2 S7
68 No
Gaya Belajar Visual Auditori Kinestetik Nilai
1 S6
26 2
S15 72
B. Analisis Data
1. Analisis Data Gaya Belajar
a. Analisis hasil penyebaran angket gaya belajar
1 Skoring
Proses skoring dilakukan setelah data angket didapat. Hasil skoring terlampir
Lampiran B.1.
dan disajikan pada hasil penyebaran gaya belajar.
2 Pengelompokan skor dan penentuan gaya belajar
Berdasarkan data skoring hasil penyebaran angket gaya belajar, siswa dikelompokkan berdasarkan skor tertinggi dari angket gaya
belajar. Maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4. Pengelompokan Gaya Belajar Siswa Kelas VIII D
Responden V
A K
Karakteristik S1
- -
- -
S2 6
7 6
A S3
3 4
4 AK
S4 2
6 5
A S5
4 6
4 A
S6 3
3 3
VAK S7
4 5
5 AK
S8 4
5 7
K S9
2 6
5 A
S10 3
3 6
K S11
4 5
7 K
S12 3
5 4
A S13
5 6
5 A
S14 4
5 6
K S15
3 3
3 VAK
S16 6
7 6
A
Responden V
A K
Karakteristik S17
5 6
6 AK
S18 2
4 5
K S19
4 6
7 K
S20 5
5 5
VAK S21
3 7
5 A
S22 4
4 6
K S23
4 3
4 VK
S24 5
5 4
VA S25
4 5
4 A
S26 5
5 5
VAK S27
4 5
6 K
S28 3
3 7
K S29
3 6
5 A
S30 4
6 4
A S31
5 7
5 A
S32 4
4 5
K
Keterangan : V : Visual
VA : Visual Auditori A : Auditori
VK : Visual Kinestetik K : Kinestetik
AK : Auditori Kinestetik VAK : Visual Auditori Kinestetik
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan dalam bentuk grafik
sebagai berikut : Gambar 4.1. Grafik Batang Gaya Belajar Siswa Kelas VIII D
Dari tabel dan grafik tersebut diketahui bahwa terdapat 12 siswa dari kelas VIII D yang memiliki gaya belajar tipe auditori , 10
V, 0 A, 12
K, 10
VA, 1 VK, 1 AK, 3
VAK, 4 5
10 15
Gaya Belajar Kelas VIII D
J um
la h
Sis w
a
memiliki gaya belajar tipe kinestetik, 1 siswa memiliki gaya belajar tipe visual auditori, 1 siswa memiliki gaya belajar tipe visual kinestetik
, 3 siswa memiliki gaya belajar tipe auditori kinestetik serta 3 siswa memiliki gaya belajar tipe visual auditori kinestetik. Maka berdasarkan
tabel dapat dikatakan bahwa siswa kelas VIII D SMP N 1 Nanggulan mayoritas memiliki gaya belajar dengan tipe auditori.
Bila masing-masing gaya belajar dipersentasekan dan disajikan
dalam bentuk diagram lingkaran maka hasilnya sebagai berikut : Gambar 4.2. Diagram Lingkaran Gaya Belajar Siswa Kelas VIII D
Secara keseluruhan kelas VIII D memiliki gaya belajar tipe auditori dengan persentase
. Pada peringkat kedua kelas VIII D memiliki gaya belajar tipe kinestetik dengan persentase
. b.
Analisis hasil wawancara gaya belajar Hasil wawacara ditulis menjadi transrip wawancara
Lampiran B.3.
