pemulusan (smoothing) dapat digolongkan menjadi beberapa bagian :

1.Metode perataan (average) a. Nilai Tengah (Mean)

b. Rata-rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average) c. Rata-rata bergerak ganda (Double Moving Average) d.Kombinasi Rata-rata bergerak lainnya.

2.Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial a. Pemulusan Ekspoknensial Tunggal

1. Satu Parameter 2. Pendekatan Aditif


(23)

Pendekatan ini memiliki kelebihan yang nyata dalam hal nilai α yang

dapat berubah secara tak terkendali, dengan adanya perubahan dalam pola datanya.

b. Pemulusan Eksponensial Ganda

1) Metode Linear Satu Parameter dari Brown

S’t = α Xt+ (1-α) S”t1

S”t = α S’t+ (1-α) S”t−1

at = S’t+ (S’t- S”t) = 2 S’t- S”t bt =

α α

1 ( S’t- S”t) Ft+m = at+ btm

Di mana :

S’t = nilai Pemulusan Eksponensial Tunggal (Single Eksponensial Smoothing Value)

S”t = nilai Eksponensial Ganda (Double Eksponensial Smoothing Value)

α = parameter Pemulusan Eksponensial

at, bt = konstanta pemulusan

Ft+m = hasil peramalan untuk m period eke depan yang akan diramalkan 2) Metode ini digunakan untuk peramaln data yang bersifat trend.


(24)

bt = γ (St+ St1) + (1 – γ) bt1, Ft+m= St+ btm

c. Pemulusan Eksponensial Triple

1. Pemulusan Kwadratik Satu Parameter Dari Brown

Dapat digunakan untuk meramalkan data dengan suatu pola trend dasar, bentuk pemulusan yang lebih tinggi dapat digunakan bila dasar pola datanya adalah kuadratik, kubik atau orde yang lebih tinggi. 2. Metode kecenderungan dan Musiman Tiga Parameter dari Winter.

Metode ini merupakan salah satu dari beberapa metode pemulusan eksponensial yang dapat menangani musiman.

d. Pemulusan Eksponensial Menurut Klasifikasi Pegels Bentuk umum dari metode pemulusan eksponensial adalah:

Di mana:

Ft−1 = Ramalan untuk periode mendatang

α = Parameter eksponensial yang besarnya 0<α<1

Xt = Nilai actual pada periode-t Ft = Ramalan pada periode-t


(25)

2.4 Metode Peramalan yang digunakan

Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan digunakan metode peramalan yang tepat. Dalam meramalkan tingkat produksi karet rakyat pada tahun 2011 di Kabupaten Tapanuli Tengah, maka penulis menggunakan metode smoothing eksponensial ganda yaitu “Smoothing Eksponensial Satu Parameter dari Brown”.

Metode ini merupakan metode linier yang yang dikemukakan oleh Brown. Dasar pemikiran dari metode Smoothing Eksponensial Satu Parameter dari Brown adalah serupa dengan rata-rata bergerak linier, karena kedua milai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data sebenarnya. Bila terdapat unsure trend, perbedaan nilai pemulusan tunggal dan ganda dapat ditambahkan kepada pemulusan ganda dan disesuaikan untuk trend. Persamaan yang dipakai dalam pelaksanaan Smoothing Eksponensial Satu Parameter dari Brown adalah sebagai berikut :

S’t = α Xt+ (1-α) S”t1………(2-1)

S”t = α S’t+ (1-α) S”t−1...(2-2) at = S’t+ (S’t- S”t) = 2 S’t- S”t………..(2-3) bt =

α α

1 ( S’t- S”t)………..(2-4)

Ft+m = at+ btm……….………..(2-5) Di mana :


(26)

S”t = nilai Eksponensial Ganda (Double Eksponensial Smoothing Value)

α = parameter Pemulusan Eksponensial

at, bt = konstanta pemulusan

Ft+m = hasil peramalan untuk m period eke depan yang akan diramalkan

Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan rumus di bawah ini :

c = XT=1- FT=1………(2-6)

e2= (XT=1- FT=1) 2

……….(2-7)

Akhir persamaan (2-5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m period eke muka dari t. Ramalan untuk m period eke muka adalah at di mana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t ditambah m kali komponen kecenderungan bt. Bila semua hasil hitungan telah didapat, maka semua data yang telah didapat dimasukkan ke dalam contoh table Smoothing Eksponensial Ganda Satu Parameter darhi Brgown berikut ini :


(27)

Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linear Satu Parameter Dari Brown Pada Data Produksi Karet Rakyat di Kabupaten Tapanuli Tengah Pada Tahun

(1)

Tahun

(2)

Periode (tahun)

(3)

Produksi Karet Rakyat

(4)

Pemulusan Eksponensial Tumggal

(5)

Pemulusan Eksponensial Tunggal

(6)

Nilai at

(7)

Nilai bt

(8)

Nilai F= at+ bt(m)

Bila m=1

1998 1 X1 (2-1) (2-2) - - -

1999 2 X2 … … (2-3) (2-4) -

2000 3 X3 … … ... … (2-5)

2001 4 X

4 … … … … …

2002 5 X5 … … … … …

- - - … … … … …


(28)

N N Xn … … … ... …

Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramaln time series, metode peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi criteria ketetapan ramalan. Kriteria ini berupa Mean Absolute Deviation (MAD).

Berikut ini adalah ketetapan ramalan beberapa criteria yang digunakan untuk menguji nilai ramalan yhaitu :

a. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Square Error) dirumuskan dengan:

b. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Percentage Error), dirumuskan dengan :

c. Kesalahan Persentase (Persentage Error) dirumuskan dengan : MSE =

n F X n

i

i i

=

1

2 ) (

MAPE = n

PE n

i i

=1/ /

PE =

  

 −

i i i

X F X


(29)

d. Nilai Tengah Deviasi Absolute (Mean Absolute deviation), dirumuskan :

e. Jumlah Kuadrat kesalahan (Sum Square Error), dirumuskan dengan :

Di mana :

XiFi = Kesalahan pada periode ke-i

Xi = Data actual pada period eke-i

Fi = Nilai ramalan pada periode ke-i

n = Banyaknya periode waktu MAD =

n F X n

i

i i

=

1

/ /

SSE =

= −

n

i

i

i F

X

1

2 ) (


(30)

BAB III

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Tengah

3.1.1 Latar Balakang Terbentuknya Kabupaten Tapanuli Tengah

Wilayah Tapanuli Tengah dahulu dikuasai oleh Kolonial Inggris. Namun dengan Traktat London tanggal 17 Maret 1824, Inggris Menyerahkan Sumatera kepada Belanda, dan sebagai imbalannya Belanda memberikan Semananjung Melayu. Pada saat itu lah Inggris menyerahkan Barus dan Singkil kepada Belanda. Selanjutnya Belanda memasukkan Teluk Tapian Nauli dalam wilayah Residen Sumetera Barat yang beribukota padang.

Pada tahun 1859 daerah jajahan Belanda meluas ke daerah Silindung, dan meluas lagi ke daerah toba pada tahun 1883. Oleh karena adanya perluasan wilayah tersebut, pemerintah Belanda mengeluarkan Staadblad No.193 tahun 1884 yang menentukan teritorial bari di Keresidenan Tapanuli untuk lebih memperkokoh strategi pembagian dan perluasan wilayah.


