punggung bawah pada seseorang. Lasegue test dilakukan dengan cara pasien diminta untuk tidur terlentang, tungkai kaki kiri atau kanan
diangkat secara bergantian sampai sudut 70
o
. Jika tungkai kaki diangkat terasa nyeri sebelum sudut normal berarti pasien mengalami
keluhan nyeri punggung bawah. Sebaliknya, jika tungkai kaki diangkat mencapai sudut 70
o
, pasien tidak mengalami keluhan nyeri punggung bawah Syahrul, 2012.
2.2.4 Pencegahan nyeri punggung bawah
Pencegahan merupakan salah satu faktor dalam mengatasi nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh kerusakan tulang belakang, jaringan lunak
penghubung tulang belakang, cidera otot atau jaringan saraf tulang belakang dengan lapisan pelindungnya. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya nyeri punggung bawah adalah: 1.
Pencegahan primer Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan
orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan:
a. Mengadakan sosialisasi yang berkaitan dengan nyeri punggung bawah
serta posisi kerja yang baik dan benar agar berkurangnya kejadian nyeri punggung bawah pada pekerja terutama pekerja angkut barang.
b. Memperbaiki sikap tubuh saat bekerja dengan cara berdiri dengan
punggung dan kepala menghadap ke depan serta menghindari sikap
membungkuk. Jika bekerja di bangku, pastikan bangku tersebut cukup tinggi untuk menjaga sikap tubuh tetap baik dan nyaman saat bekerja
dan tidak diam dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama. c.
Mengangkat barang dengan posisi membungkuk yang benar dengan cara menempatkan kaki berjauhan, masing-masing kaki membentuk
sudut yang tepat dan kaki mengarah ke benda yang akan diangkat. Pinggul dan lutut tetap menjaga punggung tetap lurus. Seluruh tulang
belakang akan condong ke depan untuk menghindari punggung menekuk Karaeng, 2013.
d. Menjaga berat badan tubuh tetap ideal karena berat badan berlebih akan
memberikan tambahan ketegangan pada punggung dan juga akan mempunyai sikap tubuh yang buruk. Latihan fisik juga perlu dilakukan
secara rutin untuk menguatkan otot punggung Syahrul, 2012. 2.
Pencegahan sekunder Pencegahan tingkat kedua ini merupakan upaya untuk menghindarkan
komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan pada seseorang yang telah sakit. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara mendeteksi
penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan yang cepat dan tepat. a.
Diagnosis klinis Diagnosis klinis nyeri punggung bawah dapat dilakukan dengan tes
lasegue yaitu dengan cara pasien diminta untuk tidur terlentang, tungkai kaki kiri atau kanan diangkat secara bergantian sampai sudut normal
70
o
. Jika tungkai kaki diangkat terasa nyeri sebelum sudut normal
berarti pasien mengalami keluhan nyeri punggung bawah Syahrul, 2012.
b. Pengobatan nyeri punggung bawah
Pengobatan nyeri punggung bawah dapat dilakukan dengan terapi konservatif dan operatif. Terapi konservatif meliputi rehat baring bed
rest dimana penderita harus berbaring ditempat tidur selama beberpa hari, medikamentosa dan fisioterapi. Terapi operatif dilakukan apabila
tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata Septiawan, 2013.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dimaksudkan untuk mengurangi komplikasi dan mengadakan rehabilitasi. Rehabilitasi bertujuan untuk mengembalikan
fungsi fisik penderita nyeri punggung bawah agar lebih memperhatikan cara mengatasi masalah dan dapat menjalani kehidupan yang normal.
Tindakan yang dapat dilakukan: a.
Selama masa penyembuhan, penderita nyeri punggung bawah sebaiknya menghindari pekerjaan atau aktivitas berat.
b. Menghindari masalah psikis seperti depresi, kecemasan, atau stress
yang dapat memicu atau memperberat kembali terjadinya nyeri punggung bawah.
c. Penderita nyeri punggung bawah yang mengalami obesitas sebaiknya
melakukan diet untuk menurunkan badan serta olahraga yang cukup Cahyati, 2012.
2.2.5 Faktor risiko nyeri punggung bawah