. Berikut ini adalah hasil analisis berdasarkan wawancara yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 Mei s.d. 11 Mei 2017 yang lalu :
39 32
3 3
10 13
Gaya Belajar Siswa VIII D
Visual Auditori
Kinestetik Visual Auditori
Visual Kinestetik Auditori Kinestetik
Visual Auditori Kinestetik
1 Siswa yang mempunyai gaya belajar auditori lebih suka belajar dengan
suasana yang tenang. Siswa merasa terganggu ketika suasana kelas kondusif. Dari siswa yang di wawancara, mereka menghafalkan materi
dengan cara dibaca berulang-ulang dan berbicara mengeluarkan suara kepada diri sendiri. Walaupun tidak begitu bisa dalam dunia
musik dan tari namun mereka memiliki kecenderungan menyukai music dan tari daripada menggambar atau menulis. Siswa mengalami
kesulitan jika diminta membayangkan suatu objek namun siswa mengaku senang apabila bisa menceritakan hasil kerja presentasi di
depan kelas dalam sesi diskusi. 2
Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik mengaku suka membaca novel. Secara umum, kedua siswa mempunyai cara
menghafal yang hampir sama yakni dengan menghafal sambil berjalan mondar-mandir. Kedua siswa mengaku tidak bisa duduk diam dalam
waktu yang lama. Apalagi jika materi yang disampaikan berupa teori secara terus menerus mereka merasa bosan dan akhirnya melakukan
kegiatan-kegiatan lain di luar pembelajaran. Siswa cenderung menyukai banyak hal, dan lebih suka pelajaran yang mengandung
banyak praktikum. 3
Siswa yang mempunyai gaya belajar visual auditori menyukai seni musik dan seni lukis walaupun tidak mendalam. Siswa ini juga
mengaku bisa berkonsentrasi ketika suasana kelas tidak kondusif namun terkadang juga merasa terganggu sesuai dengan kondisinya.
Siswa tidak terlalu kesulitan dalam materi matematika yang melibatkan visualisasi. Cara belajar siswa juga sambil mengeluarkan
suara atau berbicara pada diri sendiri. 4
Siswa yang mempunyai gaya belajar visual kinestetik mengaku bisa berkonsentrasi meskipun temannya ribut di dalam kelas. Siswa
memiliki hobi dalam bidang olah raga. Hal ini menunjukkan bahwa siswa menyukai hal-hal yang memiliki banyak praktikum. Walaupun
siswa mengaku tidak begitu menyukai pelajaran matematika, namun ia mengaku menyukai pelajaran yang mengandung banyak teori atau
bacaan seperti pelajaran bahasa Indonesia. Siswa mengaku dapat mengingat rumah temannya jika sudah mengetahui letak rumahnya.
Cara belajar siswa ini dengan membaca materi secara berulang-ulang. 5
Siswa yang mempunyai gaya belajar auditori kinestetik cenderung menyukai belajar dalam suasana yang tenang. Walaupun begitu,
terkadang siswa ini juga dapat berkonsentrasi meskipun suasana kelas kurang kondusif. Siswa mengaku bosan jika pembelajaran dirasa
kurang menarik seperti materi berupa teori terus menerus. Siswa cenderung ingin mencoba banyak hal. Cara belajar siswa bergantung
pada materi pelajarannya. Ada yang belajar dengan menghafal, ada yang dengan berlatih soal, dan ada juga yang melakukan keduanya.
6 Siswa yang mempunyai gaya belajar visual auditori kinestetik
cenderung seimbang akan ketiga indikator di dalam gaya belajar tersebut. Siswa dapat berkonsentrasi ketika suasana tenang namun
terkadang tetap dapat berkonsentrasi ketika suasana tidak kondusif. Siswa mengaku dapat semakin memahami materi apabila guru
menjelaskan sekaligus memberikan gambaran mengenai materi tersebut. Siswa cenderung tertarik akan banyak bidang seperti
menggambar, menyanyi, menari maupun menulis. Semuanya pada taraf yang sama, tidak ada yang begitu dominan. Siswa mengaku
terbantu apabila menghafalkan dengan cara membuat ringkasan. Siswa juga menyukai pelajaran yang mengandung banyak praktikum. Selain
itu, siswa juga tertarik jika diminta bercerita di depan kelas. Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan antara indikator yang satu dengan
yang lain. Dari analisis wawancara gaya belajar tersebut dapat dilihat bahwa
jawaban siswa cenderung sesuai dengan indikator yang ada. Hal ini menunjukkan tingginya tingkat konsistensi siswa dalam menjawab angket dan
wawancara.
2. Analisis Data Kemampuan Penalaran