(31)

Keresidenan Tapanuli pada saat itu dibagi atas 4 afdeling. Salah satu diantaranya ialah afdeling Sibolga yang meliputi 4 onder afdeling, yaitu :

1. Sibolga dan daerah sekitarnya 2. Distrik Batang Toru

3. Barus dan Pakkat 4. Singkil

Sejak keluarnya Staadblad no 496 tahun 1906 status Tapanuli yang tadinya bagian dari Sumatera Barat beralih menjadi di bawah Gubernur Sumatera yang berkedudukan di Medan. Selanjutnya wilayah keresidenan Tapanuli Tengah dibagi dalam 5 afdeling, yaitu: 1. Afdeling Natal dan Batang Toru

2. Afdeling Sibolga dan Batang Toru 3. Afdeling Padang Sidempuan 4. Afdeling Nias

5. Afdeling Tanah Batak.

Afdeling Sibolga diperintah oleh seorfang Contraleur dengan wilayah meliputi 13 Kakurian yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Kuria. Pada saat itu onder Afdeling Barus masih termasuk Afdeling Tanah Batak. Dengan keluarnya Staadblad No.93 tahun 1993 maka sebagian Onder Afdeling Barus digabung ke Afdeling Sibolga dan sebagian lagi masuk Afdeling dataran-dataran tinggi Toba. Selanjutnya dengan Stadblad No.563 tahun 1937 Onder Afdeling Barus keseluruhannya dimasukkan ke Afdeling Sibolga di


(32)

mana berdasarkan Staadblad tersebut keresidenan-keresidenan Tapanuli dibagi atas 4 Afdeling, yaitu :

1. Afdeling Sibolga 2. Afdeling Nias 3. Afdeling Sidimpuan 4. Afdeling Tanah Batak

Yang termasuk dalam Afdeling Sibolga adalah : 1. Onder Distrik Sibolga

2. Onder Distrik Lumut 3. Onder Distrik Lumut

Sedangkan Sorkam berada dalam lingkungan Distrik Barus. Pada kenyatannya, apa yang disebut daerah tingkat II Tapanuli Tengah adalah pencerminan dari pembagian wilayah yang diatur dengan Staadblad No.563 tahun 1937 tersebut.

Pada zaman Jepang khsusnya system pemerintahan keresidenan Tapanuli Lebih dititikberatgkan pada strategi pertahanan misalnya Heiho, Gyugun, Kaygon Heiho dan bdan-badan lainnya. Setelah Proklamasi kemrdekaan Republik Indonesia, maka pada tanggal 15 Oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera Mr. T. Mohd. Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah otonom bawahan dan penyusunan pemerintahan daerah kepada masing-masing Residen. Bahkan telah dipertegas lagi dengan PP. No.8 tahun 1947 yang menetapkan bahwa kabupaten yang dibentuk oleh Residen sekaligus menjadi daerah otonom. Pada permulaan kemerdekaan, Residen Tapanuli Dr. F.Ltobing yang


(33)

berkedudukan di Tarutung, demgan dasar telegram Gubernur Sumatera tanggal 12 Oktober 1945 tentang pembentukan kepala-kepala Luha (Bupati) Sibolga.

Selanjutnya pada bulan Juni 1946 melalui siding Komite Nasional Daerah Keresidenan Tapanuli dibentuk Kabupaten Tanah Batak. Khususnya untuk Kota Sibolga, dengan surat keputusan Gubernur pada tanggal17 Mei 1946, Kota Sibolga dijadikan Kota Administratif yang dipimpin oleh seorang Walikota yang pada saat itu dirangkap oleh Bupati Kabupaten Sibolga, maka pada tanggal 17 November 1947 dibentuk sebuah Dewan Kota.

Pada Tahun 1946 Tapanuli Tengah mulai dibentuk kecamatan-kecamatan untuk menggantikan Sistem Pemerintahan Onder Distrik Afdeling pada masa pemerintahan Belanda. Kecamatan pertama sekali dibentuk adalah kecamatn Sibolga, kemudian Lumut dan Barus. Sedangkan kecamatan Sorkam ditetapkan kemudian berdasarkan perintah Residen Tapanuli pada tahun 1947.

Kecamtan Sorkam dipisah dari Barus berdasarkan kepada ketentuan yang menyatakan bahwa setiap Kabupaten harus minimal mempunyai dua kewedanan sedang satu kewedanan minimal mempunyai dua kecamatan. Demikianlah sejarahnya maka Tapanuli Tengah mempunyai 4 kecamatan ketika itu. Saat ini kabupaten Tapanuli Tengah telah memiliki 15 kecamatan, yakni:

1. Kecamatan Pinangsori 2. Kecamatan Badiri


(34)

3. Kecamatan Sibabangun 4. Kecamatan Pandan 5. Kecamatan Tukka 6. Kecamatan Tapian Nauli 7. Kecamtan Sitahuis 8. Kecamatan Kolang 9. Kecamatan Sorkam 10. Kecamatan Sorkam Barat 11. Kecamatan Barus

12. Kecamatan Sosor Gadong 13. Kecamatan Andam Dewi 14. Kecamatan Manduamas, dan 15. Kecamatan Sirandorung

Pada masa Undang-Undang dasar 1945, Konstitusi RIS dan Undang-Undang Sementara 1950, system pemerintahan yang tidak mengadakan perubahan atas bentuk dan batas-batas wilayah Tapanuli Tengah yang ada sebelumnya. Dengan Undang-Undang Darurat No.7 tahun 1956, Sumatera Utara dibentuk Daerah Otonom Kabupaten, kecuali Kabupaten Dairi (yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.4/1964).

Salah satu kabupaten yang disebutkan dalam Undang-Undang darurat tersebut ialah Tapanuli Tengah yang pada saat itu masih meliputi wilayah Kota Madya Daerah Tingkat


(35)

II Sibolga sekarang ini. Tetapi dengan Undang-Undang Darurat No.8 tahun 1986 tentang pembukaan daerah otonom kota-kota besar terbentuklah Kotapraja Sibolga yng pada saat ini dikenal sebagai Kotamadya Sibolga.

3.1.2 Lokasi dan Keadaan Geografis

Kabupaten Tapanuli Tengah terletak pada 1011’00’’ - 2022’0’’LU dan 98°07’ - 98°12’ BT dan terletak di atas permukaan laut pada 0 – 1266m. Tapanuli Tengah memiliki luas wilayah 6.194,98 km² yang terdiri atas darat 2.194,98 km² dan laut 4.000 km². Wilayah Tapanuli Tengah berbatasan di sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Singkil (Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam), disebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Bharat, disebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, serta disebelah Barat dengan Kota Sibolga dan Samudera Indonesia.

3.1.3 Penduduk

Penduduk Tapanuli Tengah tahun 2006 berjumlah 297.846 jiwa dengan kepadatan penduduk 136 jiwa per km². Laju pertumbuhan penduduk periode tahun 2000-2005 sebesar 1,86% per tahun. Komposisi penduduk di Tapanuli Tengah yaitu 50,20% laki-laki dan 49,80%. Pada tahun 2005, lapangan usaha yang paling banyak mengalami


(36)

peningkatan menyerap tenaga kerja di perusahaan swasta adalah sub sektor industri pengolahan.

