Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

pesawat. 3 Lokasi jatuhnya pesawat diketahui berada di Desa Grabovo, Donetsk, Ukraina.Salah satu situs berita terkemuka dunia, Reuters, menyatakan bahwa pemerintah Ukraina menduga pesawat ini ditembak oleh rudal jenis buk 4 pada ketinggian 10.000 meter atau sekitar 33.000 kaki. 5 Sebelum peristiwa ini mencuat ke publik, pihak Malaysia Airlines telah mendapat pemberitahuan dari Air Traffic Control ATC Ukraina bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan MH-17 sekitar 50 kilometer dari perbatasan Rusia- Ukraina. Beberapa saat kemudianMalaysia Airlines merilis sebuah pernyataan melalui akun Twitter resmi miliknya MAS 6 : “Malaysia Airlines has lost contact of MH-17 from Amsterdam. The last known position was over Ukrainian airspace...”. Pascaperistiwa ini, saling bantah atas siapa pelaku penembakan MH-17 pun terjadi.Pemerintah Rusia maupun Ukraina sama-sama membela diri dan menyatakan bahwa pihak lawan merupakan pelaku penembakan serta harus bertanggungjawab atas peristiwa memilukan ini.Namun beberapa hari setelahperistiwa ini terjadi, sumber dari Amerika Serikat menduga bahwa pelaku penembakan adalah separatis 3 Kronologi Jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina, internasional.kompas.com read2014071811141031Kronologi.Jatuhnya.Pesawat.Malaysia.Airlines.MH.17.di.Ukraina, diakses pada tanggal 1 Oktober 2014, 10.00 AM. 4 Buk atau sistem rudal adalah keluarga sistem rudal self-propolled jarak menengah yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966. Dikembangkan oleh Uni Soviet dan Federasi Rusia.Buk dirancang untuk melibatkan rudal jelajah, bom pintar, pesawat tetap dan rotarysayap serta kendaraan udara tak berawak. 5 Kronologi Jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina, loc.cit. 6 Ibid. pro Rusia. 7 Dugaan tersebut didasari oleh sensor di sekitar ledakan, percakapan, sejumlah foto, dan data dari sosial media yang mengindikasikan bahwa saat itu kelompok separatis telah berhasil menembak jatuh sebuah pesawat.Lebih lanjut dugaan mengarah pada Igor Girkin, seorang pemimpin pasukan separatis Rusia di wilayah Donbass. Pada saat jatuhnya pesawat MH-17, Girkin membagi status di media sosial Vkontakte 8 miliknya. Ia menulis bahwa pemberontak telah berhasil menembak jatuh pesawat Antonov An-26 yang biasa digunakan angkatan udara Ukraina. 9 Namun faktanya, setelah dilakukan penyelidikan beberapa hari setelah kejadian dengan menghubungkan bukti-bukti di lapangan, pernyataan yang ditulis pada sosial media Girkin tersebut ternyata salah.Pemberontak bukan telah berhasil menembak pesawat militer milik Ukraina melainkan pesawat sipil milik Malaysia. Semenjak itu, kontan separatis mengaku bahwa pihaknya tak mengetahui tentang insiden penembakan pesawat tersebut. Rute perjalanan MH-17 yang terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpurmemang dapat dikatakan cukup berbahaya.Sebab, rangkaian rute perjalanan tersebut mengagendakan pesawat untuk melintas di atas wilayah udara daerah konflik Rusia-Ukraina.Salah satu alasan mengemuka bahwa dilaluinya jalur rawan tersebut hanya demi menghemat anggaran bahan bakar pesawat karena jalurnya lebih 7 Ibid. 8 Vkontakte merupakan jejaring sosial asal Rusia terbesar di Eropa yang diluncurkan pada tanggal 10 Oktober 2006.Diciptakan oleh Pavel Durov, mahasiswa lulusan Saint Petersburg State University. 9 Misteri Ditembaknya Malaysia Airlines MH-17 di Atas Langit Ukraina, www.indocropcircles.wordpress.com20140718misteri-dibalik-ditembaknya-malaysian-airlines-mh- 17-di-udara-ukraina, diakses pada tanggal 1 Oktober, 10.00 AM. pendek. 