Peningkatan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi.

(1)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL SISWA KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI.

Elisabeth Bertha Kusumastuti Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi.Penelitian telah dilaksanakan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang berjumlah 14 terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari dua pertemuan.Teknik pengumpulan data untuk minat paneliti menggunakan kuesioner dan lembar pengamatan yang digunakan untuk mendukung kuesioner sedangkan untuk prestasi belajar diukur dengan soal evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan SCL model PBL meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase minat siswa pada masing-masing siklus. Pada kondisi awal persentase minat siswa sebesar 45% meningkat menjadi 53%. Siklus I ada 2 indikator yang belum mencapai target namun sudah mengalami peningkatan maka peneliti melanjutkan siklus I dengan siklus II. Pada siklus II persentasi minat siswa sebesar 68% dan tercapainya semua target capaian. Prestasi belajar siswa juga meningkat hal ini dilihat dari kenaikan rata-rata kelas dan berkurangnya jumlah siswa yang belum mencapai KKM. Rata-rata kelas sebelum dilakukan penelitian sebesar 66, pada siklus I sebesar 76,53 dan pada siklus II mencapai 80,92. Jumlah siswa yang lulus KKM pada kondisi awal sebesar 63%, pada akhir siklus I mencapai 76,53% dan pada akhir siklus II mencapai 92% dari total jumlah siswa 14.


(2)

ix

ABSTRACT

INTEREST AND PERFORMANCE ENHANCING LEARNING USING IPA SCL PBL MODEL CLASS IV SD KANISIUS NGLINGGI.

Elisabeth Bertha Kusumastuti Sanata Dharma University

2014

This research was aimed to increase interest and achievement on learning science using a SCL approach PBLmodel of fourth grade students SD Kanisius Nglinggi. Research using Classroom Action Research (CAR). The subjects of this research was the fourth grade students in SD Kanisius Nglinggi consisted of 14 students.

This research was conducted in two cycles, the first cycle consisted of three classroom meetings and the second cycle consisted of two classroom meetings. Data collection techniques of this research were interviews, observations, questionnaires, and documentation. The results showed that there was increasing average scores on each of the indicators of interest. Initial conditions mean score of 2.97 indicators pleasure of a scale of 5 increased to 3.51 in the first cycle and increased again to 4.01 in the second cycle. Attention indicator of 2.89 at baseline increased to 3.29 in the first cycle and increased again to 3.78 in the second cycle. Indicators of involvement in the initial conditions of 2.89 increased to 3.39 and increased to 3.91 in the second cycle. Indicators initiative by 2.65 at baseline increased to 3.16 in the first cycle and increased again in the second cycle of 3.80. Student achievement also increases it is seen from the average grade prior to the study was 68.3 in the first cycle reached 73.21 and 75.83 on the second cycle. The number of students who passed the KKM on the initial conditions of 57.89%, at the end of the first cycle reaches 100% and at the end of the second cycle reaches 100% of the total number of 14 students.

Keywords: interest, academic achievement, SCL approach, PBL models and Sains.


(3)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL

PBL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Elisabeth Bertha Kusumastuti

101134073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA

KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI

Disusun oleh :

Elisabeth Bertha Kusumastuti NIM : 101134073

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I,


(5)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA

KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Elisabeth Bertha Kusumastuti

NIM : 101134073

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal : 11 Juni 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji :

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua :G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., ... Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd.,M.A., Ed.D. ... Anggota 1 : Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum ... Anggota 2 : Th. Yunia Setyawan, S.Pd, M.Hum ... Anggota 3 : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ...

Yogyakarta, 11 Juni 2014

Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus kristus yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasihnya yang tak berkesudahan dan selalu menyertai dalam segala hal.

2. Bapak Antonius Widoyo dan Ibu Fransiska Harni yang telah memberikan segala perhatian, kasih sayang, dukungan dan doa.

3. Kakak Yohanes Albert Pramata yang selalu memberi dukungan dan doa 4. Adik Chistina Adica Putri, Margaretha Dias Aprilia, Daniel Edo Adica yang

selalu menghiburku disaat aku merasa lelah.

5. Budhe Rukini yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang. 6. Sahabatku yang selalu mendukungku


(7)

v

HALAMAN MOTTO

“Tidak Ada Pemalas Yang Sukses” (Antonius Widoyo)

“Aku Bisa, Harus Bisa Pasti Bisa” (Sanggar Lare Mentes)

“Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaan pada Tuhan”


(8)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini,saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Elisabeth Bertha Kusumastuti

NIM : 101134069

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA KELAS IV SD

KANISIUS NGLINGGI beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 19 Mei 2014 Yang menyatakan,


(9)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,11 Juni 2014 Peneliti,


(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL SISWA KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI.

Elisabeth Bertha Kusumastuti Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi.Penelitian telah dilaksanakan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang berjumlah 14 terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari dua pertemuan.Teknik pengumpulan data untuk minat paneliti menggunakan kuesioner dan lembar pengamatan yang digunakan untuk mendukung kuesioner sedangkan untuk prestasi belajar diukur dengan soal evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan SCL model PBL meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase minat siswa pada masing-masing siklus. Pada kondisi awal persentase minat siswa sebesar 45% meningkat menjadi 53%. Siklus I ada 2 indikator yang belum mencapai target namun sudah mengalami peningkatan maka peneliti melanjutkan siklus I dengan siklus II. Pada siklus II persentasi minat siswa sebesar 68% dan tercapainya semua target capaian. Prestasi belajar siswa juga meningkat hal ini dilihat dari kenaikan rata-rata kelas dan berkurangnya jumlah siswa yang belum mencapai KKM. Rata-rata kelas sebelum dilakukan penelitian sebesar 66, pada siklus I sebesar 76,53 dan pada siklus II mencapai 80,92. Jumlah siswa yang lulus KKM pada kondisi awal sebesar 63%, pada akhir siklus I mencapai 76,53% dan pada akhir siklus II mencapai 92% dari total jumlah siswa 14.


(11)

ix

ABSTRACT

INTEREST AND PERFORMANCE ENHANCING LEARNING USING IPA SCL PBL MODEL CLASS IV SD KANISIUS NGLINGGI.

Elisabeth Bertha Kusumastuti Sanata Dharma University

2014

This research was aimed to increase interest and achievement on learning science using a SCL approach PBLmodel of fourth grade students SD Kanisius Nglinggi. Research using Classroom Action Research (CAR). The subjects of this research was the fourth grade students in SD Kanisius Nglinggi consisted of 14 students.

This research was conducted in two cycles, the first cycle consisted of three classroom meetings and the second cycle consisted of two classroom meetings. Data collection techniques of this research were interviews, observations, questionnaires, and documentation. The results showed that there was increasing average scores on each of the indicators of interest. Initial conditions mean score of 2.97 indicators pleasure of a scale of 5 increased to 3.51 in the first cycle and increased again to 4.01 in the second cycle. Attention indicator of 2.89 at baseline increased to 3.29 in the first cycle and increased again to 3.78 in the second cycle. Indicators of involvement in the initial conditions of 2.89 increased to 3.39 and increased to 3.91 in the second cycle. Indicators initiative by 2.65 at baseline increased to 3.16 in the first cycle and increased again in the second cycle of 3.80. Student achievement also increases it is seen from the average grade prior to the study was 68.3 in the first cycle reached 73.21 and 75.83 on the second cycle. The number of students who passed the KKM on the initial conditions of 57.89%, at the end of the first cycle reaches 100% and at the end of the second cycle reaches 100% of the total number of 14 students.