Penduduk Tapanuli Tengah terdiri atas multi etnik yaitu suku Batak, Minang, Jawa - Madura, Bugis, Cina, Aceh, Melayu, Sunda, dan lain-lain, dengan mayoritas suku Batak. Kerukunan, keamanan, ketertiban dan toleransi dalam semangat gotong-royong yang terjalin dan terbina selama ini membuat Tapanuli Tengah semakin kondusif dan tangguh secara sosial kemasyarakatan dalam menyikapi globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu cepat. Persoalan mendasar masyarakat Tapanuli Tengah, seperti halnya daerah lain di Kawasan Barat Sumatera Utara secara ekonomi selama ini adalah kemiskinan dan pengangguran.

Adapun keterbatasan yang melingkupi persoalan tersebut adalah Topografi wilayah Tapanuli Tengah yang berbukit (Bukit Barisan), keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan pengelolaan sumberdaya alam, keterbatasan infrastruktur, keterbatasan akses informasi dan keterbatasan arus modal.

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah berupaya untuk mengatasi persoalan tersebut dengan percepatan pembangunan dan menaikkan pertumbuhan ekonomi daerah terutama melalui investasi baik investasi pemerintah maupun swasta untuk menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan konsep pembangunan TAPANULI GROWTH.


(37)

Pelaksanaan percepatan pembangunan yang diselenggarakan sejak tahun 2001 hingga saat ini telah mulai menunjukkan hasil nyata dengan peningkatan serapan tenaga kerja melalui investasi yang masuk dan pembangunan infrastruktur yang akan mendorong peningkatan tersebut.

Secara umum lapangan usaha yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Pertanian, Jasa dan Industri Pengolahan.Masyarakat petani terdiri atas nelayan, petani yang menanam padi, hortikultura dan ternak serta perkebunan rakyat. Lapangan usaha jasa yang dominan merupakan aktifitas perdagangan komoditi unggulan hasil pertanian dan produk kerajinan / industri rumah tangga, disamping jasa lainnya seperti pengangkutan, komunikasi dan perbankan / lembaga keuangan. Industri pengolahan meliputi industri yang berbasis hasil perikanan tangkap.

3.2 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

3.2.1 Latar Belakang BPS

Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan dan masa orde baru. Masa sebelum kemerdekaan dibagi kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan pemerintahan Jepang.


(38)

a. Pada bulan Februari 1920, kantor statistic pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan (Direktur Van Landbouw Nijerverheid en Handel) yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengelola dan mempublikasikan data statistic.

b. Pada bulan Maret 1923, dibentuk salah satu komisi untuk badan statistika yang nggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejuh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistika Indonesia.

c. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistika (CKS) atau kantor statistika dan pindah ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistika perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (IUA) yang sekaramg disebut kantor bead an cukai.

2. Masa Pemerintahan Jepang

a. Pada bulan Juni 1944, Pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistika yang utamanya diarhkan untuk memenuhi kebutuhan perang dan militer

b. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomobu Chosasitsu Gunseikanbu.


(39)

a. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistika ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia) Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Jogyakarta sebagai konsekuensi linggarjati. Sementara ini pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS

b. Berdasarkan surat edaran Kementerian Kemakmuran, tanggal12 Juni 1950 No.219/ S.C,KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah dan bertanggung jawb kepada menteri kemakmuran.

c. Dengan surat menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P/44, lembaga KPS berada di bawah tanggung jawab menteri perekonomian. Selenjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 Desember 1953 No. 18.009/M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagaian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggara tata usah yang disebut Afdeling B.

d. Dengan keputusan RI No.131 tahun 1957, kementerian Perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdagangan dan perindustrian. Untuk selanjutnya kepurusan Presiden RI No.172 tahun 1957,terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistika yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada di bawah perdana menteri.


(40)

4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang

a. Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanan dan evaluasi pembangunan, maka untukmendapaykan statistika yang handal, lengkap. Tepat, akurat, dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistik.

b. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi,yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1968 tentang orgnisasi BPS 2. Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1980 tentang organisasi BPS 3. Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 1992 tentang organisasi BPS dan keputusan presiden No.6 tahun 1992 tenteng kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistika.

4. Undang-Undang No.16 tahun 1997 tentang Statistika 5. Keputusan Presiden RI No.86 tentang BPS

6. Keputusan Kepala BPS No.100 tahun 1998 tentang organisasi dan tenaga kerja BPS.

7. PP No.51 tahun 1999 tentang penyelenggaran statistik.

c. Tahun 1968 ditetapkan Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dn daerah. Tahun 1980 Peraturan Pemerintah No.16 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No.6 tahun 1968. Berdasarkan peraturan Pemerintah No.6 tahun 1968 di tiap propinsi terdapat perwkilan BPS dengan nama kantor statistik propinsi. Di Kabupaten/Kotamadya terdapat cbang perwakilan BPS dengan


(41)

nama kantor statistik Kabupaten/Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistic sebagai pengganti undang-undang No. 6 dan 7 tenang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.2.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

1. Visi

Badan Pusat Statistik Mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dab teknologi informasi yang mutahir.

2. Misi

Dalam menunjang pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik bermutu dan handal, efektif dan efesien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan Badan Pusat Statistik dalam kehidupan masyarakat.


(42)

3.2.3 Program Pengembangan Statistik

Untuk mewujudkan pembangunan statistik, Badan Pusat Statistik membagi ke dalam 4 pokok, yaitu :

1. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik 2. Program penyempurnaan sistem informasi

3. Program pendidikan dan pelatihan aparatur negara

4. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara.

3.3 Ruang Lingkup Kegiatan Badan Pusat Statistik

3.3.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintah non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab ke pada Presiden (kepres Nomor 86 tahun 1998), dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kepada beberapa ketentuan perundangan :

1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik

2. Keputusan Presiden Nomor 86 tahun 1998 Badan Pusat Statistik


(43)

Berdasarkan Keptusan Presiden Nomor 86 tahun 1998 dalam menyelenggarakan Statistik dasar melaksanakan koordinasi dan kerja sama serta mengembangkan dan membina Statistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik :

1. Perumusan Kebijaksanaaan nasional di bidang Statistik 2. Penyelenggaraan Statistik dasar

3. Menyusun rencana dan program nasional di bidang Statistik

4. Koordinasi dan kerja sama Statistik dengan instansi pemerintah, lembaga, organisasi, perorangan, dan unsur masyarakat lainnya.

5. Pelayanan data dan informasi serta hasil Statistik kepada pemerintah masyarakat secara berkala dan sewaktu-waktu baik dari hasil penyelenggara Statistik

6. Pembinaan Penyelenggaraan Statistik, responden dan penggunaan Statistik

7. Pembinaan sumber daya manusia di lingkungan BPS, pembinaan, pengendalian dan pengawasan administrasi dan di lingkungan BPS.

