Pemeriksaan Aspal TINJAUAN PUSTAKA
3. Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar bertujuan untuk menentukan suhu
dimana pada aspal terlihat nyala singkat di permukaan aspal titik nyala dan suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik. Titik nyala
dan bakar perlu diketahui untuk memperkirakan temperatur maksimum pemanasan aspal sehingga aspal tidak terbakar.
4. Pemeriksaan Kehilangan Berat Aspal Pemeriksaan dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengurangan berat
akibat penguapan bahan-bahan yang mudah menguap dalam aspal. Penurunan berat menunjukkan adanya komponen aspal yang menguap
yang dapat berakibat aspal mengalami pengerasan yang eksesifberlebihan sehingga menjadi getas rapuh bila pengurangan berat melebihi syarat
maksimalnya. Pengujian ini dilanjutkan dengan pengujian nilai penetrasi aspal, untuk mengetahui peningkatan kekerasannya dalam penetrasi
semula. 5. Pemeriksaan Daktilitas Aspal
Tujuan dari pemeriksaan ini untuk mengetahui sifat kohesi dalam aspal itu sendiri yaitu dengan mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara
dua cetakan yang berisi aspal keras sebelum putus, pada suhu 25ºC dan kecepatan tarik 5 cmmenit. Aspal dengan daktilitas yang lebih besar
mengikat butir-butir agregat yang lebih baik tetapi lebih peka terhadap perubahan temperatur.
6. Pemeriksaan Berat Jenis Aspal Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat aspal dan berat air
suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu, 25
o
C. Data berat jenis aspal dipergunakan untuk perhitungan dalam perencanaan dan evaluasi
sifat campuran aspal beton. Adapun persyaratan sifat-sifat laston sebagai campuran bahan perkerasan jalan memenuhi dalam spesifikasi teknis 2010
revisi 3 seperti Tabel 2.5 dan Tabel 2.6 di bawah ini Tabel 2. 5 Ketentuan sifat-sifat campuran laston AC
Sifat-sifat Campuran Laston
Lapis Aus
Lapis Antara
Pondasi Jumlah Tumbukan per bidang
75 112
Rasio partikel
lolos ayakan
0.075mm dengan kadar aspal efektif
Min. 1
Maks. 1.4
Rongga dalam campuran Min.
3,0 Maks.
5,0 Rongga dalam Agregat VMA
Min. 15
14 13
Rongga Terisi Aspal Min.
65 65
65 Stabilitas Marshall kg
Min. 800
1800 Pelelehan mm
Min. 2
3 Stabilitas Marshall Sisa
setelah perendaman selama 24 jam, 60º C
Min. 90
Rongga dalam Campuran pada Kepadatan Membal refusal Min.
2 Sumber : Dep. PU 2014
Tabel 2. 6 Ketentuan campuran laston yang dimodifikasi AC Mod
Sifat-sifat Campuran Laston
Lapis Aus
Lapis Antara
Pondasi Ratio partikel lolos ayakan 0.075
mm dengan kadar aspal efektif Min.
1 Maks.
1.4 Jumlah tumbukan per bidang
75 112
Rongga dalam campuran Min.
3,0 Maks.
5,0 Rongga dalam Agregat VMA
Min. 15
14 13
Rongga Terisi Aspal Min.
65 65
65 Stabilitas Marshall kg
Min. 1000
2250 Pelelehan mm
Min. 2
3 Mak
4 61
Stabilitas Marshall
Sisa setelah perendaman selama 24
jam, 60 ºC Min.
90 Rongga dalam Campuran
pada Kepadatan Membal refusal Min.
2 Stabilitas Dinamis, lintasanmm
Min. 2500
Sumber : Dep.PU.2014 Catatan :
1 Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis Maksimum Agregat gmm test, SNI 03-6893-2002.
2 Direksi Pekerjaan dapat atau menyetujui AASHTO T 283-89 sebagai alternative pengujian kepekaan terhadap kadar air. Pengkondisian beku
cair freeze thaw conditioning tidak diperlukan. Nilai Indirect Tensile Strength Retained
ITSR minimum 80 pada VIM Rongga Campuran 8
3 Untuk menentukan kepadatan membal refusal, disarankan menggunakan penumbuk bergetar vibratory hammer agar pecahnya butiran agregat
dalam campuran dapat dihindari. Jika digunakan penumbukan manual jumlah tumbukan per bidang harus 600 untuk cetakan 6 Inch dan 400
untuk cetakan berdiameter 4 inch 4 Pengujian Wheel Tracking Machine WTM harus dilakukan pada
temperature 60º C. prosedur pengujian harus mengikuti serti pada Manual untuk Rancangan dan Pelaksanaan Perkerasan Aspal, JRA Japan Road
Association 1980.
5 Laston AC Mod harus campuran bergradasi kasar.