5. Nyeri akibat spasme otot. Penyebabnya tidak jelas, umumnya berkaitan
dengan kelainan tulang belakang. Spasme ini berhubungan dengan postur abdominal dan regangan otot paraspinal. Nyeri yang ditimbulkan
akibat spasme
otot disebabkan
karena adanya
gangguan muskuloskeletal. Otot yang berada dalam keadaan tegang terus menerus
menimbulkan perasaan yang subyektif yang disebut pegal. Sikap duduk, tidur, jalan, dan berdiri dapat menyebabkan ketegangan otot
sehingga menimbulkan nyeri pinggang. Selain itu, ketegangan mental juga mempengaruhi ketegangan pada otot lumbal. Nyeri karena spasme
otot biasanya akan membaik dengan cara dipijat.
2.2.2 Penyebab nyeri punggung bawah
Penyebab nyeri punggung bawah bervariasi, nyeri punggung bawah sering disebabkan karena ketegangan otot dan jaringan lunak pada tulang
belakang. Adapula nyeri pada tempat penyambungan tulang belakang dengan tulang pelvis, disebut disfungsi sudut sakroiliaka. Penyebab fisik termasuk
osteoathritis, rheumatoid arthritis, degenerasi cakram antara vertebra herniasi, fraktur vertebra, atau spasme otot. Nyeri punggung bawah juga
terjadi karena berbagai faktor, diantaranya faktor pekerjaan yang melibatkan aktivitas yang berlebihan seperti mengangkat benda yang berat. Khususnya hal
tersebut terjadi pada kelompok pekerja bongkar muat barang di pelabuhan, karena mengangkut barang turun dari kapal maupun sebaliknya menjadi tujuan
dari para pekerja ini. Hal tersebut sering dilakukan para pekerja bongkar muat
barang walaupun dengan kapasitas jumlah barang yang berlebihan dan posisi yang salah sehingga dapat memicu munculnya gejala nyeri punggung bawah
Sulissingtyas, 2009.
2.2.3 Pengukuran nyeri punggung bawah
Pengukuran nyeri punggung bawah dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
1. Visual Analouge Scale VAS
Visual Analouge Scale VAS adalah alat ukur untuk memeriksa
intensitas nyeri menggunakan garis ukuran 10-15 cm. D alam garis
tersebut berisi skala yang dimulai dari ujung sebelah kiri dari 0-4 yaitu tidak sakit, sakit sedikit, sakit sedang, sakit sekali, dan sangat sakit.
Responden diminta untuk menandai di sepanjang garis tersebut sesuai dengan level intensitas nyeri yang dirasakan. Keuntungan dari metode
pengukuran visual analouge scale lebih sensitif dan lebih akurat dalam mengukur nyeri dan mempunyai korelasi yang baik dengan
pengukuran lain. Visual analouge scale sangat bergantung pada pemahaman responden sehingga responden harus hadir pada saat
pengukuran Widodo, 1999. 2.
Mc. Gill Pain Questionnaire Kuesioner ini dalam bentuk pemberian nilai, dan pengukuran
diantaranya pengukuran nyeri yang kompleks. Kuesioner ini terdiri dari empat bagian yaitu 1 gambar nyeri, 2 indeks nyeri, 3
pertanyaan-pertanyaan mengenai nyeri terdahulu dan lokasinya, dan 4 indeks intensitas nyeri yang dialami saat ini. Pengukuran ini
meliputi tiga aspek yaitu afektif, sensorik dan evaluasi dari nyeri yang dirasakan Widodo, 1999.
3. Nordic Body Map
Nordic Body Map merupakan metode yang digunakan untuk menilai tingkat keparahan atas terjadinya gangguan atau cedera pada sistem
muskuloskeletal. Nordic Body Map merupakan metode lanjutan yang dapat digunakan setelah selesai melakukan observasi dengan metode
Rapid Upper Limb Assessment RULA dan Rapid Entire Body Assessment REBA. Keberhasilan metode Nordic Body Map sangat
subjektif, artinya sangat tergantung dari kondisi dan situasi yang dialami pekerja pada saat dilakukannya penilaian dan juga tergantung
dari keahlian dan pengalaman observer yang bersangkutan. Metode Nordic Body Map telah digunakan oleh para ahli ergonomi untuk
menilai tingkat keparahan gangguan pada sistem muskuloskeletal dan mempunyai validitas dan reliabilitas yang cukup baik. Penilaian
Nordic Body Map menggunakan desain penelitian dengan scoring menggunakan 4 skala likert skor 0=tidak sakit, skor 1=agak sakit,
skor 2=sakit, skor 3=sangat sakit Tarwaka, 2010. 4.
Lasegue Test Lasegue test disebut juga Straight Leg Raising SLR test. Lasegue
test merupakan suatu metode pemeriksaan fisik terhadap nyeri
punggung bawah pada seseorang. Lasegue test dilakukan dengan cara pasien diminta untuk tidur terlentang, tungkai kaki kiri atau kanan
diangkat secara bergantian sampai sudut 70
o
. Jika tungkai kaki diangkat terasa nyeri sebelum sudut normal berarti pasien mengalami
keluhan nyeri punggung bawah. Sebaliknya, jika tungkai kaki diangkat mencapai sudut 70
o
, pasien tidak mengalami keluhan nyeri punggung bawah Syahrul, 2012.
2.2.4 Pencegahan nyeri punggung bawah