3.3.2 Tata Kerja Badan Pusat Statistik

Para deputi wajib melaksanakan koordinasi dan kerja sama teknis Statistik di dalam dan di luar negeri sesuai dengan bidang dan tugas mereka masing-masing. Kemudian para deputi melaporkan kepada kepala BPS. Setiap pimpinan satuan unit organisasi kelompok jabatan fungsional lingkungan BPS dalam melaksanakan tugas wajib menerapkankan prinsip koordinasi, integrasi, baik dalam lingkungan masing-masing satuan unit


(44)

organisasi di lingkungan BPS, maupun dengan instansi lain dari luar BPS sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing.

3.3.3 Alasan Pemakaian Badan Pusat Statistik

Mengingat semakin meningkatnya jumlah data yang diolah, sehingga perlu dibantu oleh suatu alat pengolahan data yaitu komputer. BPS adalah suatu instansi pemerintah Indonesia yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Dengan semakin beragamnya jenis Statistik yang diperlukan BPS secara lanjut harus meremajakan pengolahan data baik perangkat lunak maupun pengolahan.

3.4 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Sebagaimana dimuat dalam lampiran struktur organisasi kantor pada Badan Pusat Statistik Sunatera Utara dipimpin oleh seorang kepala yang dibantu oleh bagian tata usaha.

Di samping itu kepala dibagi oleh bagian tata usaha yang terdiri dari : 1. Sub Bagian Urusan Dalam

2. Sub Bagian Perlengkapan 3. Sub Bagian Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian


(45)

Sedangkan bidang penunjang Statistik diagi menjadi 5 bagian : 1. Bidang Statistik Produksi

2. Bidang Statistik Distribusi

3. Bidang Statistik Pengolahan Data 4. Bidang Statistik Kependudukan 5. Neraca Wilayah dan Analisa

Setiap bidang mempunyai tugas-tugas yaitu :

1. Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan Statistik pertganian, industri serta statistik Konstruksi Pertambangan dan Energi

2. Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas melaksxanakan kegiatan Statistik demografi dan rumah tangga, Statistik ketenagakerjaan serta Statistik kesejahteraan 3. Bidang Statistik Pengolahan Data mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

penyediaan data, Penyusunan sistem dan program serta operasi pengolahan data dengan komputer

4. Sedangkan bidang wilayah dan analisa mempunyhai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan neraca produksi, netraca konsumsi, dan akuntansi penyajian dalam analisis serta kegiatan penerangan Statistik.


(46)

3.4.1 Tugas Bagian Tata Usaha

1. Menyusun program tahunan

2. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi data usaha keuangan, perbendaharaan, verifikasi da pembukuan

3. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaraan berbagai pelatihan teknis dan pelatihan administrasi

4. Mengatur dan melaksanakan urusan pelayanan administrasi lainnya kepada semua pihak satuan kerja di lingkungan Kantor Statistik Propinsi

5. Membantu kepala kantor statistik propinsi dalam pengendalian kegiatan dan pengendalian anggaran.

6. Menyusun laporan kegiatan secara berkala

7. menyelesaikan tugas yang diberikan secara langsungoleh atasan.

3.4.2 Tugas Bidang Statistik Produksi

1. Menyusun program tahunan

2. Mengatur keikutsertaan program latihan yang diselenggarakan oleh pusat di Bidang Statistik Produksi

3. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan


(47)

4. Mengatgur dan melaksanakan penerimaan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik produksi

5. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihan

6. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur menyiapkan pengolahan data statistik produksi melalui komputer sesuai dengan yang ditetapkan.

3.4.3 Tugas Bidang Statistik Distribusi

1. Menyusun program kerja tahunan

2. Membantu kepala kantor statistik, propinsi atau pimpinan proyek/pimpinan bagi proek statistik

3. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat peletihan serta mengatur penjatahan pelatihan

4. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjutan dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik distribusi

5. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik secara sederhana sesuai dengan yang telah ditetapkan.

6. Menyusun laporan kegiatan bidang secara berkala dan sewaktu-waktu.

3.4.4 Tugas Bidang Pengolahan Data


(48)

2. meneliti jenis data yang diteliti melalui komputer dan bersama-sama dengan bidang yang bersangkutan serta menentukan sistem pengolahan dengan komputer

3. Mengatur pembuatan sistem program pelaksanaan penyiapan data dan oprasi pengolahannya

4. Mengatur dean melaksanakan penerimaan dokumen yang diolah dengan komputer 5. Mengatur dan melaksanakan tugas yang langsung diberikan oleh atasan.

3.4.5 Tugas Bidang Staistik Kependudukan

1. Menyusun program kerja tahunan bidang kependudukan

2. Melaksanakan statistik demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, kesejahteraan rakyat dan statistik kependudukan lainnya yang ditentikan

3. mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperflukan untuk pelaksanaanlapangan

4. Melakukan pembinaan,pengamatan lanjut dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik kependudukan

5. Mengatur dan menyiapkan dokumen dan hasil pengolahan statistik kependudukan melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan.


(49)

3.4.6 Tugas Bidang Neraca Wilayah dan Analisa

1. Menyusun program kerja tahunan

2. Menyusun dan melaksanakn penerangan kegiatan statistik baik kepada masyarakat, instansi lainnya maupun media masa.


(50)

BAB IV

ANALISA DATA

Analisa dimaksud untuk menentukan sifat-sifat statistika dari waktu ke waktu, sehingga dapat ditetapkan suatu model penduga atau peramalan yang tepat serta dapat digunakan untuk meramalkan produksi karet rakyat pada tahun 2011 di Kabupaten Tapanuli Tengah.

4.1 Data Yang Akan Diolah

Data yang dibutuhkan dalam menganalisis pada Tugas Akhir ini adalah data produksi karet rakyat Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan data pada tahun 1998-2009. Data tersebut disusun dalam bentuk table sebagai berikut :


(51)

Tabel 4.1 Data Produksi Karet Rakyat di Kabupaten Tapanuli Tengah

No Tahun Produksi Karet (Ton)

1 1998 13.000,22

2 1999 13.834,00

3 2000 16.483,40

4 2001 15.802,00

5 2002 15.902,00

6 2003 14.786,00

7 2004 16.243,00

8 2005 16.524,00

9 2006 16.628,00

10 2007 16.864,57

11 2008 17.064,81

12 2009 18.090,00


(52)

Grafik : Produksi Karet di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 1998 - 2009

4.2 Metode Smoothing Eksponensial Linear Satu Parameter dari Brown

Dari data di atas produksi karet rakyat di Kabupaten Tapanuli Tengah penulis menggunakan metode pemulusan (Smoothing) eksponensial ganda yaitu Metode Linear Satu Parameter dari Brown. Tahap pertama dari perhitungan ini adalah perhitungan pemulusan eksponensial tunggal. Pada saat t = 1, nilai-nilai tersebut tihdak tersedia. Jadi nilai-nilai ini menggunakan suatu nilai rata-rata dari beberapa nilai pertama sebagai titik awal. Dengan menggunakan rumus (2-1) yaitu sebagai berikut :


(53)

Untuk α = 0,1 maka dapat dihitung :

Tahun 1998 (S’1) = 13.000,22 (Data awal)