Keywords: interest, academic achievement, SCL approach, PBL models and Sains.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat, dan kasih karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan SCL Model PBL Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Nglinggi”.Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta masukan kritik dan saran. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ,. SS., BST., MA., Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, dorongan, semangat serta masukan yang peneliti butuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A.,Ed.D dan Ibu Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech dosen pembimbing kolaboratif yang telah membimbing dan memberikan motivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Th. Yunia Setyawan, S.Pd, M.Hum dan bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. dosen penguji I dan penguji II.


(13)

xi

6. Para dosen validator yang telah melakukan validasi instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

7. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

8. Kepala Sekolah SD Kanisius Nglinggi yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

9. Guru kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

10. Siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang telah membantu kegiatan penelitian sehingga dapat terlaksana dengan lancar.

11. Kedua Orangtua, Bapak Antonius Widoyo dan Ibu Fransika Harni, Yohanes Albert Pratama (Kakak), Christina Adica Putri (Adik), Margaretha Dias Aprilia (Adik), dan Daniel Edo Adica (Adik) dan semua kelurga terima kasih untuk perhatian, kasih sayang, nasehat, dukungan serta doa.

12. Sahabat penelitian kolaboratif Zulfan, Ida, Lukita, Nova yang telah bekerja sama dan selalu memberi motivasi dan masukan.

13. Sahabat yang mendukung penelitian ini baik yang di PGSD dan luar PGSD. 14. Teman-teman kelas D angkatan 2010 terimakasih atas kebersamaannya dan

dukungannnya.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat dituliskan satu per satu.


(14)

xii

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi yang membacanya.

Yogyakarta, 11 Juni 2014 Peneliti


(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Pemecahan Masalah ... 5

F. Batasan Pengertian ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II: LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 8

1. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget ... 8

2. Minat Belajar ... 9

3. Prestasi Belajar ... 14

4. Student Centered Learning ... 19

5. Problem Based Learning ... 20

6. Ilmu Pengetahuan Alam ... 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berfikir ... 31


(16)

xiv BAB III: METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Setting Penelitian ... 36

C. Rencana Tindakan ... 39

D. Pengumpul Data dan Instrumen Penelitian ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Instrumen Pengumpulan Data... 47

G. Validitas dan Reliabilitas ... 58

H. Analisis Data ... 83

BAB IV: DESKRIPSI PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PENELITIAN ... 87

1. Siklus I ... 87

2. Siklus II ... 94

B. HASIL PENELITIAN ... 101

1. Hasil Penelitian Minat ... 101

2. Hasil Prestasi Belajar ... 119

3. Pembahasan ... 130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 158

B. Keterbatasan Penelitian ... 160


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Variabel Penenelitian ... 43

Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Minat ... 44

Tabel 3.4 Rubrik Pengamatan Minat ... 47

Tabel 3.5 Panduan Wawancara Guru ... 49

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner ... 50

Tabel 3.7 Sebaran Item Kuesioner ... 50

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 52

Tabel 3.9 Kisi-kisi Evaluasi Siklus II ... 53

Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I pertemuan 1 ... 54

Tabel 3.11 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I pertemuan 2 ... 55

Tabel 3.12 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I pertemuan 3 ... 56

Tabel 3.13 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus II pertemuan 1 ... 56

Tabel 3.14 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus II pertemuan 2 ... 57

Tabel 3.15Hasil Validasi Silabus Siklus I ... 60

Tabel 3.16Hasil Validasi RPP Siklus I ... 60

Tabel 3.17 Hasil Validasi Soal Evaluasi siklus I ... 61

Tabel 3.18 Hasil Validasi Silabus Siklus II ... 62

Tabel 3.19 Hasil Validasi RPP siklus II ... 63

Tabel 3.20 Hasil validasi Soal Evaluasi Siklus II ... 64

Tabel 3.21 Hasil Penghitungan Uji validasi Empiris Kuesioner ... 65

Tabel 3.22 Perbandingan Item Kuesioner ... 66

Tabel 3.23 Hasil Perhitungan uji validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 67


(18)

xvi

Tabel 3.25 Hasil Perhitungan Uji validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 69

Tabel 3.26Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II sesudah Validasi ... 70

Tabel 3.27 Kualifikasi Reliabilitas ... 72

Tabel 3.28 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 72

Tabel 3.29 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 73

Tabel 3.30 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 73

Tabel 3.31 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I ... 74

Tabel 3.32 Hasil Perhitungan Kesukaran Soal Siklus I ... 75

Tabel 3.33 Kisi-kisi Kesukaran Soal Siklus I ... 76

Tabel 3.34 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Siklus II ... 77

Tabel 3.35 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Siklus II ... 79

Tabel 3.36 Indeks kesukaran Soal Evaluasi siklus I ... 80

Tabel 3.37 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi siklus II ... 80

Tabel 3.38 Bobot Kuesioner ... 83

Tabel 3.39 Kriteria Minat Belajar ... 84

Tabel 4.1 Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siklus I ... 93

Tabel 4.2 Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siklus II ... 100

Tabel 4.3 Data Awal Minat ... 103

Tabel 4.4 Data Minat Siklus I Pertemuan ... 105

Tabel 4.5 Data Minat Siklus I Pertemuan 2 ... 107

Tabel 4.6 Data Minat Siklus I Pertemuan 3 ... 109

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rata-rata Skor Minat Siklus I ... 111

Tabel 4.8 Rangkuman Data Minat ... 112

Tabel 4.9 Data Minat Siklus II Pertemuan 1 ... 114


(19)

xvii

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Rata-rata Skor Minat Siklus II ... 117

Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Minat Siswa Siklus II ... 118

Tabel 4.13 Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 120

Tabel 4.14 Hasil Akhir Afektif Siswa Siklus I ... 121

Tabel 4.15 Hasil Akhir Psikomotor Siswa Siklus I ... 121

Tabel 4.16 Hasil Prestasi Belajar Siklus I ... 123

Tabel 4.17 Hasil Tes Obyektif Siswa Siklus I ... 124

Tabel 4.18 Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ... 125

Tabel 4.19 Hasil Akhir Afektif Siswa Siklus II ... 126

Tabel 4.20 Hasil Akhir Psikomotor Siswa Siklus II ... 126

Tabel 4.21 Hasil Prestasi Belajar Siklus II ... 127

Tabel 4.22 Hasil Tes Obyektif Siswa Siklus II ... 128


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map ... 30

Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Taggart ... 35

Gambar 4.1 Peningkatan Jumlah siswa yang Lulus KKM ... 129

Gambar 4.2 Siswa Menunjukan Rasa Senang ... 137

Gambar 4.3 Perhatian Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 138

Gambar 4.4 Perhatian Siswa Siklus I pertemuan 2 ... 139

Gambar 4.5 Keterlibatan Siswa ... 140

Gambar 4.6 Contoh Kuesioner Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 141

Gambar 4.7 Contoh Kuesioner Siswa Pada Siklus I Pertemuan 2 ... 143

Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi siklus I ... 146

Gambar 4.9 Contoh Hasil Refleksi Siswa Siklus I ... 148

Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi Siklus II ... 149

Gambar 4.11 Contoh Hasil Refleksi Siswa Siklus II ... 151

Gambar 4.12 Kegiatan Mengidentifikasi Masalah ... 153

Gambar 4.13 Merancang Kegiatan Penyelesaian Masalah ... 154

Gambar 4.14 Melaksanakan Kegiatan Penyelesaian Masalah ... 154

Gambar 4.15 Kegiatan Tutorial ... 155

Gambar 4.16 Melanjutkan Kegiatan Penyelesaian Masalah ... 156


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Penelitian ... 164

2. Dokumen Penilaian ... 166

3. Perangkat Pembelajaran ... 168

4. Kuesioner Minat ... 247

5. Lembar Observasi ... 249

6. Panduan Wawancara ... 251

7. Soal Evaluasi siklus I ... 252

8. Soal Evaluasi Siklus II ... 257

9. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 262

10.Validitas Instrumen Penelitian ... 280

11.Hasil Kerja Siswa ... 286


(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pemecahan masalah, batasan pengertian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari bahasa Inggris “Natural

Science” Iskandar (2001:2). Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting, karena IPA mempelajari bumi dan gejala yang terjadi di bumi. Siswa belajar IPA supaya mereka mengenal lingkungan tempat tinggal mereka. Dengan mengenal lingkungan, diharapkan siswa dapat menjaga lingkungan tempat tinggal mereka. IPA juga merupakan salah satu mata pelajaran pokok di Sekolah Dasar, siswa harus mencapai KKM agar mereka dapat melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi.

