1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dalam mencapai tujuan
pembangunan. Sejalan dengan itu, pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kontribusinya dalam pembangunan serta
melindungi hak dan kepentingan sesuai dengan harkat dan martabat manusia Sastrohadiwiryo, 2002. Pembangunan yang semakin meningkat, otomatis
disertai dengan peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktifitas manusia sangat erat hubungannya dengan gerak fungsional dimana dalam
melakukan gerak, faktor fisik menjadi faktor yang mendominasi. Gaya hidup modern yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia sangat memungkinkan
suatu gangguan penyakit, bagi yang bekerja dalam posisi duduk, berdiri yang lama, aktivitas-aktivitas yang berlebihan dengan posisi yang tidak sesuai dapat
juga menjadi faktor timbulnya nyeri Cahyati, 2012. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kajian
kesehatan masyarakat yang fokus pada pekerja di sektor formal dan informal Purwanto, 2004. Di tempat kerja terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja, seperti faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis, dan faktor psikologis. Semua faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap
suasana kerja dan berpengaruh terhadap kesehatan dan
2
keselamatan kerja Tarwaka dkk, 2004. Untuk itu, perlu dikembangkan upaya untuk menurunkan dan mencegah risiko penyakit yang ditimbulkan
akibat pekerjaan atau lingkungan kerja. Risiko yang dialami bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat, tergantung dari jenis
pekerjaannya. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban yang
dimaksud antara lain beban fisik, mental ataupun sosial. Seorang pekerja seperti pekerja di bagian bongkar muat barang di pelabuhan memikul lebih
banyak beban fisik daripada beban mental dan sosial. Hal ini dikarenakan sebagian besar waktu kerjanya berfokus pada kegiatan bongkar muat barang
di pelabuhan Nurwahyuni, 2012. Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah
punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya. Nyeri punggung bawah menyebabkan gangguan aktivitas sehari-
hari, disabilitas dan produktifitas penderitanya. Nyeri punggung bawah dapat dialami siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan nyeri
punggung bawah jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologi tertentu yang sering
dijumpai pada usia yang lebih tua. Hampir 70-80 penduduk di negara maju pernah mengalami nyeri punggung bawah. Setiap tahun 14-45 orang dewasa
menderita nyeri punggung bawah, dan satu di antara 20 penderita harus dirawat di rumah sakit karena serangan akut. Nyeri punggung bawah sangat umum
terjadi pada umur 35-55 tahun Halimah, 2009.
3
Di Indonesia kejadian nyeri punggung bawah angka prevalensi bervariasi antara 7,6 sampai 37. Masalah nyeri punggung bawah pada pekerja
umumnya dimulai kelompok usia 45-60 tahun Cahyati, 2012. Pelabuhan Benoa merupakan suatu pelabuhan yang memperkerjakan
pekerja untuk menangani bongkar muat barang. Pekerja bongkar muat barang rentan terkena nyeri punggung bagian bawah karena pekerjaan mereka yang
mengangkat dan mengangkut barang yang pada umumnya tidak memenuhi standar ergonomi. Pada saat proses melakukan pekerjaan, sikap membungkuk
sangat sering dilakukan. Namun belum pernah ada penelitian dan pelaporan kejadian nyeri punggung bawah di Pelabuhan Benoa. Berdasarkan hasil survei
pendahuluan di Pelabuhan Benoa, dari 10 pekerja yang di wawancarai, tujuh diantaranya mengalami keluhan nyeri punggung bawah. Menurut
Nurwahyuni 2012, pekerja yang rentan mengalami keluhan nyeri punggung bawah adalah pekerja angkut barang, salah satunya adalah pekerja bongkar
muat barang yang bekerja di pelabuhan kota Pare-Pare, Makassar. Persentase tertinggi responden yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah terdapat
pada kategori posisi kerja sebesar 81,3 dan kategori beban kerja yang tidak memenuhi syara
t ≥25 kg sebesar 82,4. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui tentang gambaran kejadian nyeri punggung bagian bawah
pada pekerja bongkar muat barang di Pelabuhan Benoa.
4
1.2 Rumusan Masalah