Tahun 1999 (S’2) = 0,1 (13.834,00) + (1-0,1) 13.000,22 S’2 = 13.083,60

Tahun 2000 (S’3) = 0,1 (16.483,40) + (1-0,1) 13.083,60 S’3 = 13.423,58

Dan seterusnya

Hasil S’t dapat dilihat pada table 4.2

Dan pada tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan tersebut yaiyu mencari pemulusan eksponensial ganda dengan menggunakan rumus persamaan (2-2) yaitu :

Maka dapat dihitung :

Tahun 1999 (S”2 ) = 0,1 (13.083,60) + (1-0,1) 13.000,22 S”2 = 13.008,56

Tahun 2000 (S”3 ) = 0,1 (13.423,58) + (1-0,1) 13.008,56 S”3 = 13.056,06

Tahun 2001 (S”4) = 0,1 (13.661,42) + (1-0,1) 13.056,06 S”t = α S’t+ (1-α) S”t1


(54)

S”4 = 13.111,20 Dan seterusnya

Hasil S”t dapat dilihat pada table 4.2

Selanjutnya dicari nilai at dengan menggunakan rumus pada persamaan (2-3) yaitu :

Maka nilai at dapat dihitung :

Tahun 1999 (a2) = 2 (13.083,60)-13.008,56 a2 = 13.158,64

Tahun 2000 (a3) = 2 (13.423,58)-13.050,06 a3 = 13.797,10

Tahun 2001 = 2 (13.661,42)-13.111,20 a4 = 14.211,64

Dan seterusnya

Hasil at dapat dilihat pada table 4.2


(55)

Tahap selanjutnya adalah menghitung nilai bt dengan menggunakan rumus pada persamaan (2-4) yaitu :

Maka nilai bt dapat dihitung (α = 0,1) Tahun 1999 (b2) =

1 , 0 1

1 , 0

− (13.083,60-13.008,56)

b2 = 8,34 Tahun 2000 (b3) =

1 , 0 1

1 , 0

− (13.423,58-13.056,06)

b3 = 41,50 Tahun 2001 (b4) =

1 , 0 1

1 , 0

− (13.661,42-13.111,20)

b4 = 61,13 Dan seterusnya

Hasil bt dapat dilihat pada table 4.2

bt =

α α −


(56)

Dari perhitungan at dan bt di atas dapat ditentukan ramalan produksi karet. Untuk itu tahap selanjutnya adalah dengan menggunakan persamaan (2-5) :

Tahun 2000 dengan m = 1 (F3) = 13.158,64 +8,34 (1) F3 = 13.166,98

Tahun 2001 dengan m = 1 (F4) = 13.797,10 + 41,50 (1) F4 = 13.838,60

Tahun 2002 dengan m = 1 (F5) = 14.211,64 + 61,13 (1) F5 = 14.272,77

Dan seterusnya

Hasil Ft dapat dilihat pada table 4.2

Untuk mencari nilai MSE, maka harus ditentukan dahulu nilai dari e (kesalahan) dan e2 (kesakahan kuadrat) dengan menggunakan rumus :


(57)

Tahun 2000 (e3) = 16.483,40 – 13.166,98

e3 = 3.316,42

Tahun 2001 (e4) = 15.802,00 – 13.858,60 e4 = 1.943,40

Tahun 2002 (e5) = 15.902,00 – 14.272,77 e5 = 1.629,23

Dan seterusnya

Hasil et dapat dilihat pada table 4.2

Selanjutnya data yang dibutuhkan untuk menghitung nilai MSE adalah et 2. Dari nilai e tiap-tiap periode di atas, dapat dikuadratkan menjadi :

Tahun 2000 (e3 2) = 10.998.641,62 Tahun 2001 (e4 2) = 3.776.803,56 Tahun 2002 (e5 2) = 2.654.390,39 Dan seterusnya

Hasil et 2 dapat dilihat pada table 4.2


(58)

Dengan perhitungan yang sama, maka dapat ditentukan nilai smoothing

eksponensial tunggal, ganda, dan ramalan yang akan dating untuk α = 0,1 sampai dengan α = 0,9 yang ditampilkan pada table 4.2 sampai tabel 4.10


(59)

Tabel 4.2 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

α = 0,1

Periode Tahun Produksi

karet (Ton) S't S”t at bt Ft +m et et

2 1 1.998 13.000,22 13.000,22 13.000,22 2 1.999 13.834,00 13.083,60 13.008,56

13.158,64 8,34

3 2.000 16.483,40 13.423,58 13.050,06

13.797,10 41,50

13.166,98 3.316,42 10.998.668,15 4 2.001 15.802,00 13.661,42 13.111,20

14.211,64 61,14

13.838,60 1.963,40 3.854.945,06 5 2.002 15.902,00 13.885,48 13.188,62

14.582,33 77,43

14.272,78 1.629,22 2.654.354,81 6 2.003 14.786,00 13.975,53 13.267,31

14.683,75 78,69

14.659,76 126,24 15.936,34 7 2.004 16.243,00 14.202,28 13.360,81

15.043,74 93,50

14.762,44 1.480,56 2.192.067,16 8 2.005 16.524,00 14.434,45 13.468,17

15.400,72 107,36

15.137,24 1.386,76 1.923.102,91 9 2.006 16.628,00 14.653,80 13.586,74

15.720,87 118,56

15.508,09 1.119,91 1.254.202,04 10 2.007 16.846,57 14.873,08 13.715,37

16.030,79 128,63

15.839,43 1.007,14 1.014.321,77 11 2.008 17.064,81 15.092,25 13.853,06

16.331,45 137,69

16.159,42 905,39 819.722,65 12 2.009 18.090,00 15.392,03 14.006,96

16.777,10 153,90

16.469,14 1.620,86 2.627.199,95 Jumlah 27.354.520,85


(60)

Tabel 4.3 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

α = 0,2

Periode Tahun Produksi

karet(Ton) S't S”t at bt Ft +m et et

2

1

1.998 13.000,22 13.000,22 13.000,22

2

1.999 13.834,00 13.166,98 13.033,57

13.300,38 33,35

3

2.000 16.483,40 13.830,26 13.192,91

14.467,61 159,34 13.333,73 3.149,67 9.920.408,51 4

2.001 15.802,00 14.224,61 13.399,25

15.049,97 206,34 14.626,95 1.175,05 1.380.741,56 5

2.002 15.902,00 14.560,09 13.631,42

15.488,76 232,17 15.256,31 645,69 416.917,95 6

2.003 14.786,00 14.605,27 13.826,19

15.384,35 194,77 15.720,92 (934,92) 874.084,38 7

2.004 16.243,00 14.932,82 14.047,51

15.818,12 221,33 15.579,12 663,88 440.733,39 8

2.005 16.524,00 15.251,05 14.288,22

16.213,88 240,71 16.039,44 484,56 234.794,46 9

2.006 16.628,00 15.526,44 14.535,87

16.517,02 247,64 16.454,59 173,41 30.070,29 10

2.007 16.846,57 15.790,47 14.786,79

16.794,15 250,92 16.764,66 81,91 6.708,72 11

2.008 17.064,81 16.045,34 15.038,50

17.052,18 251,71 17.045,07 19,74 389,66 12

2.009 18.090,00 16.454,27 15.321,65

17.586,89 283,15 17.303,89 786,11 617.974,27 Jumlah 13.922.823,20


(61)

