Analisis dan Uji Hipotesis 1. Uji Normalitas

Berdasarkan tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata prosentase jawaban tertinggi yaitu sebesar 69,2 berada pada skor ”5” – ”7” 42,5 responden menjawab skor ”5”; 21,7 responden menjawab skor ”6” dan 5 responden menjawab skor ”7” yang artinya 69,2 responden sangat menyetujui pernyataan yang diberikan; 25 berada pada skor ”4” dan 5 berada pada skor ”1” – ”3” 0,8 responden menjawab skor ”2” dan 4,2 responden menjawab skor ”3” yang artinya 13,5 responden tidak menyetujui pernyataan yang diberikan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki kinerja manajerial yang tinggi yaitu meliputi perencanaan, pengevaluasian, pengawasan, pengkoordinasian, negosiasi, pengaturan staf, investigasi dan perwakilan. 4.3. Analisis dan Uji Hipotesis 4.3.1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak Sumarsono, 2004: 40. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Adapun hasil dari pengujian normalitas adalah : Tabel 4.12 : Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian Kolmogorv Smirnov Sig Partisipasi Anggaran X 1 Tingkat Kesulitan Anggaran X 2 Evaluasi Anggaran X 3 Kinerja Manajerial Y 0,434 0,832 0,633 0,558 0,992 0,494 0,818 0,915 Sumber : Lampiran VII Berdasarkan tabel 4.12 menjelaskan bahwa variabel partisipasi anggaran X 1 , tingkat kesulitan anggaran X 2 , evaluasi anggaran X 3 dan kinerja manajerial Y adalah berdistribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan dari metode Kolmogorov-Smirnov diatas 0,05 sig 5.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dengan tujuan untuk mendukung keakuratan hasil model regresi. Uji asumsi klasik tersebut adalah multikolinieritas dan heteroskedastisitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang dihasilkan tidak melanggar asumsi klasik yaitu tidak terjai multikolinieritas dan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.2.1. Multikolinearitas

Pembuktian ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menghitung VIF Variance inflation Factor. Jika nilai VIF di sekitar angka 1. Adapun besaran VIF dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut : Tabel 4.13 : Nilai VIF Variance Inflation Factor No. Variabel Bebas VIF 1. 2. 3. Partisipasi Anggaran X 1 Tingkat Kesulitan Anggaran X 2 Evaluasi Anggaran X 3 2,560 1,149 2,565 Sumber : Lampiran VIII Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai VIF dari variabel partisipasi anggaran X 1 , tingkat kesulitan anggaran X 2 dan evaluasi anggaran X 3 dibawah angka 10 maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.

4.3.2.2. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji Rank Spearman adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 : Hasil Korelasi Rank Spearman Variabel Bebas Koefisien korelasi Rank Spearman Sig. Partisipasi Anggaran X 1 Tingkat Kesulitan Anggaran X 2 Evaluasi Anggaran X 3 -0,066 -0,009 -0,054 0,814 0,974 0,847 Sumber : Lampiran Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan dari koefisien korelasi Rank Spearman pada variabel partisipasi anggaran X 1 , tingkat kesulitan anggaran X 2 dan evaluasi anggaran X 3 diatas 5 sig 5 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang dihasilkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis data untuk menggambarkan pengaruh antara satu variabel terikat Y dengan beberapa variabel bebas X dapat dilakukan dengan metode regresi linier berganda. Persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Tabel 4.15 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model Koefisien Regresi Konstanta Partisipasi Anggaran X 1 Tingkat Kesulitan Anggaran X 2 Evaluasi Anggaran X 3 1,498 0,132 0,183 0,375 Sumber : Lampiran VIII Berdasarkan tabel 4.15 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 1,498 + 0,132 X 1 + 0,183 X 2 + 0,375 X 3 Konstanta yang dihasilkan sebesar 1,498 menunjukkan besarnya nilai dari kinerja manajerial Y apabila partisipasi anggaran X 1 , tingkat kesulitan anggaran X 2 dan evaluasi anggaran X 3 adalah konstan, maka nilai dari kinerja manajerial Y sebesar 1,498. Koefisien regresi variabel partisipasi anggaran X 1 adalah sebesar 0,132 artinya jika variabel partisipasi anggaran X 1 naik satu satuan, maka kinerja manajerial Y akan naik sebesar 0,132 dengan asumsi variabel tingkat kesulitan anggaran X 2 dan evaluasi anggaran X 3 adalah konstan. Koefisien regresi variabel tingkat kesulitan anggaran X 2 adalah sebesar 0,183 artinya jika variabel tingkat kesulitan anggaran X 2 naik satu satuan, maka kinerja manajerial Y akan naik sebesar 0,183 dengan asumsi variabel partisipasi anggaran X 1 dan evaluasi anggaran X 3 adalah konstan. Koefisien regresi variabel evaluasi anggaran X 3 adalah sebesar 0,375 artinya jika variabel evaluasi anggaran X 3 naik satu satuan, maka kinerja manajerial Y akan naik sebesar 0,375 dengan asumsi variabel partisipasi anggaran X 1 dan umpan balik anggaran X 2 adalah konstan.

