F. Instrumen Penelitian
1. Angket Gaya Belajar
Dalam penelitian ini untuk mengetahui gaya belajar yang dimiliki siswa peneliti menggunakan angket. Angket gaya belajar yang digunakan
diadaptasi dari Bobby De Potter dengan mengambil beberapa indikator dari gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Skala yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala Guttman yaitu menggunakan dua alternatif pilihan, “ya” dan “tidak”. Angket uji coba gaya belajar terlampir
Lampiran A.1.
. Adapun kisi-kisi angket gaya belajar yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1. Kisi-kisi Angket Gaya Belajar
Variabel Indikator
Butir Soal Jumlah
Positif Negatif
Gaya Belajar Visual
Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang
didengar 1,5
- 2
Pembaca yang cepat dan tekun,
memiliki hobi
membaca 9,13
- 2
Biasanya tidak terganggu oleh suara rebut
2,14,25 -
3 Lebih menyukai seni visual
dari pada seni musik. 17,26
- 2
Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat, ya
atau tidak, sudah atau belum 21
- 1
Jumlah 10
- 10
Gaya Belajar Auditori
Berbicara kepada diri sendiri saat belajar dan bekerja
3, 22 -
2 Menggerakkan
bibir dan
mengucapkan tulisan di buku pada saat membaca
7 -
1 Mudah
terganggu oleh
keributan, dia akan sukar berkonsentrasi
6, 15, 18 -
3 Lebih
menyukai music
daripada seni lukis atau seni dengan hasil tiga dimensi
10,27 -
2
Merasa kesulitan
dalam menulis tetapi hebat dalam
bercerita 19, 29
- 2
Jumlah 10
- 10
Gaya Belajar Kinestetik
Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
4 -
1 Tidak dapat duduk diam
dalam waktu lama 8, 28, 30
- 3
Ingin melakukan
segala sesuatu
16 -
1 Suka belajar memanipulasi
mengembangkan data atau fakta dan praktik
20, 23, 24 -
3 Tidak dapat mengingat letak
geografi, kecuali
jika ia
pernah datang ke tempat tersebut
11, 12 -
2
Jumlah 10
- 10
2. Pedoman Wawancara Gaya Belajar
Pedoman wawancara gaya belajar digunakan sebagai media untuk menelusuri lebih lanjut mengenai hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui
angket gaya belajar. Selain itu juga dapat digunakan untuk melihat kekonsistenan siswa dalam menyelesaikan angket gaya belajar. Isi dari
pedoman wawancara gaya belajar ini adalah hal-hal yang dialami siswa yang mengarah pada indikator gaya belajar. Dalam pedoman ini juga terdapat kisi-
kisi lembar wawancara gaya belajar supaya proses wawancara tidak melebar ke hal lain. Lembar pedoman wawancara terlampir
Lampiran A.2
..
Tabel 3.2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Gaya Belajar Visual
No Indikator
Jumlah Item
Nomor Item
1 Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada
yang didengar 2
1,2 2
Pembaca yang cepat dan tekun, memiliki hobi membaca
1 3
3 Biasanya tidak terganggu oleh suara ribut
1 4
4 Lebih menyukai seni visual dari pada seni musik.
2 5,6
No Indikator
Jumlah Item
Nomor Item
5 Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat,
ya atau tidak, sudah atau belum 1
7 6
Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
1 8
7 Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan
2 9,10
Tabel 3.3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Gaya Belajar Auditori
No Indikator
Jumlah Item
Nomor Item
1 Berbicara kepada diri sendiri saat belajar dan bekerja
1 1
2 Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di
buku pada saat membaca 1
2 3
Mudah terganggu oleh keributan, dia akan sukar berkonsentrasi
2 3,4
4 Lebih menyukai musik daripada seni lukis atau seni
dengan hasil tiga dimensi 1
5 5
Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita
2 6,7
6 Mempunyai masalah dengan pekerjaan yang
melibatkan visualisasi 1
8 7
Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihatnya
2 9,10
Tabel 3.4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Gaya Belajar Kinestetik
No Indikator
Jumlah Item
Nomor Item
1 Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
1 1
2 Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama
2 2,10
3 Ingin melakukan segala sesuatu
1 3
4 Suka belajar memanipulasi mengembangkan data
atau fakta dan praktik 2
4,7 5
Tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia pernah datang ke tempat tersebut
1 5
6 Kemungkinan memiliki tulisan yang jelek
1 6
7 Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
1 8
8 Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot,
mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai manifestasi penghayatan terhadap
apa yang dibaca 1
9
3. Soal Tes Kemampuan Penalaran
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematika mengenai materi garis singgung lingkaran yang diadaptasi dari
NTCM dengan menggunakan beberapa indikator yang ada dan berwujud beberapa soal uraian. Soal tes kemampuan penalaran terlampir
Lampiran A.3.