Tabel 4.4 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

α = 0,3

Periode Tahun Produksi

karet(Ton) S't S”t at bt Ft +m et et

2 1 1.998 13.000,22 13.000,22 2 1.999 13.834,00 13.250,35 13.075,26

13.425,45 75,04

3 2.000 16.483,40 14.220,27 13.418,76

15.021,77 343,50 13.500,49 2.982,91 8.897.764,00 4 2.001 15.802,00 14.694,79 13.801,57

15.588,00 382,81 15.365,28 436,72 190.728,38 5 2.002 15.902,00 15.056,95 14.178,18

15.935,72 376,61 15.970,81 (68,81) 4.735,15 6 2.003 14.786,00 14.975,67 14.417,43

15.533,90 239,24 16.312,33 (1.526,33) 2.329.690,81 7 2.004 16.243,00 15.355,87 14.698,96

16.012,77 281,53 15.773,15 469,85 220.761,50 8 2.005 16.524,00 15.706,31 15.001,16

16.411,45 302,20 16.294,30 229,70 52.760,53 9 2.006 16.628,00 15.982,81 15.295,66

16.669,97 294,50 16.713,65 (85,65) 7.336,36 10 2.007 16.846,57 16.241,94 15.579,54

16.904,34 283,88 16.964,46 (117,89) 13.899,21 11 2.008 17.064,81 16.488,80 15.852,32

17.125,28 272,78 17.188,22 (123,41) 15.230,80 12 2.009 18.090,00 16.969,16 16.187,37

17.750,95 335,05 17.398,06 691,94 478.781,16 Jumlah 12.211.687,89


(62)

Tabel 4.5 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

α = 0,4

Periode Tahun Produksi

karet(Ton) S't S”t at bt Ft +m et et

2 1 1.998

13.000,22 13.000,22 13.000,22 2 1.999

13.834,00 13.333,73 13.133,62

13.533,84 133,40

3 2.000

16.483,40 14.593,60 13.717,61

15.469,58 583,99

13.667,24 2.816,16 7.930.734,62 4 2.001

15.802,00 15.076,96 14.261,35

15.892,57 543,74

16.053,57 (251,57) 63.289,28 5 2.002

15.902,00 15.406,98 14.719,60

16.094,35 458,25

16.436,30 (534,30) 285.481,28 6 2.003

14.786,00 15.158,59 14.895,20

15.421,98 175,59

16.552,60 (1.766,60) 3.120.871,60 7 2.004

16.243,00 15.592,35 15.174,06

16.010,64 67,94

15.597,57 645,43 416.581,12 8 2.005

16.524,00 15.965,01 15.490,44

16.439,58 316,38

16.078,59 445,41 198.393,25 9 2.006

16.628,00 16.230,21 15.786,35

16.674,07 295,91

16.755,96 (127,96) 16.374,75 10 2.007

16.846,57 16.476,75 16.062,51

16.891,00 276,16

16.969,97 (123,40) 15.228,55 11 2.008

17.064,81 16.711,98 16.322,30

17.101,66 259,79

17.167,16 (102,35) 10.475,08 12 2.009

18.090,00 17.263,19 16.698,65

17.827,72 376,36

17.361,44 728,56 530.796,84 Jumlah 12.588.226,35


(63)

Tabel 4.6 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

α = 0,5

Periode Tahun Produksi

karet(Ton) S't S”t at bt Ft +m et et

2 1 1.998 13.000,22 13.000,22 13.000,22 2 1.999 13.834,00 13.417,11 13.208,67

13.625,56 208,45

3 2.000 16.483,40 14.950,26 14.079,46

15.821,05 870,80 13.834,00 2.649,40 7.019.320,36 4 2.001 15.802,00 15.376,13 14.727,79

16.024,46 648,33 16.691,85 (889,85) 791.824,12 5 2.002 15.902,00 15.639,06 15.183,43

16.094,70 455,64 16.672,80 (770,79) 594.124,93 6 2.003 14.786,00 15.212,53 15.197,98

15.227,08 14,55

16.550,33 (1.764,33) 3.112.873,58 7 2.004 16.243,00 15.727,77 15.462,87

15.992,66 264,89 15.241,64 1.001,37 1.002.731,86 8 2.005 16.524,00 16.125,88 15.794,38

16.457,39 331,50 16.257,55 266,45 70.994,77 9 2.006 16.628,00 16.376,94 16.085,66

16.668,22 291,28 16.788,89 (160,89) 25.886,50 10 2.007 16.846,57 16.611,76 16.348,71

16.874,80 263,05 16.959,50 (112,93) 12.754,30 11 2.008 17.064,81 16.838,28 16.593,50

17.083,07 244,79 17.137,85 (73,04) 5.335,09 12 2.009 18.090,00 17.464,14 17.028,82

17.899,46 435,32 17.327,86 762,14 580.860,45 JUMLAH 13.216.705,96


(64)

Tabel 4.7 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

α = 0,6 Periode Tahun Produksi

karet(Ton) S't S”t at bt Ft +m et et

2 1 1.998 13.000,22 13.000,22 13.000,22 2 1.999 13.834,00 13.500,49 13.300,38

13.700,60 300,16

3 2.000 16.483,40 15.290,24 14.494,29

16.086,18 1.193,91

14.000,76 2.482,64 6.163.521,23 4 2.001 15.802,00 15.597,29 15.156,09

16.038,49 661,80

17.280,09 (1.478,09) 2.184.748,87 5 2.002 15.902,00 15.780,12 15.530,51

16.029,73 374,41

16.700,29 (798,29) 637.274,46 6 2.003 14.786,00 15.183,65 15.322,39

15.044,90 (208,12)

16.404,14 (1.618,14) 2.618.381,72 7 2.004 16.243,00 15.819,26 15.620,51

16.018,01 298,12

14.836,79 1.406,21 1.977.437,82 8 2.005 16.524,00 16.242,10 15.993,47

16.490,74 372,95

16.316,13 207,87 43.211,53 9 2.006 16.628,00 16.473,64 16.281,57

16.665,71 288,10

16.863,70 (235,70) 55.552,22 10 2.007 16.846,57 16.697,40 16.531,07

16.863,73 249,50

16.953,82 (107,25) 11.501,69 11 2.008 17.064,81 16.917,85 16.763,13

17.072,56 232,07

17.113,23 (48,42) 2.344,06 12 2.009 18.090,00 17.621,14 17.277,94

17.964,34 514,80

17.304,62 785,38 616.816,91 JUMLAH 14.310.790,52


(65)

Tabel 4.8 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

α = 0,7 Periode Tahun Produksi

karet(Ton) S't S”t at bt Ft +m et et

2 1 1.998

13.000,22 13.000,22 13.000,22 2 1.999

13.834,00 13.583,87

13.408,77

13.758,96 408,55

3 2.000

16.483,40 15.613,54

14.952,11

16.274,97 1.543,34

14.167,51 2.315,89 5.363.337,23 4 2.001

15.802,00 15.745,46

15.507,46

15.983,47 555,35

17.818,31 (2.016,31) 4.065.495,53 5 2.002

15.902,00 15.855,04

15.750,76

15.959,31 243,31

16.538,81 (636,81) 405.532,53 6 2.003

14.786,00 15.106,71

15.299,93

14.913,50 (450,84)