10 Tidak adanya larangan terbang di atas wilayah udara Ukraina membuat masih banyak penerbangan dari Eropa menuju Asia atau sebaliknya tetap menggunakan jalur ini. Namun pada bulan April 2014, International Civil Aviation Organization ICAO selaku otoritas penerbangan sipil internasional telah memberikan peringatan kepada pemerintah di berbagai negara tentang adanya risiko bagi pesawat komersial yang terbang di atas wilayah udara Ukraina. 11 Sejak konflik antara Rusia dan Ukraina dimulai, beberapa pesawat tempur Ukraina diketahui telah jatuh tertembak oleh kelompok separatis.Pada tanggal 14 Juni 2014, pesawat tempur Ilyushin Il-76 tertembak jatuh dalam perjalanan menuju Bandara Internasional Luhansk yang menewaskan 49 orang. Selanjutnya di tanggal yang sama pada bulan Juli, pesawat tempur An-26 milik Ukraina juga tertembak jatuh. Dua hari berselang menyusul pesawat Sukhoi Su-25 ikut mengalami nasib yang samapada tanggal 16 Juli 2014. 12 Dalam jumpa pers yang berlangsung pada tanggal 18 Juli 2014 Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Abdul Razak menyatakan, bahwa rute yang dilalui MH-17 merupakan rute yang aman dan bukan termasuk daerah larangan terbang berdasarkan klaim dari International Civil Aviation Organization ICAO dan International Air Transport Association IATA.Hingga kini peristiwa pesawat MH-17 ini masih dalam tahap penyelidikan oleh gabungan tim investigasi dari beberapa negara. Dutch Safety 10 Ibid. 11 Ibid. 12 Ibid. Boardsebagai pemimpin investigasimenyatakan bahwa hasil penyelidikan selambat- lambatnya akan dirilis pertengahan tahun 2015. 13 Jeroen Akkermans seorang wartawan Dutch RTL News yang liputannya dilansir BBC Indonesia pada tanggal 16 April 2015 menyatakan bahwa analisforensikdanparaahlidarianalisispertahananInggris, IHS Jane menemukan kaitan kerusakan bagian pesawat yang ditemukan di lapangan, merupakankerusakan yang diakibatkan oleh jenis bahan peledak 9N314, dari sistem rudal buk. 14 Dalam peristiwa yang dialami oleh pesawat Malaysia Airlines MH-17 tersebut, terdapat satu masalah yang menarik untuk dianalisis lebih jauh, yaitu masalah pertanggungjawaban baik dilihat dari perspektif hukum internasional publik maupun secara spesifik menurut hukum angkutan udara internasional. Dari perspektif hukum internasional publik masalah yang menarik untuk dikaji adalah status atau kedudukan Malaysia sebagai negara bendera flag state. Maksudnya, apakah dalam peristiwa seperti yang dialami oleh pesawat MH-17, negara bendera dapat dimintakan pertanggungjawabannya berdasarkan hukum internasional publik yang berlaku umum. Sementara itu, hal serupa juga menarik untuk dinalisis dari perspektif hukum angkutan udara internasional. Dalam kasus seperti yang dialami MH-17, apakah pengangkut dalam hal ini Malaysia Airlines tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya terhadap kerugian yang diderita penumpang, meskipun 13 Ibid. 14 MH-17 Jatuh Ditembak Rudal, http:www.bbc.co.ukindonesiadunia201504150416_ mh17 , diakses pada tanggal 24 April 2015, 07.30 PM. kerugian itu bukan timbul dari kecelakaan biasa melainkan karena sebab yang tidak terduga, dalam hal ini penembakan. Pengkajian terhadap permasalahan sebagaimana tertuang dalam topik skripsi ini penting dilakukan karena pertama, analogi bendera kapal dalam rezim hukum laut juga dipraktikan dalam kegiatan komersialisasi ruang udara dan antariksa. Bendera kapal memiliki fungsi menunjuk