Model Pembelajaran Kooperatif KAJIAN PUSTAKA

b. Faktor Instrumental Faktor-faktor instrumental adalah hal-hal yang dirancang dan digunakan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirancang. Faktor-faktor ini dapat berupa : 1 perangkat kerashardware dapat berupa gedung sekolah, perlengkapan belajar, alat praktikum, dan lain-lain; 2 perangkat lunaksoftware dapat berupa kurikulum, program pembelajaran, dan prdoman pembelajaran lainnya. Dari pendapat yang diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan kemampuan yang telah dimiliki siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penguasaan kemampuan meliputi informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, kemampuan psikomotorik, dan sikap yang dikembangkan oleh mata pelajaran, ditunjukkan dengan hasil tes yang diberikan guru.

C. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran yang mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian siswa saling membantu dan bekerja sama dalam mempelajari suatu materi pembelajaran. Dalam kelompok ini siswa diharapkan dapat saling berdiskusi dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka miliki dan menutup kesenjangan pemahaman dari masing-masing siswa anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru Suprijono 2009: 54. Peran guru dalam pembelajaran kooperatif adalah mengarahkan pembelajaran, menetapkan tugas-tugas dan pertanyaan untuk siswa serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa dalam penyelesaian masalah yang dimaksud. Dalam format pembelajaran kooperatif, setelah guru menyampaikan materi pelajaran, para siswa tergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi dan menyelesaikan soal latihan, kemudian menyerahkan hasil kerja kelompok kepada guru. Selanjutnya guru memimpin diskusi tentang pekerjaan kelompok tersebut yang membutuhkan penjelasan atau klarifikasi. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, sukuras, dan satu sama lain saling membantu Trianto, 2009 : 56. Untuk menjamin heterogenitas keanggotaan kelompok, guru bertugas membagi kelompok. Jika para siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda dimasukkan dalam satu kelompok, maka dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang berkemampuan rendah dan sedang, sedangkan siswa yang pandai akan dapat menstransfer ilmu yang dimilikinya. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembelajaran biasa. Roger dan David Johnson Lie, 2010: 31 – 37 mengatakan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima unsur model pembelajaran yang harus diterapkan yaitu: 1. saling ketergantungan positif, dalam hal ini untuk tercapainya sebuah keberhasilan dalam kelompok tersebut, maka guru sebagai pengajar diharapkan dapat memberikan tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, tetapi juga tetap bekerja sama dan saling membutuhkan dalam usaha tercapainya kesuksesan bersama; 2. tanggung jawab perseorangan, merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik sebagai sumbangsih mereka sebagai anggota kelompok. Guru perlu menyusun tugas sedemikian rupa demi timbulnya rasa tanggung jawab dalam diri tiap-tiap anggota kelompok; 3. tatap muka, yakni setiap kelompok harus mendapatkan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi satu sama lain. Hal ini akan memberikan waktu bagi anggota kelompok untuk membentuk sinergi yang menguntungkan tiap anggota kelompok. Inti dari sinergi tersebut adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing; 4. komunikasi antar anggota. Dengan adanya unsur ini para siswa akan dibekali dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesamanya. Keberhasilan suatu kelompok ditentukan juga oleh kesediaan para anggota untuk saling mendengarkan dan kemampuan untuk mengutarakan pendapat mereka; 5. evaluasi proses kelompok, yakni diberikannya waktu kusus kepada kelompok siswa untuk mengevaluasi proses kerja mereka dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif. Terdapat berbagai alasan mengapa pembelajaran kooperatif menjadi salah satu jalan keluar untuk menyelesaikan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah hasil dari berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif terbukti efektif dalam dalam peningkatan prestasi para siswa, alasan lainnya adalah pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan dapat meningkatkan rasa harga diri. Selain itu alasan lainnya adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka Slavin, 2005: 4 - 5.

D. Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think-Pair-Share TPS

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran pkn pada pokok bahasan sejarah berdirinya asean melalui penerapan metode jigsaw pada siswa kelas VI di MI Arrobiatul Adawiyah Kota Tangerang Tahun ajaran 2012/2013

0 22 114

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Upaya peningkatan kreativitas belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 7 116

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamulang

0 3 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185