Surya (2003: 67) berpendapat bahwa minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Siswa perlu memiliki ketertarikan atau minat untuk belajar IPA. Slameto, (2010:58) dan Djamarah, (2002: 132) menyatakan seseorang yang berminat menunjukan perasaan senang,


(23)

perhatian, keterlibatan dan inisiatif. Siswa yang memiliki minat dalam belajar IPA tentu akan mendapatkan prestasi yang baik.

Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang merupakan guru yang mengajar mata pelajaran IPA. Kegiatan wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 21 Oktober 2013 pukul 09.00-09.30. Hasil wawancara dengan guru kelas peneliti mendapatkan informasi ada beberapa siswa yang kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Untuk memperkuat hasil wawancara tersebut peneliti melakukan observasi/pengamatan. Kegiatan observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran IPA mengenai hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.00-10.10. Pengamatan dilakukan untuk melihat, perasaan senang siswa, perhatian siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa, dan inisiatif siswa, dan dari hasil pengamatan diduga siswa kurang memiliki keterlibatan dan inisiatif dalam kegiatan pembelajaran.

Selain observasi, peneliti juga meminta siswa untuk mengisi kuesioner. Hasil kuesioner siswa menunjukan bahwa minat belajar IPA terlihat belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rata-rata skor minat siswa pada setiap indikator. Rata-rata indikator rasa senang yaitu 2,97 dari skala 5, rata-rata indikator perhatian sebesar 2,89 dari skala 5, rata-rata indikator keterlibatan sebesar 2,89 dari skala 5, dan rata-rata indikator inisiatif sebesar 2,65 dari 5. Persentase siswa yang memiliki kriteria minimal cukup berminat adalah % atau 6 dari 14 siswa.


(24)

Peneliti juga melakukan studi dokumen dengan melihat rata-rata nilai kelas pada mata pelajaran IPA dua tahun terakhir. Dalam studi dokumen peneliti mendapatkan pada tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 11 siswa (57,89%) dari 19 siswa belum mencapai KKM. KKM mata pelajaran IPA SD Kanisius Nglinggi adalah 63.

Hasil wawancara kepada guru yang diperkuat dengan hasil studi dokumen, pengamatan dan kuesioner maka peneliti tertarik untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL). Student Centered Learning (SCL) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini siswa diharapkan aktif dan mandiri dalam proses belajarnya guna membangun pengetahuannya. Adapun model pembelajaran yang termasuk dalam pandekatan Student Centered Learning (SCL) antara lain Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Model Pembelajaran Koperatif, Contectual Teaching And Learning (CTL) dan Problem Based Learning (PBL).

Peneliti tertarik pada PBL dari semua model SCL. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah sebagai titik awal pembelajaran (Saverinus, 2013:9). Siswa menemukan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan masalah tersebut dengan langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) antara lain: mengidentifikasi masalah, merancang kegiatan penyelesaian masalah, melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, menyusun laporan, dan penilaian. Peneliti


(25)

memilih Problem Based Learning (PBL) karena peneliti meyakini Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Keyakian tersebutpeneliti dapatkan setelah mempelajari tentang karakteristik PBL yang disampaikan oleh Arends dalam Trianto (2009:93) yaitu PBL mengorganisasikan pengajaran berdasarkan masalah yang nyata dan penting bagi siswa, PBL mengajak siswa untuk mencari penyelesaian masalah, siswa belajar dan menyelesaikan tugasnya secara berkelompok dengan bekerja dalam kelompok mampu memberikan membangkitkan maotivasi, mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan berpikir. Dari teori tersebut peneliti terinspirasi untuk melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Pendekatan SCL Model PBL Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Nglinggi. Penelitian tersebut akan dilakukan di SD Kanisius Nglinggi dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

B. Batasan Masalah

Penelitian ini, peneliti berfokus pada peningkatan minat belajar dan prestasi belajar dengan menerapkan pendekatan Student Centered Learning (SCL) model Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA KD 6.2 untuk siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014


(26)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan minat belajar siswa dengan menerapkan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius tahun ajaran 2013/2014?

2. Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius tahun ajaran 2013/2014?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan minat belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014. 2. Meningkatkan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model

PBL pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014.

E. Pemecahan Masalah

Kurang optimalnya minat dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi diatasi dengan menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL) dengan model Problem Based Learning (PBL).


(27)

F. Batasan Pengertian

1. Minat adalah kecenderunngan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Minat dapat diindikasikan dengan perasaan senang, perhatian, keterlibatan, dan inisisatif

2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, gejala alam dan segala isinya berdasarkan kumpulan hasil observasi dan eksperimen.

4. Student Centered Learning (SCL) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini siswa diharapkan aktif dan mandiri dalam proses belajarnya guna membangun pengetahuannya.

5. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah sebagai titik awal pembelajaran. Siswa menemukan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan dengan langkah-langkah tertentu.

6. Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.


(28)

G. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitan ini antara lain:

1. Bagi siswa

Kegiatan pembelajaran mengunakan pendekatan SCL model PBL diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA

2. Bagi guru

Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan SCL model PBL ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada guru untuk menerapkan salah satu model pembelajaran inovatif.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberi inspirasi untuk menerapkan pembelajaran inovatif dengan pendekatan SCL model PBL

4. Bagi peneliti

Memperoleh pengalaman dalam penelitian tindakan kelas dan menambah wawasan tentang penerapan salah satu model pembelajaran yaitu PBL.


(29)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan

A. Kajian Teori

1. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Konstruktivisme merupakan teori belajar yang wilayah kajiannya adalah bagaimana pengetahuan itu diproses dalam pikiran manusia. Pengetahuan merupakan hasil konstruksi manusia melalui interaksinya dengan lingkungan menurut Suparno dalam Saverinus (2013:4). Salah satu tokoh konstruktivisme adalah Piaget.

Suyono(2011:82) mengemukakan teori tahap-tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget. Tahap-tahap perkembangan tersebut yaitu tahap pertama adalah tahap sensori-motor (0-2 tahun). Selama periode ini anak mengatur alamnya dengan indra (sensori) dan tindakannya (motor). tahap kedua yaitu tahap pra-operasional (2-7 tahun). Pada tahap ini dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permaian simbolis, imitasi (tidak langsung), serta bayangan dalam mental. tahap ketiga yaitu tahap operasional konkret (7-11 tahun). Tahap ini merupakan permulaan berfikir rasional, hal ini berarti anak memiliki operasi logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah yang konkret. Cara berpikir anak-anak pada tahapan operasional kongkrit tidak lagi didominasi oleh persepsi. Anak-anak dapat menggunakan pengalaman mereka sebagai acuan dan tidak selalu bingung dengan apa yang mereka pahami Schunk (2012:33). Tahap


(30)

keempat yaitu tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks.

Berdasarkan teori Piaget tersebut rata-rata anak SD berusia antara 7 sampai 12 tahun, untuk kelas IV SD rata-rata anak berusia 10 tahun ke atas sehingga anak sudah dalam tahap operasional kongkrit. Pada tahap operasional konkrit anak harus menyelesaikan suatu masalah maka ia akan mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit/ nyata dan melihat akibat langsung usaha-usahanya untuk menyelesaikan masalah itu. Mereka memahami sesuatu hal melalui pengalaman-penagalaman mereka

2. Minat

a. Pengertian minat belajar

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah minat.