. Adapun indikator yang digunakan adalah sebagai berikut
Tabel 3.5. Indikator Penalaran Matematis dan Aspek Penalaran Matematis menurut NCTM
Indikator Penalaran Matematis Aspek Penalaran Matematis
a. Mengenal
penalaran dan
pembuktian sebagai aspek dasar Siswa dapat menyelesaikan soal garis singgung
lingkaran dengan tepat dan lengkap b.
Membuat dan
menyelidiki konnjektur
dugaan, hipotesis
matematika Siswa dapat menduga panjang garis singgung
persekutuan dalam dan luar lingkaran c.
Mengembangkan dan mengevaluasi argumen dan bukti secara matematis
Siswa dapat merancang pola suatu masalah tertentu berdasarkan kondisi yang berkaitan
dengan garis singgung lingkaran, kemudian dapat menunjukkan bukti kebenaran dari
jawaban yang diberikan
d. Memilih
dan mengembangkan
berbagai jenis penalaran dan metode pembuktian.
Siswa dapat menyajikan alasan dari pernyataan tentang persekutuan dua buah lingkaran yang
bersinggungan di luar.
Lembar kisi-kisi tes kemampuan penalaran beserta pedoman penskoran terlampir
Lampiran A.4.
. Pedoman penskoran kemampuan penalaran matematis menggunakan rubrik penilaian kemampuan penalaran
matematis yang dikembangkan oleh Thomson 2006, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Penalaran Matematis
Skor Kriteria
4 Jawaban secara substansi benar dan lengkap
3 Jawaban memuat satu kesalahan atau kelalaian yang signifikan
2 Sebagian jawaban benar dengan satu atau lebih kesalahan atau kelalaian
yang signifikan 1
Sebagian besar jawaban tidak lengkap tetapi paling tidak memuat satu argumen yang benar
Skor Kriteria
Jawaban tidak benar berdasarkan proses atau argument, atau tidak ada respon sama sekali
4. Lembar Observasi Kemampuan Penalaran
Lembar Observasi Kemampuan Penalaran bertujuan untuk melihat proses menalar siswa ketika menyelesaikan permasalahan. Indikator
kemampuan penalaran matematis yang digunakan dalam observasi yaitu sebagai berikut :
1. Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan
gambar 2.
Kemampuan melakukan manipulasi matematika 3.
Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasanbukti terhadap kebenaran solusi
4. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan
Dari setiap indikator tersebut nantinya peneliti akan mendeskripsikan apa yang diamati di dalam kelas. Lembar observasi kemampuan penalaran
terlampir
Lampiran A.5.
. 5.
Pedoman Wawancara Kemampuan Penalaran Pedoman wawancara kemampuan penalaran digunakan sebagai media
untuk menelusuri lebih lanjut mengenai hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi kemampuan penalaran dan tes kemampuan penalaran.
Selain itu juga dapat digunakan untuk melihat kekonsistenan siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan penalaran. Isi dari pedoman wawancara
kemampuan penalaran ini adalah hal-hal yang dialami siswa yang mengarah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada indikator kemampuan penalaran. Pedoman wawancara yang dipakai berdasarkan indikator yang dipakai pada lembar observasi kemampuan
penalaran dimana pertanyaan mengalir namun dibatasi oleh soal tes kemampuan penalaran itu sendiri.
G. Teknik Analisis Data