6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah lepas dari kegiatan belajar dalam rangka pengembangan dirinya melalui pengalaman-pengalaman baru
dalam kehidupan. Proses belajar dinilai sebagai proses yang terjadi dalam kehidupan manusia yang ditandai dengan perubahan tingkah laku pada
individu tersebut. Crow dan Crow Suyono dan Hariyanto, 2011: 12 berpendapat bahwa
belajar merupakan keadaan saat seseorang memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap yang baru. Di dalam buku yang sama, Marquis dan
Hilgard juga menyatakan bahwa belajar merupakan proses pencarian ilmu yang dilakukan oleh seseorang melalui latihan dan pembelajaran sehingga
terjadi perubahan. Hintzman Muhibbin, 2003: 65 menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan dalam diri suatu organisme, baik manusia maupun hewan, yang disebabkan oleh pengalaman yang mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya, sebagai akibat dari didapatkannya pengalaman Ratna, 2011: 2.
Dengan berpegang pada teori tersebut, maka kegiatan belajar yang telah dilaksanakan oleh seseorang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan pada
diri orang tersebut. Terjadinya perubahan tingkah laku tersebut dapat terjadi karena adanya interaksi antar individu, atau antara individu dengan
lingkungan di sekitarnya. Maka dari itu dalam kegiatan belajar sesorang akan membutuhkan orang lain atau sesuatu yang lain yang ada di lingkungannya.
Hal ini dapat kita lihat dalam kegiatan belajar di sekolah, saat siswa melakukan kegiatan belajar dengan dibimbing oleh guru.
B. Prestasi Belajar
Menurut Erman S. Taniredja, 2010: 106 hasil belajar mencakup aspek yang berkenaan dengan perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki oleh
siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan yang dimaksud dapat berupa komunikasi, interaksi, kreativitas, dan sebagainya.
Prestasi belajar merupakan sebagian dari perubahan kemampuan, yang berkenaan dengan hasil tes yang mencerminkan kemampuan siswa dalam
menguasai materi pelajaran. Gagne Taniredja, 2010: 106 menyatakan bahwa kemampuan siswa
digolongkan dalam hal informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, kemampuan motorik dan sikap. Kemampuan-kemampuan
tersebut merupakan kemampuan yang muncul dari dalam diri siswa yang harus dinyatakan dalam suatu prestasi. Hal ini ditegaskan oleh Winkel 1996 :
482 bahwa prestasi belajar yang diberikan oleh siswa berdasarkan
kemampuan internal yang diperolehnya sesuai dengan tujuan instruksional menampakkan hasil belajar. Di dalam buku yang sama, Winkel menyatakan
pula bahwa pada akhir suatu proses pembelajaran guru akan menuntut suatu prestasi, sebagai bukti nyata bahwa hasil yang dituju telah dicapai, yang
kemudian dievaluasi dengan memberikan umpan balik kepada siswa. Evaluasi juga dilaksanakan beberapa waktu kemudian misalnya ulangan atau ujian yang
mencakup sejumlah hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Menurut Slameto 2003 dan Dimyati dan Mujiono 1999 : 236-254
secara garis besar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang menyangkut seluruh
pribadi termasuk kondisi fisik maupun psikis. Faktor internal atau disebut juga faktor instrinsik, meliputi kondisi fisiologi dan kondisi psikologis
yang mencakup minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan lain-lain. a. Kondisi Fisiologis Secara Umum
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang ada dalam keadaan segar
jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam keadaan
lelah. Anak-anak
yang kekurangan
gizi ternyata
kemampuannya berada dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi.
b. Kondisi Psikologis Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal
yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi jika faktor psikologis tidak mendukung
maka faktor luar itu akan kurang signifikan. Oleh karena itu minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif
adalah faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar mahasiswa.
c. Kondisi Panca Indera Selain kondisi fisiologis secara umum dan kondisi psikologis faktor
yang berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran.
Sebagian besar yang dipelajari manusia dipelajari menggunakan penglihatan dan
pendengaran. Orang belajar dengan membaca, melihat contoh atau model,
melakukan observasi,
mengamati hasil
eksperimen, mendengarkan keterangan guru dan orang lain, mendengarkan
ceramah, dan lain sebagainya. d. IntelegensiKecerdasan
Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk belajar dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi
seseorang rendah bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan
belajar, jika tidak ada bantuan orang tua atau pendidik usaha belajar yang dilakukan tidak akan berhasil.
e. Bakat Bakat merupakan kemampuan yang menonjol disuatu bidang tertentu.
Bakat adalah suatu yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah lahan dan merupakan perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya komponen
intelegensi tertentu dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subyek itu sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap
tersembunyi bahkan lama-kelamaan akan menghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk berkembang
f. Motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga seseorang yang
mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Kuat lemahnya motivasi belajar
seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam
diri motivasi intrinsik dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus untuk mencapai cita-cita
dengan belajar. Bila seseorang kurang memiliki motivasi instrinsik diperlukan dorongan dari luar yaitu motivasi ekstrinsik agar
termotivasi untuk belajar
2. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang bersumber dari luar
diri individu yang bersangkutan. Faktor ini sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar diri individu
yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun lingkungan lain.
a. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu
lingkungan alami dan lingkungan sosial. 1 Lingkungan Alami
Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada
keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada suhu udara yang lebih panas dan pengap.
2 Lingkungan Sosial Lingkungan
sosial, baik
yang berwujud
manusia dan
representasinya wakilnya, walaupun yang berwujud hal yang lain langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang
yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk
kamar. Representasi manusia misalnya memotret, tulisan, dan rekaman suara juga berpengaruh terhadap hasil belajar
b. Faktor Instrumental Faktor-faktor instrumental adalah hal-hal yang dirancang dan
digunakan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah dirancang. Faktor-faktor ini dapat berupa : 1 perangkat kerashardware
dapat berupa gedung sekolah, perlengkapan belajar, alat praktikum, dan lain-lain;
2 perangkat lunaksoftware dapat berupa kurikulum, program
pembelajaran, dan prdoman pembelajaran lainnya. Dari pendapat yang diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
prestasi belajar adalah penguasaan kemampuan yang telah dimiliki siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penguasaan kemampuan meliputi
informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, kemampuan psikomotorik, dan sikap yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
ditunjukkan dengan hasil tes yang diberikan guru.
C. Model Pembelajaran Kooperatif