Surya (2003: 67) menjelaskan bahwa minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsipnya dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang akan meningkat apabila dia memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakan. Minat dan motivasi saling berhubungan. Slameto (2003: 57) juga menjelaskan minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Sardiman (2007: 76) minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi dihubungkan dengan


(31)

keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Sedangkan menurut Hilgard (dalam Munadi 2010: 27) minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Selanjutnya menurut Mardapi (2008: 112) minat adalah watak yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu mencari objek, aktivitas, pengertian, ketrampilan untuk tujuan perhatian dan penguasaan.

Dari beberapa pengertian minat yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah ketertarikan pada suatu objek dan diberi perhatian secara terus menerus disertai rasa senang dan diperoleh kepuasan. Minat berhubungan dengan motivasi belajar siswa dan perasaan siswa. Apabila seorang siswa mempunyai rasa senang dan tertarik terhadap suatu pelajaran maka dia akan memberikan perhatian pada pelajaran tersebut. Motivasi dan semangat belajarnya pun akan menjadi lebih tinggi sehingga prestasinya pun juga akan tinggi. Minat belajar siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Seorang siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal maka dia akan berusaha untuk melakukan yang terbaik sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.

b. Faktor Pendorong Minat

Salah satu faktor pendorong munculnya minat siswa adalah perasaan senang. Wahyuni (2006: 365) menyatakan saalah satu cara untuk membangkitkan ketertarikan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa. Apabila seorang guru tahu sesuatu yang


(32)

diminati siswa, banyak kegiatan pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan minat siswa tersebut.

Sardiman (2001: 93) menyatakan beberapa cara untuk menciptakan minat antara lain: membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar, pemberian pujian berbentuk reinforcement yang positif dan sekaligus motivasi yang baik, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang lebih baik, menggunakan berbagai macam metode mengajar yang bervariasi supaya siswa tidak merasa bosan ketika mengikuti pelajaran. Wahyuni (2006:358-369) mengemukakan cara agar siswa tertarik pada materi yang mereka sampaikan yang harus dilakukan guru adalah materi pelajaran yang disampaikan hendaknya berguna bagi siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu, penyampaian materi pelajaran menarik dan bervariasi, menggunakan permainan dan simulasi, menggunakan kerjasama dalam menyelesaikan tugas.

c. Ciri-ciri Minat

Slameto (2003:58) menyatakan siswa yang mempunyai minat dalam belajar menunjukan ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus, ada rasa suka dan senang terhadap obyek yang diminati, memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati, ada rasa ketertarikan pada aktivitas-aktivitas yang diminati, lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya, dimanifestasikan melalui prestasi pada aktivitas dan kegiatan


(33)

Berdasarkan ciri-ciri minat dari beberapa tokoh peneliti menyimpulkan bahwa ciri-ciri minat antara lain: perasaan senang, memberikan perhatian terhadap objek yang diminati, mempunyai kesadaran akan adanya manfaat, lebih menyukai hal yang diminati

d. Indikator Minat Belajar

Slameto (2010:180) mengemukakan bahwa minat adalah suatu rasa ketertarikan terhadap sesuatu tanpa ada yang menyuruh. Minat diwujudkan dalam suatu partisipasi melalui suatu aktivitas yang dapat mendorong aktivitas belajar selanjutnya.

Menurut Slameto (2003 : 58), siswa yang berminat dalam belajar akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai kecenderungan untuk memberikan perhatian lebih terhadap sesuatu, ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminati, memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada aktivitas-aktivitas yang diminati, lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya, Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Pendapat dari Slameto tersebut hampir sama dengan yang diungkapkan oleh Djamarah. Djamarah (2002 : 132) mengemukakan beberapa indikator siswa berminat dalam belajar, yaitu: 1) pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, 2) partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, 3) memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati.

Dari pendapat para ahli dapat diambil kesimpulan mengenai indikator minat yaitu:


(34)

1) Rasa senang terhadap objek

Perasaan senang atau suka terhadap objek pelajaran merupakan faktor pendorong munculnya minat. Siswa yang senang terhadap suatu pelajaran akan menunjukan minatnya. Rasa senang terhadap suatu objek dapat timbul dari berbagi hal misalnya pengalaman mendapatkan nilai yang baik atau mendapatkan pujian dari guru setelah menyelesaikan tugas.

2) Perhatian terhadap pelajaran

Siswa yang memiliki minat belajar akan memberikan perhatian yang lebih dan menyimak pelajaran dengan seksama ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai siswa mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan belajar mandiri dan ketika pelajaran berlangsung siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama.

3) Sikap terhadap pelajaran

Minat belajar siswa dapat ditunjukkan melalui sikap siswa selama mengikuti pelajaran. Siswa menunujukan sikap senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Mempelajari kembali materi pelajaran, mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

4) Menyelesaikan tugas yang diberikan guru

Siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran menyelesaikan tugas dari guru dengan serius dan penuh rasa tanggung jawabdengan memperhatikan cara pengerjaannya dan menyelasaikan tugas tersebut dengan tepat waktu.


(35)

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Sukmadinata (2009: 272) belajar adalah proses internal yang dimanifestasikan dalam perilaku, suatu upaya untuk mengubah perilaku melalui pengalaman, sedangkan menurut Syah (2003:63) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Harriyanto dan Suyono (2011:9) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Surya (2003:32) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

b. Ciri-Ciri Belajar

Syah (2003: 117-119) setiap perilaku belajar ditandai oleh ciri-ciri perubahan spesifik. Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah perubahan Intesional yang dimaksud perubahan Intesional adalah Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari. Siswa dapat merasakan perubahan dalam dirinya.


(36)

Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau setidaknya ia merasakan perubahan dari dalam, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, ketrampilan dan sebagainya. Perubahan yang kedua adalah perubahan positif dan aktif yaitu perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat aktif dan pasif. Positif artinya baik, bermanfaat, dan sesuai harapan. Hal ini juga berarti perubahan tersebut merupakan penambahan yakni diperolehnya sesuatu yang baru yang lebih baik daripada sebelumnya. Aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti proses kematangan tetapi karena usaha siswa itu sendiri.yang ketiga perubahan efektif dan fungsional, yaitu perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat bagi siswa. Selain itu perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan.

Menurut Baharudin (2007:15) ciri-ciri belajar antara lain: belajar ditandai dengan adanya peruabahan tingkah laku, perubahan tingkah laku relatif permanen, perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial, Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan pengalaman, pengalaman atau latihan dapat memberikan penguatan.

c. Unsur-unsur Belajar

Sukmadinata (2009: 157) mengemukakan adanya unsur belajar yaitu tujuan, kesiapan, situasi, interpretasi, respon, konsekuensi, reaksi terhadap kegagalan.


(37)

Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan. Perbuatan belajar diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan dan untuk memenuhi sesuatu kebutukan. Belajar akan efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi individu, agar dapat melakukan perbuatan belajar perlu memiliki kesiapan baik kesiapan fisik dan psikis kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu maupun penguasaan pengetahuan.

Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Situasi meliputi tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang ikut berperan dalam kegiatan belajar. Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan mnghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan. Respon berpedoman pada hasil interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia memberikan respon.