kepada tempat di mana suatukapal atau pesawat didaftarkan guna memperoleh kebangsaan dan hukum mana yang akan mengatur segala aktivitas dan peristiwa hukum dalam kapal atau pesawat tersebut. Di samping itu bendera kapal juga berfungsi untuk memudahkan identifikasi terhadap kapal tersebut dan bagaimana mempertanggungjawabkan perbuatan hukum yang berkaitan dengan kapal, baik apabila berada di laut lepas, perairan nasional maupun wilayah negara lain. 15 Akibat hukum dari dipasangnya bendera suatu negara pada kapal atau pesawat berkaitan dengan atribut kedaulatan suatu negara dan prinsip tanggung jawab negara state responsibility. 16 Kedua, merujuk pada Pasal 1 Convention on International Civil Aviation 1944 Chicago Convention yang diambil secara integral pada Pasal 1 Konvensi Paris 1919 dengan tegas menyatakan negara-negara anggota konvensi mengakui bahwa setiap negara memiliki kedaulatan penuh dan eksklusif atas ruang udara yang terdapat di atas wilayahnya. Dengan bunyi ketentuan pasal ini, dapat diinterpretasikan bahwa 15 Mieke Komar Kantaatmadja, 1984,Berbagai Masalah Hukum Udara dan Angkasa, Remadja Karya, Bandung, h. 11. 16 Ibid. Ukraina sebagai negara anggota konvensi juga memiliki kedaulatan penuh untuk menyikapi semua peristiwa yang terjadi di teritorial udaranya. Walaupun sampai saat ini hasil investigasi belum dirilis secara resmi, namun fakta-fakta di lapangan telah mengarah bahwa pelaku penembakan adalah separatis Rusia yang merupakan warga negara Ukraina. Ketiga, bahwa pengangkutan merupakan perjanjian timbal balik antara pengangkut dan pengirimpenumpang, dimana pengangkut mengikatkan diri dalam bentuk tiket untuk menyelenggarakan pengangkutan barang danatau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan dengan selamat, sedangkan pengirimpenumpang mengikatkan diri untuk membayar sejumlah uang sebagai biaya angkutan. 17 Menurut penulis, pernyataan tersebut memberikan gambaran bahwa antara pihak pengangkut dan penumpang mempunyai hubungan kontraktual yang secara sadar mereka jalin guna memenuhi kepentingan mereka masing-masing. Oleh karena adanya hubungan kontrak antara para pihak, maka apabila salah satu pihak tidak dapat sebagian atau sepenuhnya memenuhi apa yang diperjanjikan maka pihak tersebut dapat dikatakan telah melakukan wanprestasi terhadap kontrak dan harus bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pihak lain. Dalam hal ini, Malaysia Airlines gagal untuk mengantar para penumpangnya untuk tiba dengan selamat ke tempat tujuan, maka dari itu berdasarkan hubungan kontrak antara pengangkut dan penumpang yang telah 17 HMN. Purwosutjipto, 2003, Pengertian Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia 3: Hukum Pengangkutan, Penerbit Djembatan, Jakarta, h. 187. diuraikan di atas, Malaysia Airlines wajib untuk memberikan pertanggungjawabannya dalam peristiwa ini. Selanjutnya munculnya Protokol Guatemala City 1975 untuk penumpang dan bagasi serta Protokol Montreal No. 4 Tahun 1975 untuk kargo telah merubah ketentuan Pasal 17 dan 201 pada Konvensi Warsawa 1929 yang turut memberikan prinsip pertanggungjawaban baru bagi ketentuan rezim hukum angkutan udara internasional khususnya di bidang pertanggungjawaban pengangkut. Pada Konvensi Warsawa 1929 prinsip tanggung jawab didasarkan atas adanya unsur kesalahan dan praduga bersalah yang dapat memberikan perlindungan kepada pengangkut protective philosophy 18 berupa pembebasan dari tanggung jawab sepanjang pegawai dari perusahaan pengangkut telah mengambil semua tindakan yang perlu untuk menghindari kerugian. Berbeda halnya semenjak kemunculanProtokol Guatemala City 1971dan protokol-protokol perubahan lainnya yang menerapkan prinsip tanggung jawab mutlak absolute liability principle.Prinsip ini menuntut agar pengangkut tetap bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi pada penumpang dalam keadaan apapun. 