16.202,62 (1.416,62) 2.006.814,92 7 2.004

16.243,00 15.902,11

15.721,46

16.082,77 421,53

14.462,66 1.780,34 3.169.613,09 8 2.005

16.524,00 16.337,43

16.152,64

16.522,23 431,18

16.504,30 19,70 388,10 9 2.006

16.628,00 16.540,83

16.424,37

16.657,29 (543,46)

16.953,41 (325,41) 105.891,98 10 2.007

16.846,57 16.754,85

16.655,71

16.853,99 231,33

16.113,82 732,75 536.919,34 11 2.008

17.064,81 16.971,82

16.876,99

17.066,66 221,28

17.085,32 (20,51) 420,77 12 2.009

18.090,00 17.754,55

17.491,28

18.017,81 614,29

17.287,94 802,06 643.304,82 JUMLAH 16.297.718,29


(66)

Tabel 4.9 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

α = 0,8 Periode Tahun Produksi

karet(Ton) S't S”t at bt Ft +m et et

2 1 1.998 13.000,22

13.000,22 13.000,22

2 1.999 13.834,00

13.667,24 13.533,84

13.800,65 533,62

3 2.000

16.483,40

15.920,17 15.442,90

16.397,43 1.909,06

14.334,27 2.149,13 4.618.768,35 4 2.001 15.802,00

15.825,63 15.749,09

15.902,18 306,18

18.306,50 (2.504,50) 6.272.512,24 5 2.002 15.902,00

15.886,73 15.859,20

15.914,25 110,11

16.208,36 (306,36) 93.859,29 6 2.003 14.786,00

15.006,15 15.176,76

14.835,53 (102,37)

16.024,37 (1.238,37) 1.533.550,15 7 2.004 16.243,00

15.995,63 15.831,85

16.159,40 655,10

14.733,17 1.509,83 2.279.592,04 8 2.005 16.524,00

16.418,33 16.301,03

16.535,62 469,18

16.814,50 (290,50) 84.391,46 9 2.006 16.628,00

16.586,07 16.529,06

16.643,07 228,03

17.004,80 (376,80) 141.976,10 10 2.007 16.846,57

16.794,47 16.741,39

16.847,55 212,33

16.871,10 (24,53) 601,66 11 2.008 17.064,81

17.010,74 16.956,87

17.064,61 215,48

17.059,88 4,93 24,31 12 2.009 18.090,00

17.874,15 17.690,69

18.057,60 733,82

17.280,10 809,90 655.943,36 JUMLAH 15.681.218,95


(67)

Tabel 4.10 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown

α = 0,9 Periode Tahun Produksi

karet(Ton) S't S”t at bt Ft +m et et

2 1 1.998

13.000,22 13.000,22 13.000,22 2 1.999

13.834,00 13.750,62 13.675,58

13.825,66 675,36

3 2.000

16.483,40 16.210,12 15.956,67

16.463,58 2.281,09

14.501,02 1.982,38 3.929.814,61 4 2.001

15.802,00 15.842,81 15.854,20

15.831,43 (102,47)

18.744,66 (2.942,66) 8.659.263,18 5 2.002

15.902,00 15.896,08 15.891,89

15.900,27 37,70

15.728,96 173,04 29.944,13 6 2.003

14.786,00 14.897,01 14.996,50

14.797,52 (895,40)

15.937,96 (1.151,96) 1.327.022,51 7 2.004

16.243,00 16.108,40 15.997,21

16.219,59 1.000,71

13.902,12 2.340,88 5.479.703,43 8 2.005

16.524,00 16.482,44 16.433,92

16.530,96 436,71

17.220,31 (696,31) 484.840,69 9 2.006

16.628,00 16.613,44 16.595,49

16.631,40 161,57

16.967,67 (339,67) 115.375,55 10 2.007

16.846,57 16.823,26 16.800,48

16.846,03 204,99

16.792,97 53,60 2.872,86 11 2.008

17.064,81 17.040,65 17.016,64

17.064,67 216,16

17.051,02 13,79 190,07 12 2.009

18.090,00 17.985,07 17.888,22

18.081,91 871,59

17.280,83 809,17 654.758,21 Jumlah 20.683.785,24


(68)

Selanjutnya dihitung nilai MSE untuk α = 0,1 dengan rumus sebagai berikut :

Di mana : Σ(Xt- Ft)

2

= 27.354.520,85

n = 10

MSE =

10 85 , 520 . 354 . 27

= 2.735.452,09 MSE =

n F X n

i

i i

=

1

2 ) (


(69)

Tabel 4.11 Perbandingan Ukuran Ketepatan Metode Peramalan

α MSE

0,1 2.735.452,09 0,2 1.392.282,32 0,3 1.221.168,79 0,4 1.258.822,64 0,5 1.321.670,60 0,6 1.431.079,05 0,7 1.629.771,83 0,8 1.568.121,90 0,9 2.068.378,52 Sumber : Perhitungan

Dari tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa yang menghasilkan nilai MSE yang minimum

atau yang terkecil yaitu pada nilai parameter pemulusan α = 0,3 yaitu dngan nilai MSE =


(70)

4.3 Peramalan Produksi Karet di Kabupaten Tapanuli Tengah

Setelah diketahui bahwa error yang terdapat pada model data di atas maka dilakukan peramalan nilai produksi karet di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2011 dan tahun 2012 dengan menggunakan persamaan :

Setelah diperoleh model peranalan nilai produksi karet di Kabupaten Tapanujli Tengah, maka dapat dihitung untuk dua periode ke depan untuk tahun 2011 dan tahun 2012. Sebelumnya dihitung terlebih dahulu untuk tahun 2010 karena sumber data yang diperoleh belum keluar dari BPS (Badan Pusat Statistik). Seperti yang tertera di bawah ini :

Untuk periode ke- 13 (Tahun 2010) Ft+m = 17.750,95 + 335,05 (m )

Ft+m = 17.750,95 + 335,05 ( 1 )

F12+1 = 18.086,00 Ton

F13 = 18.086,00 Ton


(71)

Untuk periode ke- 14 (Tahun 2011) Ft+m = 17.750,95 + 335,05 (m )

Ft+m = 17.750,95 + 335,05 ( 2 )

F12+2 = 18.421,05 Ton

F14 = 18.421,05 Ton

Tabel 4.12 Peramalan Produksi Karet Rakyat di Kabupaten Tapanuli Tengah Periode Tahun 2011 – 2012

Tahun Periode Forcasting

2011 14 18.421,05 Ton

Sumber : Perhitungan

4.4 Ukuran Ketepatan Metode Peramalan dengan α = 0,3

Nilai-nilai kesalahan yang diperoleh dari data peramalan di atas adalah : 1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error) adalah

MSE =

n F X n

i

i i

=

1

2 ) (


(72)

=

10 85 , 520 . 354 . 27

= 2.735.452,09

2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Percentage Error), dirumuskan dengan :

MAPE = n PE n

i

i

=1/ /

=

10

65

,

41

= 4,17

3. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Percentage Error), dirumuskan dengan :

MPE =

n

PE

n

i t

=1

=

10

27

,

16


(73)

4. Jumlah Kuadrat Kesalahan (Sum Square Error), dirumuskan dengan :

SSE =

=

n

i

i

i

F

X

1

2

)

(

= 12.211.687,89

5. Jumlah Nilai Tengah Galat Absolute (Mean Absolute Error)

MAE =

=

n

i i

e

1 /n

=

10

21

,

733

.