Setiap usaha akan membawa hasil, apabila siswa berhasil dalam belajarnya ia akan merasa senang, dan akan lebih meningkatkan semangatnya untuk melakuakn usaha belajar selanjutnya. Selain keberhasilan kemungkinan lain yang diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan. Kegagalan bisa menurunkan semangat dan mempev hrkecil usaha-usaha selanjutnya tetapi bisa juga sebaliknya kegagalan membangkitkan semangat yang luar biasa. Berdasarkan teori dari ahli yang telah dijabarkan di atas mengenai belajar peneliti mengambil kesimpulan


(38)

bahawa belajar adalah akktivitas fisik dan psikis dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap.

d. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008) “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru”. Gagne (dalam Baharudin, 2007:57) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan salah satu umpan balik dari proses belajar yang telah dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa ketrampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas.

Arifin (2009:78) mengemukakan prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar juga meliputi pembangunan karakter siswa. Kata prestasi sering digunkan dalam berabgai bidang yaitu dalam biang kesenian,olah raga, dan pendidikan.

Syah (2003:213) mendefinisikan indikator prestasi belajar pada prinsipnya adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Berdasarkan pendapat para ahli tentang prestasi belajar dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan bukti penguasaan pengetahuan seseorang dalam mata pelajaran tertentu yang ditunjukan dengan hasil berupa nilai tes. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi atau tes.


(39)

e. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor eksternal). Prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagi faktor tersebut. Syah (2002:132-139) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah pertama faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). Aspek fisiologismerupakan kondisi umum jasmani yang menandakan tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas belajar siswa. sedangkan aspek psikologis merupakan faktor yang terdapat dalam aspek psikologi dipandang lebih esensial.

Faktor-faktor tersebut antara lain Intelegensi Siswa, sikap siswa, bakat, dan minat. Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Syah, 2012:131). Sikap Siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya (Syah, 2010:132). Sikap siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya sikap negatif siswa terhadap guru dan pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar untuk siswa tersebut.


(40)

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat adalah kemampuan untuk belajar menurut Syah (2002: 135). Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang tertentu. Siswa yang belajar sesuai bakatnya akan mendapatkan prestasi yang lebih tinggi. Minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Syah, (2012:133) Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

4. Student Centered Learning (SCL)

Silberman (dalam Widharyanto, 2002: 63), memaparkan bahwa pembelajaran dikatakan berpusat pada siswa apabila siswa aktif dan banyak melakukan aktivitas. Siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka telah pelajari. Glasgow (dalam Widharyanto, 2002: 63) menjelaskan bahwa SCL terjadi apabila pembelajaran penuh dengan semangat mengambil tanggung jawab yang lebih besar bagi pembelajarannya sendiri. Siswa mengambil peran yang lebih dinamis dalam memutuskan apa yang harus mereka ketahui, lakukan, dan bagaimana cara mencapainya. Menurut pendapat Silberman dan Glasgow tersebut dapat diambil kesimpulan Student Centered Learning (SCL) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini peserta didik diharapkan aktif dan mandiri dalam proses belajarnya guna membangun pengetahuannya.


(41)

a. Model-Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang termasuk dalam pendekatan SCL antara lain: 1) Pembelajaran Berbasis Inkuiri merupakan cara penyajian pelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru (Permana, 2001: 42).

2) Pembelajaran Koperatif (Coperative Learning) yang menjadi ciri pembelajaran koperatif adalah siswa bekerja sama dalam kelompok dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompok tersebut.

3) Pembalajaran Berbasis Masalah Trianto (2009:90) mengemukakan pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya masalah yang membutuhkan penyelidikan dan penyelesaian secara nyata.

4) CTL menekankan pentingnya pembelajaran yang berangkat dari kontek pengalaman siswa meningkatkan materi dengan situasi real, belajar mandiri mencapai tujuan dengan standar tinggi

5. Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian PBL

Dewey (dalam Sudjana 2001: 19) belajar berdasarkan masalah interaksi antara stimulus dan respon yaitu hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu sehingga masalah dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya.


(42)

Pengalaman yang diperoleh siswa menjadi pengetahuan yang bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. Trianto (2009:90) mengemukakan pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya masalah yang membutuhkan penyelidikan dan penyelesaian secara nyata.

Ratumanan, (dalam Trianto, 2009: 92), pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran cara berproses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam diri siswa, dan menyusun pengetahuannya tentang dunia sosial dan sekitarnya. Peterson, 2004 dalam (Amir, 2009: 13) mengatakan bahwa yang mendapatkan fokus dalam pembelajaran berbasis malasah bukan hanya pada saat pembelajaran itu berlangsung tetapi juga kelak, yakni kecakapan yang diperoleh akibat proses tersebut. Kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah atau PBL merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah sebagai titik awal pembelajaran. Siswa menemukan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan dengan langkah-langkah tertentu.

b. Ciri-ciri Problem Based Learning (PBL)

Karakteristik PBL yang dikemukan oleh Arends dalam Trianto (2009:93) adalah sebagai berikut:


(43)

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah.

Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran berdasarkan masalah dan pertanyaan yang terjadi dan masalah tersebut penting untuk dipecahkan dan bermakna bagi seseorang.

2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

Masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang nyata agar dalam pemecahannya siswa tidak hanya melihat dari satu sisi mata pelajaran tetapi siswa mampu melihat masalah itu dari berbagai mata pelajaran.

3) Penyelidikan autentik

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa untuk mencari penyelesaian nyata untuk masalahnya. Mereka harus melakukan analisa dan mendefinisikan masalah, membuat hipotesis, membuat dugaan, mengumpulkan dan menganalisa data, melakukan percobaan, membuat percobaan, dan merumuskan kesimpulan

4) Menghasilkan produk dan memamerkannya

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya. Karya tersebut mampu mewakili atau menjelaskan penyelesaian masalah yang mereka temukan.

5) Kolaborasi

Ciri dari pembelajaran berbasis masalah adalah dengan adanya siswa yang bekerja sama dalam menyelesaikan masalahnya. Bekerja sama memberikan motivasi, mengembangkan ketrampilan sosial, dan ketrampilan berpikir.


(44)

c. Tujuan Problem Based Learning (PBL)

Berdasarkan ciri-ciri PBL yang telah disebutkan diatas pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Berdasarkan karakter tersebut pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk: 1) Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan pemecahan masalah. 2) Belajar peranan orang dewasa secara nyata. 3) Menjadi pembelajar yang mandiri.

d. Kelebihan dan Kekurangan PBL

Kelebihan Problem Based Learning (PBL) sebagai suatu model pembelajaran adalah: 1) realistik dengan kehidupan siswa, 2) konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, 3) memupuk sifat inkuiri siswa, 4) memupuk kemampuan Problem Solving atau pemecahan masalah. Selain kelebihan tersebut pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kekurangan yaitu: 1) persiapan pembelajaran yang kompleks, 2) sulitnya mencari problem yang relevan, 3) memerlukan waktu yang panjang.

e. Langkah -langkah Problem Based Learning (PBL)

Pada pembelajaran berbasis masalah terdiri dari langkah-langkah yang dikemukakan oleh Saverinus (2013:10) yaitu 1)Identifikasi masalah, masalah yang dipilih harus masalah nyata yang agak kompleks. Siswa bersama dengan kelompok berdiskusi untuk memahami masalah, dan mencari konsep pokok yang terlibat dalam masalah tersebut, mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam penyelesaian masalah. 2) merancang kegiatan penyelesaian masalah. Siswa dalam kelompok menyusun langkah penyelesaian


(45)

masalah, sarana yang diperlukan nara sumber, pembegian tugas, jadwal dan biaya. 3) melaksanakan kegiatan penyelesaiaan masalah, penyelesaian masalah dilakukan secara bertahap. Setiap tahap penyelesaian disertai evaluasi, refleksi dan rencana tidak lanjut. 4) kegiatan tutorial, dalam kegiatan tutorial setiap kelompok melaporkan perkembangan penyelesaian masalah kepada guru sebagai tutorial secara berkala, kelompok mendapatkan masukan dari tutor untuk kegiatan selanjutnya. 5) melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, kelompok melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah berdasarkan masukan dari tutor. 6) menyusun laporan, kelompok menyusun laporan mengenai proses penyelesaian masalah dan identifikasi pengetahuan dan ketrampilan. 7) penilaian, penilaian dilakuakan melalui observasi kinerja ketika diskusi tutorial, observasi produk berupa laporan atau dapat juga berupa tes tertulis atau lisan.

