Analisis Data Kemampuan Penalaran

3 Penentuan gaya belajar Dari jumlah skor setiap kelompok gaya belajar, dapat dilihat jumlah skor kelompok gaya belajar apa yang memiliki skor tertinggi. Skor tertinggi itulah yang dipakai untuk menentukan gaya belajar yang dimiliki setiap siswa. b. Analisis hasil wawancara gaya belajar Sebelum dilakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu memilih subjek yang akan diwawancara. Subjek dipilih berdasarkan jumlah skor angket gaya belajar yaitu dua skor tertinggi. Pemilihan subjek ini secara acak sehingga dapat meminimalisis tingkat subjektifitas peneliti dengan subjek. Setelah dipilih, maka dilakukan wawancara penelitian dengan hasil wawancara berupa transkrip wawancara. Analisis hasil wawancara dilakukan dengan cara mendeskripsikan transkrip wawancara untuk merujuk pada suatu kesimpulan.

2. Analisis Data Kemampuan Penalaran

a. Analisis Hasil Tes Kemampuan Penalaran 1 Menentukan nilai siswa Dalam tes kemampuan penalaran, siswa diberikan 4 soal penalaran dengan rincian skor maksimal sebagai berikut : Tabel 3.7. Skor Tes Kemampuan Penalaran No Soal Aspek Penalaran Matematis Jumlah Skor 1 Siswa dapat menyelidiki panjang garis singgung persekutuan luar lingkaran 12 2 Siswa dapat menyelesaikan soal garis singgung lingkaran dengan tepat dan lengkap 12 No Soal Aspek Penalaran Matematis Jumlah Skor 3 Siswa dapat merancang pola suatu masalah tertentu berdasarkan kondisi yang berkaitan dengan garis singgung lingkaran, kemudian dapat menunjukkan bukti kebenaran dari jawaban yang diberikan 16 4 Siswa dapat menyajikan alasan dari pernyataan tentang persekutuan dua buah lingkaran yang bersinggungan di luar. 8 Setelah hasil pekerjaan siswa diberi skor sesuai dengan skor di atas, lalu skor tersebut diubah dalam bentuk nilai dengan rumus sebagai berikut : 2 Menentukan kriteria kemampuan penalaran siswa Sebelum menentukan tingkat kemampuan penalaran, terlebih dahulu dicari nilai rata-rata dan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut : a Nilai rata-rata mean Nilai rata-rata adalah jumlah dari serangkaian data dibagi dengan jumlah data. Perhitungan nilai rata-rata pada data tunggal adalah dengan cara menjumlahkan semua data yang ada kemudian dibagi dengan banyaknya data. Rumus nilai rata-rata data tunggal adalah sebagai berikut : ̅ ∑ di mana : ∑ = nilai tiap data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ̅ = mean = jumlah data b Standar Deviasi Simpangan baku Standar Deviasi adalah nilai yang menunjukkan tingkat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari nilai rata-ratanya. Pada penelitian ini yang digunakan adalah simpangan baku data tunggal dimana data dikategorikan sebagai populasi. Rumus Standar Deviasi data tunggal untuk data berkategori populasi adalah sebagai berikut : √ ∑ ̅ di mana : = Standar deviasi populasi = Data pengukuran = Jumlah data Setelah didapat nilai rata-rata kelas, nilai rata-rata setiap kelompok gaya belajar dan standar deviasinya maka dilakukan perhitungan untuk menentukan tingkat kemampuan penalaran. Kriteria pengelompokan kemampuan penalaran matematis yang digunakan menurut Suherman dan Sukjaya Riyanto, 2011 adalah sebagai berikut : 1. Kelompok penalaran tinggi : s x nilai . 1   2. Kelompok penalaran sedang : s x nilai s x . 1 . 1     3. Kelompok penalaran rendah : s x nilai . 1   Keterangan : x : rata-rata hasil tes kemampuan penalaran matematis s :simpangan baku hasil tes kemampuan penalaran matematis 3 Analisis hasil tes kemampuan penalaran Analisis ini menggunakan teknis analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Salim2006:20-24, menyebutkan bahwa ada tiga langkah pengolahan data kualitatif yakni : a Reduksi Data Reduksi data adalah proses peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi dari data kasar yang diperoleh. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan pada hasil tes kemampuan penalaran. Setelah mendapatkan hasil kriteria kemampuan penalaran, data hasil tersebut direduksi sehingga didapatkan data yang dibutuhkan pada penelitian ini. b Penyajian data Penyajian data dilakukan setelah data kasar selesai direduksi. Data yang telah direduksi tersebut diarahkan agar terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga dapat mudah dipahami. Dalam penelitian ini, ditampilkan hasil jawaban siswa sesuai data hasil reduksi. Jawaban siswa tersebut kemudian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dianalisis secara deskriptif sesuai dengan indikator-indikator kemampuan penalaran matematis yang digunakan. c Penarikan kesimpulan Verifikasi data dilakukan dengan tujuan menemukan bukti- bukti yang menunjukkan bahwa kesimpulan yang dilakukan pada tahap awal sudah kredibel. Dalam penelitian ini, verifikasi dilakukan dengan melihat hasil analisis wawancara kemampuan penalaran dan hasil analisis observasi kemampuan penalaran. Jika bukti yang didapat mendukung maka kesimpulan tersebut dikatakan kredibel. b. Analisis Hasil Wawancara Kemampuan Penalaran Wawancara kedua ini dilakukan dengan mengambil masing- masing satu siswa dengan tingkat kemampuan penalaran tinggi, sedang dan rendah sesuai gaya belajarnya. Subjek yang diwawancara sama dengan subjek yang dianalisis hasil tes kemampuan penalarannya. Wawancara ini dilakukan untuk melihat kekonsistenan siswa dan kemampuan penalaran yang dimiliki siswa. Hasil wawancara dianalisis secara deskriptif bersama dengan analisis hasil tes kemampuan penalaran yang juga secara deskriptif. c. Analisis Hasil Observasi Kemampuan Penalaran Observasi dilakukan pada saat bersamaan dengan tes kemampuan penalaran. Observasi kemampuan penalaran bertujuan untuk melihat proses menalar siswa ketika menyelesaikan permasalahan. Hasil observasi dianalisis secara deskriptif sesuai dengan indikator-indikator yang digunakan.

H. Triangulasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SOAL POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP MTA GEMOLONG TAHUN AJARAN 2008 2009

1 11 173

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DENGAN METODE GUIDED Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Gaya Belajar dengan Metode Guided Discovery pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 3 18

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DENGAN METODE GUIDED Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Gaya Belajar dengan Metode Guided Discovery pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 4 22

PENDAHULUAN Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Gaya Belajar dengan Metode Guided Discovery pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

4 22 6

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pokok Bahasan Persamaan Garis Singgung Lingkaran Ditinjau Dari Level Berpikir Van Hiele Pada Siswa Kelas

0 4 16

KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GARIS SINGGUNG LINGKARAN DITINJAU DARI METODE POLYA Analisis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Garis Singgung Lingkaran pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah Waru Baki Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 18

Perbedaan hasil belajar Matematika materi garis singgung lingkaran ditinjau dari penggunaan metode ceramah dan diskusi di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2016 2017

0 0 298

Karakteristik Siswa Dalam Memecahkan Masalah Garis Singgung Lingkaran Berdasarkan Langkah Polya Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa (Penelitian Dilakukan di SMP N 14 Surakarta Kelas VIII Tahun Ajaran 2015/2016 ).

0 0 18

analisis menyelesaikan masalah matematika kontekstual materi lingkaran ditinjau dari gaya kognitif siswa kelas viii SMP n 3 Kartasura tahun ajaran 2015/2016.

0 0 1

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 SIDAREJA

1 9 16