Sifat agregat Bahan Perkerasan Jalan
b. Gradasi rapat Dense Graded atau gradasi baik Well Graded Merupakan agregat dengan butirannya terdistribusi merata dalam satu
rentang ukuran butir. Agregat gradasi baik dikenal dengan nama gradasi rapat yang memiliki stabilitas tinggi, mudah dipadatkan dan
sedikit pori. Berdasarkan ukuran butiran agregat penyusun campuran agregat, gradasi baik dapat dibedakan menjadi:
1 Agregat bergradasi kasar yaitu agregat bergradasi baik yang mempunyai susunan ukuran menerus dari rentang ukuran
kasar sampai halus, tetapi dominan agregat kasar.
2 Agregat bergradasi halus yaitu agregat bergradasi baik yang mempunyai susunan ukuran rentang ukuran kasar sampai
halus, tetapi dominan agregat halus. c. Gradasi buruk Poorly Graded atau gradasi senjang
Adalah agregat yang mempunyai distribusi ukuran butiran tidak menerus dan campuran agregat yang tidak memenuhi ke dua kategori
diatas. Agregat begradasi buruk yang umum digunakan yaitu gradasi celah gap graded yang merupakan campuran agregat dengan satu
fraksi sedikit sekali.
Gambar 2. 1 Contoh saringan macam-macam gradasi agregat Sumber: Sukirman 2007
2. Ukuran maksimum agregat Ukuran maksimum agregat adalah ukuran yang menunjukkan satu
saringan atau ayakan yang lebih besar dari ukuran nominal maksimum, dapat dinyatakan dengan mempergunakan:
a. Ukuran Maksimum Agregat, menunjukkan ukuran saringan terkecil dimana agregat yang lolos saringan tersebut sebanyak 100 .
b. Ukuran Nominal Maksimum Agregat, menunjukkan ukuran saringan terbesar dimana agregat yang tertahan tidak lebih dari
10. 3. Kebersihan agregat cleanliness
Kebersihan agregat yang ditentukan dari banyaknya butir-butir halus yang lolos saringan No.200 seperti adanya lempung, lanau, ataupun adanya
tumbuh-tumbuhan pada campuran agregat.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0.01 0.1
1 10
B e
ra t
A g
re g
a t
y a
n g
L o
lo s
Ukuran Saringan mm
Gradasi Rapat Gradasi Senjang
Gradasi Seragam
4. Daya tahan agregat Daya tahan agregat merupakan kekuatan agregat terhadap adanya
penurunan mutu akibat proses mekanis dan kimiawi. Agregat dapat mengalami degradasi, yaitu perubahan gradasi akibat pecahnya butir-butir
agregat. Kehancuran agregat dapat disebabkan oleh proses mekanis, seperti gaya-gaya yang terjadi selama proses pelaksanaan jalan, pelayanan
terhadap beban lalu lintas, dan proses kimiawi, seperti pengaruh kelembaban, kepanasan dan perubahan suhu sepanjang hari. Nilai
keausanabrasi 40: agregat kurang kuat, 30: untuk lapis penutup, 40: untuk lapis permukaan dan lapis pondasi atas LPA, 50: untuk
lapis pondasi bawah LPB. Pada spesifikasi Bina Marga revisi 3 agregat sebagai campuran aspal panas adalah memiliki abrasikehausan ≤40
pada pemakaian aspal minyak dan ≤30 untuk penggunaan aspal modifikasi dengan gradasi kasar. Ketahanan agregat terhadap degradasi
diperiksa dengan pengujian abrasi menggunakan alat abrasi Los Angeles, sesuai dengan SNI 2417-2008. Daya tahan terhadap proses kimiawi
diperiksa dengan pengujian soundness atau dinamakan juga pengujian sifat kekekalan bentuk batu terhadap larutan natrium sulfat Na2SO4 atau
magnesium sulfat MgSO4. 5. Bentuk dan tekstur agregat
Berdasarkan bentuknya, partikel atau butir agregat dapat dikelompokkan menjadi berbentuk bulat, lonjong, pipih, kubus, tak beraturan, atau
mempunyai bidang pecahan, sedangkan tekstur permukaan agregat dapat
dibedakan atas licin, kasar atau berpori. Agregat yang bulat umumnya mempunyai permukaan yang licin dan menghasilkan daya penguncian
antar agregat yang rendah dengan tingkat kestabilan yang rendah pula. Permukaan agregat yang kasar akan memberikan kekuatan pada campuran
beraspal panas karena kekasaran permukaan agregat tersebut dapat menahan agregat dari gesekan dan pergeseran atau perpindahan.
