8
BAB II LANDASAN TEORI
Bab  ini  membahas  kajian  teori,  hasil  penelitian  yang  relevan,  kerangka berpikir,  dan  hipotesis  tindakan.  Kajian  teori  berisi  teori  pembelajaran  yang
relevan,  minat,  prestasi  belajar,  SCL,  PBL,  dan  IPA.  Penelitian  yang  relevan berkaitan dengan penelitian-penelitian tentang minat dan prestasi, serta penelitian
yang menggunakan pendekatan SCL dan model PBL.
A. Kajian Teori
Pada  sub  bab  ini  membahas  mengenai  teori  pembelajaran  yang  relevan, minat, prestasi belajar, SCL, PBL dan IPA.
1. Teori Pembelajaran yang Relevan
Teori  belajar  bermakna  dari  David  Ausubel  menjelaskan  mengenai  konsep belajar  bermakna.  Belajar  bermakna  merupakan  proses  belajar  dimana  informasi
baru dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki seseorang yang sedang belajar  Rusman  2012:  244.  Teori  belajar  Vygotsky  menyatakan  bahwa
perkembangan  intelektual  seseorang  terjadi  pada  saat  seseorang  berhadapan dengan  pengalaman  baru  dan  berusaha  memecahkan  masalah  tersebut  Rusman
2012:  244.  Menurut  Ibrahim  dan  Nur  2000:  19  Vygotsky  meyakini  bahwa interaksi  sosial  dengan  teman  lain  memacu  terbentuknya  ide  baru  dan
memperkaya perkembangan intelektual siswa. Teori  Belajar  Jerome  S.  Bruner  menggunakan  konsep  Scaffolding    dan
interaksi  sosial  di  kelas  maupun  di  luar  kelas.  Scaffolding  adalah  suatu  proses untuk  membantu  siswa  menuntaskan  masalah  tertentu  melampaui  kapasitas
perkembangannya  melalui  bantuan  guru,  teman  dan  orang  lain  yang  memiliki kemampuan lebih Rusman: 2012, 245. Teori belajar Piaget terkenal dengan teori
kognitif  yang  berpengaruh  penting  terhadap  perkembangan  intelektual.  Teori perkembangan  kognitif  Piaget  dibagi  dalam  4  periode  utama  Suyono  dan
Hariyanto:  2011,  83-84.  Tahap  pertama  adalah  tahap  sensori  motor  yang berlangsung  sejak  lahir  hingga  usia  2  tahun.  Tahap  kedua  adalah  tahap  pra
operasional  yang  berlangsung  pada  usia  2-7  tahun.  Tahap  ketiga  adalah  tahap operasional konkrit yang terjadi pada usia 7 sampai dengan 11 tahun. Pada tahap
ini pikiran logis anak mulai berkembang. Anak mulai dapat menggunakan logika yang memadai untuk memahami alam yang berada di sekelilingnya, namun anak
belum menyadari kalau mereka membuat kesalahan. Pada tahapan ini anak sudah dapat  membuat  kesimpulan  dari  sesuatu  pada  situasi  nyata  atau  dengan
menggunakan benda konkret. Dahar 2011: 138 menjelaskan bahwa pada tahapan operasional  konkret  anak  sudah  dapat  menggunakan  logikanya  namun  dengan
menggunakan  bantuan  benda  konkret.  Tahap  yang  terakhir  adalah  tahap operasional yang berlangsung pada anak yang berusia 11 tahun ke atas.
Penelitian  ini  dilakukan  pada  siswa  kelas  IV  Sekolah  Dasar  dengan menggunakan  model  PBL.  Pemberian  masalah  yang  berhubungan  dengan
kehidupan sehari-hari siswa  sesuai dengan teori  belajar  yang disampaikan David Ausubel  mengenai  belajar  bermakna.  Siswa  akan  dibagi  menjadi  beberapa
kelompok  dalam  kegiatan  pembelajaran.  Hal  ini  bertujuan  agar  siswa  dapat mengembangkan  kemampuan  intelektualnya  melalui  interakasi  sosial  sesuai
dengan  teori  belajar  Vygotsky.  Guru  selama  proses  pembelajaran  juga  selalu
memberikan  masukan  dan  siap  membantu  siswa  apabila  terdapat  masalah  yang tidak dapat dipecahkan oleh siswa seperti konsep Scaffolding  dari Bruner. Siswa
kelas  IV  Sekolah  Dasar  kurang  lebih  berumur  10  tahun,  umur  tersebut  menurut teori belajar Piaget ini masuk ke dalam tahap operasional konkret.
2. Minat