19 Prinsip tanggung jawab mutlak merupakan warisan dari sistem hukum kuno. Prinsip ini merupakan konsekuensi dari ajaran „a man acts at his peril‟ atau „he who breaks must pay ‟, yang maksudnya barang siapa melakukan perbuatan lalu 18 E.Saefullah Wiradipradja, op.cit, h. 47. 19 Lihat Pasal 171 Protokol Guatemala City 1971. menimbulkan kerugian untuk orang lain, maka ia harus bertanggungjawab. 20 Menurut Prosser alasan lain untuk memberlakukan kembali ketentuan lama tentang tanggung jawab mutlak adalah sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya berbahaya. 21 Jadi dalam konteks ini, dasar dari tanggung jawab mutlak adalah adanya niat dari pihak pengangkut untuk tetap melaksanakan usahanya meskipun disadarinya betul bahwa kegiatan tersebut membawa risiko baik untuk usahanya maupun penumpang. 22 Berangkat dari pemaparan fakta-fakta di atas, penulis memandang perlu untuk melakukan sebuah penelitian tentang bagaimana pertanggungjawaban negara khususnya negara bendera flag state serta pengangkut atas peristiwa tersebut menurut perspektif hukum internasional.Penelitian ini akan ditulis secara sistematis dalam suatu rangkaian tugas akhirskripsi yang berjudul: “Tanggung Jawab Negara dan Pengangkut atas Tertembaknya Pesawat MH-17 Milik Malaysia Airlines ”, dengan harapanpara pihak negara dan pengangkut dapat berbuat sesuai kapasitasnya menurut ketentuan hukumyang berlaku serta di kemudian hari tidak terulang lagi peristiwa yang serupa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, penulis telah merumuskan 2 dua permasalahan yang akan dibahas pada tulisan ini, yaitu: 20 E.Saefullah Wiradipradja, op.cit, h. 41 21 Ibid, h. 42 22 Ibid. 1. Sebagai negara bendera flag stateapakah Malaysia dapat dimintakan pertanggungjawaban dalam peristiwa tertembaknya pesawat MH-17? 2. Berdasarkan Konvensi Warsawa 1929, apakah pihak Malaysia Airlines sebagai perusahaan pengangkut dapat dibebaskan dari kewajiban membayar kompensasi atas kerugian yang diderita para penumpang pesawat MH-17 yang tertembak di atas wilayah udara Ukraina?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Agar skripsi ini memiliki kerangka yang jelas dan sistematis serta tidak keluar dari judul serta latar belakang permasalahan, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan yangakan dibahas, yaitu sebagai berikut: - Pada Bab I, penulis mendeskripsikan keseluruhan peristiwa secara singkat pada sub Latar Belakang Masalah. Kemudian berangkat dari latar belakang tersebut, penulis merumuskan 2 dua buah permasalahan yang akan dibahas pada bab berikutnya. Sementara itu, pada bab ini penulis juga menjabarkan teori-teori yang mendasari penulisan skripsi ini serta mengemukakan identitas penelitian skripsi pada sub Metode Penelitian. - Pada Bab II penulis menjelaskan suatu tinjauan umum mengenai tanggung jawab negara dan pengangkut dalam hukum internasional. Dalam sub bab pertama, penulis menjabarkan mengenai pengertian tanggung jawab negara, teori-teori yang mendasari munculnya tanggung jawab negara, elemen-elemen tanggung jawab negara, jenis serta ketentuan mengenai pembebasan negara dari kewajiban bertanggung jawab dalam hukum internasional. Selanjutnya,