6


(74)

Tabel 4.13 Nilai Kesalahan Periode Produksi Peramalan Kesalahan Kesalahan

Absolute Kesalahan Kuadrat Kesalahan Persentase Kesalahan Persentase Absolute 1 13.000,22 2 13.834,00 3 16.483,40

13.836,00 2.982,91

2.982,91

8.897.752,07 18,10 18,10

4

15.802,00

16.486,40 436,72

436,72

190.724,36 2,76 2,76

5

15.902,00

15.806,00 (68,72)

68,81

4.734,82 (0,43) 0,43

6

14.786,00

15.907,00 (1.526,33)

1.526,33

2.329.683,27 (10,32) 10,32

7

16.243,00

14.792,00 469,85

469,85

220.759,02 2,89 2,89

8

16.524,00

16.250,00 229,70

229,70

52.762,09 1,39 1,39

9

16.628,00

16.532,00 (85,65)

85,65

7.335,92 (0,52) 0,52

10

16.846,57

16.637,00 (117,89)

117,89

13.898,05 (0,70) 0,70

11

17.064,81

16.856,57 (123,41)

123,41

15.230,03 (0,72) 0,72

12

18.090,00

17.075,81 691,94

691,94

478.780,96 3,82 3,82

JUMLAH

6.733,21


(75)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengenalan Microsoft Excel

Pada penyusunan tugas akhir ini, dalam pengolahan data penulis menggunakan program Microsoft Excel. Dimana Microsoft Excel adalah aplikasi pengolahan angka (spread sheet) yang sangat popular dan canggih saat ini yang dapat digunakan untuk mengatur, menyediakan maupun menganalisa data dan mempresentasikan dalam bentuk tabel, grafik atau diagram.

Excel merupakan produk unggulan dari Microsoft Corporation yang banyak berperan dalam pengelolaan informasi khususnya data yang berbentuk angka. Dihitung, diproyeksikan, dianalisa dan dipresentasikan data pada lembar kerja. Microsoft telah mengeluarkan Excel dalam berbagai versi mulai dari versi 4, versi 5, versi 97, versi 2000 dan sekarang Microsoft Excel 2003 dan Microsoft Excel 2007 atau Microsoft Excel XP.

Lembar kerja (sheet) Excel terdiri dari 256 kolom dan 65536 baris. Perpotongan baris dengan kolom disebut sel (cell). Sel diberi nama menurut posisi kolom dan baris di lokasi sel tersebut berada. Kolom diberi nama dengan huruf mulai dari A,B,C,…,Z Kemudian dilanjutkan AA, AB, AC sampai kolom IV. Sedangkan baris ditandai dengan angka mulai dari 1,2,3...angka 65536.


(76)

5.2 Langkah – langkah Memulai Microsoft Excel 5.21 Mengaktifkan Microsoft Excel

Sebelum mengapliksikan software ni, pastikan bahwa computer terpasang pada program Excel. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Klik tombol start b. Pilih dan klik program

c. Pilih dan klik Microsoft Office, Microsoft Excel

Gambar 5.1 Awal Microsoft Excel


(77)

Gambar 5.2 Tampilan Microsoft Excel

5.3 Implementasi Sistem Peramalan Produksi Karet di Kabupaten Tapanuli Tengah Fungsi dalam excel ditujukan untuk memudahkan pengetian formula yang lazim diperlukan dalam melakukan perhitungan aritmatik dan operasi standar lazim yang sering diulang.

Terdapat banyak fungsi – fungsi statistic yang disediakan oleh Microsoft Excel, diantaranya adalah fungsi average, fungsi standar deviasi, fungsi median, fungsi mean dan masih banyak fungsi statistik lannya.


(1)

Untuk periode ketiga yaitu pada tahun 2000 pada sel I7 dapat dicari dengan menggunakan rumus = C7-H7 sehingga akan menghasilkan nilai 2.982,91 untuk periode selanjutnya maka tinggal menyalin rumus tersebut. 7. Squre Error (e2)

Untuk periode ketiga yaitu tahun 2000 pada sel J7 dapat dicari dengan rumus = I7^2 sehingga akan menghasilkan nilai 8.897.764,00 untuk periode selanjutnya maka tinggal menyalin rumus tersebut.

Hasil yang diperoleh dari Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linear Satu Parameter dari Brown menggunakan α = 0,3 pada data Produksi Karet Rakyat Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 5.4 Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linear Satu Parameter dari Brown Menggunakan α = 0,3 Pada Microsoft Office Excel


(2)

5.4 Pembentukan Grafik

Chart adalah grafik yang dibentuk berdasarkan data pada worksheet. Microsoft excel menyediakan fasilitas yang sangat lengkap untuk membuat aneka bentuk grafik. Langkah – langkahnya :

1. Blok seluruh tabel yang aka dijadikan grafik

2. Pilih menu Insert, kemudian pilah line pada chart. Maka akan tampil seperti gambr di bawah ini :


(3)

3. Lalu pilih jenis chart yang akan ditentukan. Pada bagian ini juga dapat mengedit, menambah atau mengurangi data.


(4)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan sebelumnya pada bab IV maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

a. Bentuk metode peramalan yang dipilih untuk meramalkan data Produksi Karet Rakyat Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan data tahun 1998 – 2009 adalah Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Satu Parameter dari Brown

berdasarkan kriteria MSE terkecil dengan α = 0,3 yaitu dengan nilai 12.211.687,89

b. Bentuk Peramalan dari jumlah Produksi Karet Rakyat Kabupaten Tapanuli Tengah untuk α = 0,3 berdasarkan data Tahun 1998 – 2009 adalah :

Ft+m = 17.750,95 + 335,05 (m )

Dimana m adalah jumlah periode ke depan yang ingin diramalkan (m = 1,2,...,n) c. Nilai ramalan nilai Produksi Karet Rakyat Kabupaten Tapanuli Tengah untuk


(5)

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :

a. Dalam meramalkan jumlah Produksi Karet Rakyat Kabupaten Tapanuli Tengah sebaiknya menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Linear Satu Parameter dari Brown dengan Aplikasi komputer khususnya program Excel.

b. Dengan menganalisis data yang cenderung naik setiap Tahunnya, maka Kabupaten Tapanuli Tengah hendaknya dapat mengambil kebijakan dalam mengambil keputusan agar hasil produksi dapat lebih meningkat lagi.

c. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dalam mengambil kebijakan, metode peramalan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini akan sangat membantu.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Makridakis, S. Wheelwright, S.C. Mc Gee, V.E. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi Kedua. Binarupa Aksara.

Assauri Sofyan. 1984. Teknik dan Metode Peramalan. Jakarta : Universitas Indonesia.

BPS. Tapanuli Tengah Dalam Angka 1998. 1999. 2000. 2001. 2002. 2003. 2004. 2005. 2007. 2008. 2009. 2010. Badan Pusat Statistik.