6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Koch ( 2010:3). “Science is particular of understanding the natural world and people have different views of what it is really about” understanding the nature of science includes includes knowing both what science knows and how science knows what it know.

Trefil,2008 on Koch 2010: 3 “the central ideas involve observation of the world and the constant testing of theories against nature, with the requirement that everything that is to be called science is testable”. The best definition of science take account of there different facets of the subject. Science can be described as a process, a set of ideas and a way of thinking.

Iskandar (1997:2) Ilmu pengetahuan alam berasal dari bahasa Inggris “Natural Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu pengetahuan alam secara harafiah dapat


(46)

diartikan sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Menurut Darmojo dalam Usman (2011,2) Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Selain itu dalam menurut Nash dalam Usman (2011,3) menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, metode dalam mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat dan menghubungkan kejadian yang satu dengan yang lain sehingga membentuk pandangan baru tentang obyek yang diamatinya.

Ilmu pengetahuan alam membahas gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Powler (dalam Usman 2011,3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang tersusun secara sistematis, kumpulan dari hasil eksperimen atau observasi dan pengetahuan itu tidak berdiri sendiri satu dengan yang lainnya saling berkaitan sehingga secara keseluruhan merupakan satu kesatuan yang utuh.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, gejala alam dan segala isinya berdasarkan kumpulan hasil observasi dan eksperimen.

Carin dan Sund (dalam Usman 2011, 20) menyebutkan bahwa IPA terdiri dari 3 unsur yaitu proses, produk dan sikap. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai unsur-unsur IPA antara lain:


(47)

1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai Proses

Dalam IPA terdapat proses atau metode yang meliputi pengamatan, membuat hipotesis, merancang dan melakukan percobaan, mengukur dan proses-proses pemahaman pemahaman tentang alam.

2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai produk

Ilmu pengetahuan sebagai produk menekankan pada pemahaman mengenai apa yang sudah didapat dalam proses pembelajaranya seperti prinsip-prinsip, hukum-hukum,teori-teori, kaidah-kaidah.

3) Ilmu Pengetahuan Alam sebagai sikap

Ilmu pengetahuan Alam menyebabkan orang menjadi semakin kritis karena dengan IPA mereka dapat berpikir secara rasional mengenai masalah yang ditemuinya. Pembelajaran IPA sebagai sikap tidak akan terlepas dari sebuah proses dan produk, sehingga akan menimbukan sebuah sikap yang positif. Sikap tersebut yang sering disebut dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain rasa ingin tahu yang tinggi, jujur, terbuka dengan pendapat orang lain, berpikir kritis, mempercayai, mengahargai, menanggapi, menerima dll.

b. Kompetensi Dasar IPA Kelas IV di SD

Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair menjadi padat, padat menjadi cair. benda yang berwujud cair berubah menjadi gas, dari gas berubah menjadi cair dan perubahan wujud benda dari padat menjadi gas. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian pada keompetensi dasar mendiskripsikan terjadinya perubahan wujud cair menjadi padat, padat menjadi


(48)

cair. benda yang berwujud cair berubah menjadi gas, dari gas berubah menjadi cair dan perubahan wujud benda dari padat menjadi gas.

Ada tiga jenis benda berdasarkan wujudnya yaitu benda padat, benda cair, dan benda gas. Ada berbagai macam proses perubahan wujud benda. Benda berubah wujud karena adanya pengaruh energi panas. Masing-masing wujud dapat mengalami perubahan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang minat pernah dilakukan oleh Marlina dengan judul “Peningkatan Minat dan prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Indra dengan Penggunaan Alat peraga di SD Negeri 1 Dekso Kulon Progo kelas IV Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012 hasil penelitian menunjukan bahwa dalam kegiatan pembelajaran terjadi peningkatan minat. Hal ini dapat dilihat pada prosentase pada siklus kedua yaitu 31,50% pada pertemuan pertama dan 42,11% pada pertemuan kedua. Peningkatan juga terjadi pada prestasi belajar siswa yang dibandingkan antara siklus 1 dan siklus 2. Hal ini ditunjukan pada peningkatan skor rata-rata kelas dari siklus 1 yaitu 65,05 pada siklus 2 menjadi 65,47.

Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning juga pernah dilakukan oleh Ganes Gunansyah dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Pembelajran IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan model pembeljaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus


(49)

I sebesar69,47 (68,42%), siklus II sebesar 76,05 (78,94%) dan siklus III sebesar 80,26 (89,47%).

Penelitian ketiga tentang penerapan model PBL pada pembelajaran IPA yang dilakukan oleh Eni Wulandari dengan judul ”Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD” menunjukan bahwa penggunaan model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Mudal Purworejo hali ini dapat dilihat dari hasil skor perapan PBL meningkat setiap siklusnya yaitu 18 pada siklus I, 22 pada siklus II dan 27 pada siklus III, selain itu prosentase penggunaan ketrampilan proses IPA oleh siswa juga meningkat pada setiap siklus yaitu 46,71% pada siklus I, 76,19% pada siklus 2 dan 92,06% pada siklus ke III. Pada ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh prosentase sebagai berikut pada siklus I ketuntasan hasil belajar mencapai 38,09%, pada siklus II mencapai 47,62% dan pada siklus III mencapai 73,02%.

Penelitian yang sudah dilakukan di atas digunakan peneliti sebagai pendukung penelitian yang relevan. Literatur Map penelitian yang relevan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:


(50)

30

Gambar 2.1 Literatur Map

Model PBL Minat dan Prestasi Belajar

Gunansyah G. (2007). Penerapan Model Pembelajaran

Berdasarkan Masalah Pada Pembelajran IPS Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Sekolah Dasar

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Marlina (2009). Peningkatan Minat dan prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Indra dengan Penggunaan Alat peraga di SD Negeri 1 Dekso Kulon Progo kelas IV Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012

Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan minat Eni Wulandari (2009). Penerapan Model PBL (Problem

Based Learning) pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa

penggunaan model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Mudal Purworejo

Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Pendekatan SCL Model PBL pada Siswa Kelas IV SDKanisius Nglinggi


(51)

31 C. Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di Sekolah Dasar (SD) yang sangat penting untuk siswa. Siswa SD diharapkan dapat untuk memahami setiap materi IPA yang diajarkan disekolahnya karena materi IPA mempelajari tentang lingkungan dan alam disekitarnya yang akan berguna bagi kehidupannya. Berdasarkan hasil wawancara yang didukung oleh hasil observasi dan kuesioner yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi diperoleh data bahwa minat siswa terhadap pembelajaran IPA kurang optimal. Hal tersebut terbukti dari rata- rata skor indikator minat siswa yang memiliki rasa senang saat pembelajaran sebesar 2,97 dari skala 5, rata-rata skor indikator minat siswa yang memperhatikan dalam pembelajaran sebesar 2,89 dari skala 5, rata-rata skor indikator minat siswa yang terlibat dalam pembelajaran sebesar 2,89 dari skala 5 dan rata-rata skot indikator minat siswa yang berinisiatif mencari informasi baru sebesar 2,65. Selain itu, berdasarkan hasil studi dokumen diperoleh data bahwa rata-rata nilai ulangan siswa adalah 68,3 dan siswa yang mampu mencapai KKM adalah sebesar 57,89%.