Kekasaran permukaan agregat juga akan memberikan ketahanan gesek yang kuat pada roda kendaraan, sehingga akan meningkatkan keamanan
kendaraan terhadap slip. 6. Daya lekat agregat terhadap aspal
Daya lekat aspal terhadap agregat dipengaruhi oleh sifat agregat terhadap air. Adapun faktor yang mempengaruhi lekatan aspal terhadap agregat
dapat dibedakan atas dua yaitu: sifat mekanis yang tergantung dari pori- pori dan absorpsi, bentuk, tekstur permukaan, ukuran butir agregat dan
sifat kimiawi yang tergantung dari jenis agregat. 7. Berat jenis agregat
Dalam perencanaan campuran aspal panas, berat jenis agregat sangat berpengaruh terhdap hasil pengujian karakteristik campuran aspal. Besar
kecilnya berat
jenis agregat
dipengaruhi oleh
besarnya kehausanabrasinya, semakin besar nilai kehausannya maka berat jenisnya
semakin kecil. Berat jenis adalah suatu rasio tanpa dimensi, yaitu rasio antara berat suatu benda terhadap berat air yang volumenya sama dengan
benda tersebut. Sebagai standar dipergunakan air pada suhu 4ºC karena
pada suhu tersebut air memiliki kepadatan yang stabil. Berat jenis agregat dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini.
Krebs and Walker, 1971.
Vp Vp-Vc
Vc Vi
Vs
Gambar 2. 2 Pertimbangan Volume Pori Agregat untuk Penentuan SG Sumber: Sukirman 2007
Ada beberapa jenis berat jenis agregat, yaitu: a.
Berat jenis bulk bulk specific gravity bila aspal diasumsikan hanya menyelimuti agregat di bagian permukaan saja, tidak meresap ke
bagian agregat yang permeable. Volume yang diperhitungkan adalah:
Bulk SG = w
Vtot Ws
w Vp
Vi Vs
Ws
γ γ
× =
× +
+ +
................................ 2.1 Vs
= volume solid
Vi = volume yg impermeable terhadap air dan aspal
Vp = total volume permeable
Vc = volume yg permeable terhadap air tapi impermeable terhadap aspal
Vp-Vc = volume yg permeable terhadap air dan aspal
dimana : γw = berat volume air = 1 grcc = 1 tm
3
. Sehingga Bulk SG adalah rasio antara berat agregat dan berat air yang
volumenya = Vs + Vi + Vp ........................................................................... 2.2
b. Berat jenis semu apparent specific gravity SG ini didasarkan atas asumsi bahwa aspal meresap ke dalam agregat
dengan tingkat resapan yang sama dengan air, yaitu sampai Vc atau ke dalam seluruh Vp. Karenanya volume yang dipertimbangkan
adalah: Vs + Vi Apparent SG =
w Vi
Vs Ws
γ
× +
..................................................... 2.3
c. Berat jenis efektif effective specific gravity SG Bulk dan SG Apparent didasarkan atas dua kondisi ekstrem.
Asumsi yang realistis adalah bahwa aspal dapat meresap sampai ke Vp – Vc. Oleh karena itu SG atas asumsi ini disebut SG efektif.
Effective SG = w
Vc Vi
Vs Ws
γ
× +
+ ............................................. 2.4
dimana: Vp
= volume pori yang dapat diresapi air V
= volume total dari agregat Vi
= volume pori yang tidak dapat diresapi air
Vs = volume partikel agregat
Ws = berat kering partikel agregat
γ w
= berat volume air