4.3.4. Uji Hipotesis Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui atau menguji kecocokan model regresi linier berganda yang digunakan. Adapun langkah-langkah uji F adalah : 1. Hipotesis H : i = 0 Model regresi linier berganda tidak cocok untuk mengetahui pengaruh variabel partisipasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan evaluasi anggaran terhadap variabel kinerja manajerial H 1 :   0 Model regresi linier berganda cocok untuk mengetahui pengaruh variabel partisipasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan evaluasi anggaran terhadap variabel kinerja manajerial 2. Tingkat signifikan    = 5 0,05 3. Nilai F hitung Nilai t hitung masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut : Tabel 4.16: Hasil Uji F Model Beta F hitung Sig Partisipasi Anggaran X 1 Tingkat Kesulitan Anggaran X 2 Evaluasi Anggaran X 3 0,184 0,320 0,511 3,805 0,043 R 2 = 0,509 Sumber : Lampiran VIII Berdasarkan hasil uji F di atas dapat ditunjukkan bahwa nilai F hitung yang dihasilkan oleh variabel partisipasi anggaran X 1 , tingkat kesulitan anggaran X 2 dan evaluasi anggaran X 3 sebesar 3,805 dengan tingkat signifikan sebesar 0,043. Tingkat signifikan yang dihasilkan kurang dari 5 maka H ditolak dan H 1 diterima yang artinya model regresi linier berganda cocok untuk mengetahui pengaruh variabel partisipasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan evaluasi anggaran terhadap variabel kinerja manajerial. Nilai koefisien determinasi R 2 yang dihasilkan dalam penelitian ini sebesar 0,509 menunjukkan partisipasi anggaran X 1 , tingkat kesulitan anggaran X 2 dan evaluasi anggaran X 3 berpengaruh terhadap kinerja manajerial Y sebesar 50,9 sedangkan sisanya 49,1 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Berdasarkan uraian tersebut di atas, menyimpulkan bahwa hipotesis ke-1 yang berbunyi “bahwa partisipasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial” teruji kebenarannya, lihat dari hasil uji F yaitu tingkat signifikan yang dihasilkan kurang dari 5. Begitu juga dengan nilai koefisien determinasi R 2 yaitu variabel partisipasi anggaran X 1 , tingkat kesulitan anggaran X 2 dan evaluasi anggaran X 3 memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kinerja manajerial Y yaitu sebesar 50,9. Untuk mengetahui variabel bebas yang mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel terikat dari analisis regresi linier berganda tersebut dilihat nilai koefisien beta standar atau koefisien regresi baku tertinggi. Koefisien beta standar digunakan untuk membuat pernyataan tentang relatif pentingnya suatu variabel bebas dibandingkan variabel bebas lainnya dalam model regresi berganda. Berdasarkan tabel 4.16 di atas, koefisien beta pada variabel partisipasi anggaran sebesar 0,184; koefisien beta pada variabel tingkat kesulitan anggaran sebesar 0,320 dan koefisien beta pada variabel evaluasi anggaran sebesar 0,511 maka dapat disimpulkan bahwa variabel evaluasi anggaran lebih dominan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial dibandingkan dua variabel lainnya yaitu partisipasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran. Sehingga hipotesis ke-2 yang berbunyi “bahwa partisipasi anggaran memiliki pengaruh dominan terhadap terhadap kinerja manajerial” tidak teruji kebenarannya. 4.4. Pembahasan 4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Peran Manajerial Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Bakrie Sumatera Plantations,Tbk

6 86 103

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL ( Studi Empiris pada PT. PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Timur )

1 8 23

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial pada Koperasi di Wilayah Tangerang Selatan

1 12 159

Pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial

1 9 499

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, EVALUASI ANGGARAN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Evaluasi Anggaran Dan Locus Of Control Terhadap Kinerja Manajerial Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 13

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, EVALUASI ANGGARAN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Evaluasi Anggaran Dan Locus Of Control Terhadap Kinerja Manajerial Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 14

Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

1 2 21

15 Pengaruh Tekanan Anggaran, Partisipasi Anggaran, Terhadap Kinerja Manajerial

0 0 10

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 1 11

Pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial : studi kasus pada PT. PLN (Persero) area pelayanan dan jaringan Klaten - USD Repository

0 0 103