Minat belajar siswa akan tumbuh apabila siswa memiliki ketertarikan pada pembelajaran. Minat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Apabila minat tinggi maka prestasi belajar juga akan tinggi. Kegiatan pembelajaran yang aktif dapat meningkatkan minat belajar siswa. SCL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. PBL merupakan salah satu contoh model SCL yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk memecahkan sebuah permasalahan melalui berbagai kegiatan penelitian atau investigasi.


(52)

Langkah-langkah dalam model PBL menurut Domi Severinus (2013: 10) adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi masalah; 2) Merancang kegiatan penyelesaian masalah; 3) melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah 4) kegiatan tutorial; 5) melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah; 6) menyusun laporan; dan 7) penilaian.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan SCL model PBL dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi. Materi pembelajaran adalah perubahan wujud benda serta sifat dan bahan penyusun benda. Peneliti berharap penggunaan model pendekatan SCL model PBL dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan 2 hipotesis sebagai berikut:

1. Penggunaan pendekatan SCL model PBL pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Nglinggi sebagai upaya meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan cara menerapkan 7 langkah PBL yang menuntut siswa memiliki rasa senang saat pembelajaran, memperhatikan saat pembelajaran, terlibat dalam pembelajaran, dan berinisiatif mencari informasi lain. Tujuh langkah tersebut adalah: 1) identifikasi masalah; 2) merancang kegiatan pemecahan masalah; 3) melaksanakan kegiatan pemecahan masalah; 4) kegiatan tutorial; 5) melanjutkan kegiatan pemecahan masalah 6) pelaporan, dan 7) penilaian.


(53)

2. Penggunaan pendekatan model PBL pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD N Selomulyo sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menekankan langkah kegiatan penyelesaian masalah. Siswa melakukan kegiatan percobaan secara langsung yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.


(54)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III akan dibahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitasdan reliabilitas, indeks kesukaran, dan analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Aqip (2009:19) mengutarakan penelitian tindakan kelas atau sering disebut classroom action research adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah dengan penekanan pada penyempurnaan atau perbaikan praktik pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan adanya kerjasama antara guru wali kelas IV dengan pihak peneliti. Guru berperan sebagai orang yang melakukan pembelajaran dan peneliti berperan sebagai pengamat selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan mencatat hasil temuan. Guru dan peneliti juga melakukan evaluasi terhadap hasil temuan dan melakukan revisi untuk pertemuan siklus berikutnya.

Satu siklus terdiri dari empat langkah yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Arikunto (2010:17-19) menerangkan tahapan siklus dalam PTK sebagai berikut:


(55)

Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Taggart

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan

Perencanaan adalah langkah yang dilakukan guru ketika akan melalui tindakannya. Kegiatan dalam perencanaan ialah menyusun rencana pembelajaran, menyusun kriteria pengukuran minat siswa, menyusun instrumen pengumpul data yang meliputi; lembar wawancara, lembar pengamatan, lembar kegiatan siswa, lembar kegiatan tugas siswa.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Guru harus memperhatikan hal yang terjadi dalam pelaksanaan diantaranya ialah kesulitan yang dialami ketika perencanaan dan pelaksanaan, proses tindakan yang dilakukan siswa, situasi proses tindakan, dan keseluruhan dari tindakan.


(56)

3. Pengamatan

Pengamatan adalah proses mencermati jalanya pelaksanaan tindakan. Pengamatan bertujuan untuk mendapat data. Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebutkan dalam pelaksanaan. Pelaksanaan dan pengamatan bukan merupakan urutan karena waktu terjadinya bersamaan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan format pengamatan.

4. Refleksi

Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam hal ini guru membayangkan kembali peristiwa ketika tindakan berlangsung. Refleksi bermanfaat untuk mengetahui keberhasilan suatu tindakan.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai subjek penelitian, objek penelitian tempat penelitian, dan waktu penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL) dengan model Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA materi sifat dan


(57)

perubahan wujud benda siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 2013/2014

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Nglinggi yang terletak di desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan dimulai pada September 2013 sampai dengan bulan Juni 2014. Waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:


(58)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan Sep 2013 Okt 2013 Nov 2013 Des 2013 Jan 2014 Feb 2014 Mar 2014 Apr 2014 Mei 2014 Jun 2014 1 Permohonan

ijin

2 Observasi, wawancara, penyebaran angket, & studi dokumen √ √

3 Penyusunan proposal

√ 4 Pengumpulan

data

√ 5 Pengolahan

data

√ √

6 Penyusunan laporan

√ √ √ √

7 Ujian skripsi √

8 Revisi √

9 Pembuatan artikel


(59)

C. Rencana Tindakan

Rencana penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dan siklus II menggunakan pendekatan SCL dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Siklus I terdiri dari tiga pertemuan, adapun materi pembelajaran siklus I adalah perubahan wujud benda sedangkan siklus II terdiri dari dua pertemuan, materi pembelajaran siklus I adalah sifat dan kegunaan benda. Setiap akhir siklus diadakan evaluasi atau tes secara tertulis. Berikut ini dijabarkan langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian:

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas adalah melakukan perijinan kepada kepala sekolah SD Kanisius Nglinggi untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Kemudian peneliti bertemu dengan wali kelas IV meminta ijin dan menentukan waktu untuk melakukan wawancara dan pengamatan di kelas IV pada pembelajaran IPA. Wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti berguna untuk menemukan masalah-masalah yang dihadapi guru pada saat pembelajaran. Masalah yang ditemukanpenelitigunakan sebagai data awalselanjutnyapeneliti mengidentifikasi masalah yang ada di kelas, setelah mengidentifikasi peneliti merumuskan masalah yaitu kurangnya minat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Peneliti kemudian menyusun rencana penelitian. Peneliti mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, materi yang diajarkan, menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian, menyiapkan media pembelajaran, dan instrumen penelitian.


(60)

2. Rencana Tindakan setiap Siklus a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan selama tiga pertemuan, setiap pertemuan alokasi waktu yang digunakan setiap pertemuan adalah 2 JP yaitu 2 x 35 menit. Pada pertemuan ketiga juga digunakan untuk kegiatan evaluasi siswa mengerjakan tes secara tertulis.

1) Perencanaan

Peneliti mengkaji kompetensi dasar dan memahami materi pokok perubahan wujud benda kemudian menyusun perangkat pembelajaran yaitu menyusun silabus, RPP, lembar kegiatan siswa, menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar pengamatan, kuesioner minat siswa. Instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran yang telah disusun divalidasi oleh tiga ahli yaitu dosen, kepala sekolah dan guru. Setelah mengujikan instrumen penelitian, peneliti menyiapkan alat peraga yang akan digunakan.

2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut: kegiatan awal pembelajaran siswa dan guru menyanyikan lagu “Ibu Guru Punya Benda”, guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang lagu yang sudah dinyanyikan, selanjutnya siswa diberi permasalahan mengenai peristiwa perubahan wujud benda cair menjadi padat dan benda padat menjadi cair. siswa dibagi menjadi 3 kelompok setiap kelompok teriri dari 4-5 siswa. Siswa bekerja secara kelompok untuk mengerjakan LKS. LKS berisi langkah bagi siswa untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru yaitu tentang perubahan wujud


(61)

benda cair menjadi padat dan benda padat menjadi cair. LKS tersebut berisi kegiatan percobaan mencairkan coklat dan membekukan coklat. Pertemuan kedua diawali dengan memberikan masalah tentang perubahan wujud benda cair menjadi gas dan benda gas menjadi cair, selanjutnya melakukan percobaan perebusan air dan memasukan es ke dalam gelas. Pada pertemuan ketiga siswa, mengerjakan LKS mengenai petunjuk percobaan perubahan wujud benda padat menjadi gas dengan memanaskan kapur barus. Setiap akhir pertemuan, siswa mengisi lembar kuesioner, dan pada pertemuan ke tiga siswa juga mengerjakan soal evaluasi. 3) Observasi

Peneliti bersama rekan peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui minat belajar siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan yang telah disiapkan peneliti. Pengamatan ini dilakukan pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan peneliti untuk mengevaluasi hal-hal yang dilakukan pada pelaksanan siklus I, tentang hal yang telah berhasil dilakukan ketika penelitian dan hambatan yang dihadapi ketika penelitian berlangsung. Peneliti membandingkan hasil tes dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan pelaksanaan siklus II.

b. Siklus II

Peneliti memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa berdasarkan hasil refleksi sehingga siswa semakin


(62)

berminat dan semakin memahami materi pembelajaran tentang sifat dan kegunaan benda. Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan siswa untuk melakukan percobaan dan pertemuan kedua digunakan untuk mengerjakan soal evaluasi.

1) Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus II yaitu menyusun silabus, RPP, LKS, materi ajar, instrumen penilaian dan instrumen pengumpulan data. Setelah semua instrumen siap, peneliti menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan siklus II. Pertemuan pertama siswa melakukan pengamatan terhadap bahan-bahan penyusun benda. Siswa kemudian mengerjakan LKS secara berkelompok. LKS ini berisi kegiatan pengamatan benda-benda yang ada di sekolah. Pada pertemuan kedua, siswa melakukan percobaan mengenai sifat dan manfaat penyusun benda, selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi berupa soal pilihan ganda.

3) Pengamatan

Peneliti bersama rekan peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui minat belajar siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan yang telah disiapkan peneliti. Pengamatan ini dilakukan pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua.


(63)

4) Refleksi

Peneliti melakukan evaluasi tentang hal-hal yang terjadi pada pelaksanan siklus II, tentang hal yang telah berhasil dilakukan, dan hambatan yang dihadapi, selanjutnya peneliti membandingkan hasil tes dan observasi yang sudah dicapai siklus II dengan hasil siklus I dan hasil sebelum diberikan tindakan.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini ada dua variabel yang diukur yaitu minat belajar dan prestasi belajar. Minat belajar siswa diukur menggunakan kuesioner, peneliti menggunakan kuesioner sedangkan untuk mengukur prestasi belajar peneliti menggunakan tes setiap akhir siklus. Variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

No Variabel Indikator Jenis

Penilaian

Teknik Pengumpulan

data

Instrumen

1 Minat  Perasaan senang pada  Perhatian  Inisiatif  Keterlibatan

Non Tes Kuesioner, observasi, dan wawancara. Lembar kuesioner, lembar pengamatan, dan panduan wawancara 2 Prestasi  Siswa yang

lulus KKM  Rata-rata nilai

kelas Tes dan Non tes Dokumentasi dan Observasi Lembar Evaluasi Rubrik penilaian


(64)

2. Kriteria Keberhasilan

Penyusunan indikator keberhasilan untuk penelitian tindakan kelas ini yaitu dengan menentukan kriteria keberhasilan pada setiap akhir siklus I dan siklus II. Kriteria berhasil jika hasil yang dicapai siswa melebihi kriteria yang telah peneliti tetapkan baik di akhir siklus I ataupun siklus II. Kriteria keberhasilan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi perubahan wujud benda dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Minat Belajar

Indilator Kondisi

Awal Target Capaian

Instrumen

Minat

Memiliki rasa senang saat pembelajaran IPA

2,97 3,4

Lembar Kuesioner Memperhatikan

prose

pembelajaran

2,89 3,3

Keterlibatan dalam pembelajaran

2,89 3,3

Berinisiatif mencari informasi baru

2,65 3,1

Prestasi Siswa yang

lulus KKM 57,89% 67%

Lembar Evaluasi Rubrik penilaian

Rata-rata nilai 68,3 73

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa kondisi awal minat siswa belum optimal. Minat yang belum optimal dapat dilihat dari rata-rata minat pada indikator rasa senang sebesar 2,97, rata-rata pada indikator minat memperhatikan proses pembelajaran sebesar 2,89, rata-rata indikator minat keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran sebesar 2,89 dan rata-rata indikator minat berinisiatif mencari informasi baru sebesar 2,65. Kondisi awal prestasi belajar diperoleh dari


(65)

nilai rata-rata kelas siswa kelas IV pada tahun pelajaran 2012/2013. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk hasil belajar siswa yaitu 63. Rata-rata kelas 68,3 dan jumlah siswa yang lulus KKM ada 11 dari 19 (57,89%) siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik pengumpulan data yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan atau Observasi

Milis (dalam Kusnandar 2008:143) menjelaskan pengamatan atau observasi merupakan cara pengambilan data untuk melihat seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan partisipasif dilakukan oleh orang yang terlibat aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan format, daftar cek, catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas bebas, alat perekam elektronik dan pemetaan kelas.

Peneliti dalam penelitian ini mengamati minat siswa dengan menggunakan rubrik pengamatan minat ketika proses kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang minat yang terlihat dari indikator minat yaitu perasaan senang, memperhatikan proses pembelajaran, keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan insiatif siswa untuk mencari informasi lain yang berhubungan dengan materi.


(66)

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu didalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkins dalam Kusnandar,2008:157). Wawancara dilakukan dalam rangka memperoleh data atau informasi yang lebih terperinci tentang minat siswa terhadap pelajaran IPA. Peneliti melakukan wawancara kepada guru menggunakan panduan wawancara.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal yang diteliti dari responden. Hal ini dikemukakan oleh Arikunto (2002:39 ). Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur minat siswa. Kuesioner yang digunakan peneliti memuat indikator minat yaitu memiliki rasa senang dalam kegiatan pembelajaran, memperhatikan proses pembelajaran, keterlibatan dalam proses pembelajaran, berinisiatif mencari informasi lain yang berhubungan dengan materi. Keempat indikator tersebut dijabarkan dalam 23 pernyataan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi pertama dilakukan pada tahap pra-PTK yang digunakan untuk mengetahui kondisi awal dari prestasi belajar siswa. Dokumentasi ini dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang tersimpan di sekolah berupa daftar nilai. Dokumentasi yang kedua adalah dengan mempelajari kegiatan penelitian yang telah dilakukan dengan mengkaji foto-foto dan video dari setiap kegiatan pembelajaran setiap siklus.


(67)

F. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua macam instrumen pengumpulan data yaitu tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang dilakukan setiap akhir siklus. Instrumen non tes digunakan untuk mengetahui minat siswa. Pengamatan minat dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

1. Non tes

a. Rubrik Pengamatan

Peneliti bersama kelompok mahasiswa yang melakukan penelitian tindakan kelas kolaboratif mengenai minat dan prestasi belajar, bersama-sama merancang rubrik pengamatan minat berdasarkan indikator minat. Rubrik pengamatan minat digunakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan minat dari siklus I hingga siklus II. Rubrik pengamatan minat siswa dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Rubrik Pengamatan Minat

No. Indikator Pernyataan Deskripsi hasil

observasi 1. Siswa memiliki

rasa senang saat pembelajaran IPA

Siswa menyiapkan alat tulis sebelum pelajaran dimulai

Ketika bekerja dalam kelompok, siswa bersikap ceria

Siswa sudah siap di dalam kelas untuk mengikuti seluruh proses pembelajaran Siswa bersemangat saat mengerjakan soal IPA

Siswa bersukacita pada saat melakukan kegiatan pembelajaran IPA

2. Siswa

memperhatikan saat proses pembelajaran IPA

Siswa memperhatikan penjelasan seluruh proses pembelajaran Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi IPA pada awal pembelajaran IPA


(1)

312


(2)

313


(3)

314


(4)

315


(5)

316


(6)

317