BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan semiotik Pierce. Untuk memaknai suatu karikatur
pada media cetak yaitu surat kabar yang akan dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah kemewahan anggota dewan yang terdapat pada Jawa Pos edisi 5
Agustus 2010. Pendekatan semiotik merupakan bagian dari Sign and Meaning Theory,
yaitu teori yang mempelajari tanda-tanda beserta maknanya. Penggunaan pendekatan semiotik ini didasarkan pada pernyataan Pierce :
“Tanda-tanda memungkinkan kita berfikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh
alam semesta. Kita mempunyai kemungkinan yang luas dalam keanekaragaman tanda diantaranya tanda-tanda linguistik
merupakan kategori yang penting tetapi bukan satu-satunya kategori” Zoest, 1996 : 1-2.
Oleh karena itu peneliti yang melakukan studi analisis kualitatif harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, konteks atau situasi social diseputar
dokumen atau teks yang diteliti. Disini peneliti diharapkan memahami kealamiahan dan makna cultural dari teks yang diteliti. Kedua, proses atau
32
bagaimana suatu produksi media tau isi pesannya dikreasi secara actual dan diorganisasikan secara bersama. Ketiga, pembentukan secara bertahap dari makna
sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi. Penelitian ini menggunakan model semiotic pierce, karena pierce dalam hal ini lebih memperhatikan realita
makna. Dengan demikian penelitian ini termasuk pada bidang studi semiotic budaya tempat kode-kode dan tanda-tanda digunakan.
3.2. Kerangka Konseptual 3.2.1. Corpus
Corpus adalah kata lain dari sampel dan khusus digunakan untuk analisis semiotik dan analisis wacana. Corpus merupakan sekumpulan bahan terbatas yang
ditentukan pada perkembangannya oleh analisa dengan semacam kesemenaan, bersifat sehomogen mungkin. Kurniawan, 2001:7. Pada penelitian ini
memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi alternatif. Corpus dari penelitian ini adalah karikatur Clekit versi Rumah Aspirasi edisi 5 Agustus 2010
di Jawa Pos. Terdapat gambar sebuah siput dalam karikatur tersebut. Siput atau keong
adalah nama umum yang diberikan untuk anggota kelas moluska Gastropoda. Dalam arti sempit, istilah ini diberikan bagi mereka yang memiliki cangkang
bergelung pada tahap dewasa. Dalam arti luas, yang juga menjadi makna Gastropoda, mencakup siput dan siput bugil siput tanpa cangkang, dalam
bahasa Jawa dikenal sebagai resrespo. Kelas Gastropoda menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah spesies anggotanya setelah Insecta serangga.
Habitat, bentuk, tingkah laku, dan anatomi siput pun sangat bervariasi di antara anggota-anggotanya.
Siput dapat ditemukan pada berbagai lingkungan yang berbeda: dari parit hingga gurun, bahkan hingga laut yang sangat dalam. Sebagian besar spesies siput
adalah hewan laut. Banyak juga yang hidup di darat, air tawar, bahkan air payau. Kebanyakan siput merupakan herbivora, walaupun beberapa spesies yang hidup di
darat dan laut dapat merupakan omnivora atau karnivora predator. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot Achatina fulica, siput kebun Helix sp., siput
laut Littorina sp. dan siput air tawar Limnaea sp. Kamus Wikipedia Penggambaran tokoh seseorang yang sedang memegang siput merupakan
perwakilan dari redaksi surat kabar Jawa Pos. Terdapat seorang laki-laki yang mengenakan baju yang disisingkan lengannya. Memakai topi dan terkesan
berpenampilan santai merupakan perwakilan dari kondisi masyarakat kita. Berasal dari kehidupan masyarakat dengan kondisi yang sederhana.
Rumah Aspirasi merupakan rumah yang digunakan untuk menjembatani antara anggota dewan di daerah dengan anggota dewan di pusat. Sehingga aspirasi
yang diterima didaerah bisa disampaikan dengan baik ke pusat. Rumah aspirasi adalah rumah rakyat untuk bisa langsung menyampaikan aspirasinya sehingga
harus ada kepastian masing-masing anggota datang kerumah tersebut hanya saat reses atau setiap minggu. http:klikp21.compolitiknews10669-ppp-rumah-
aspirasi-dpr-pemborosan
3.2.2. Unit Analisis
Unit analisis dari penelitian ini adalah tanda yang ada dalam karikatur yang berupa gambar dan tulisan yang terdapat dalam karikatur yang dimuat di
Jawa Pos edisi 5 Agustus 2010. Kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan ikon icon, indeks index, dan symbol symbol sesuai dengan teori semiotik
Pierce.
3.2.2.1. Ikon
Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara
tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon dalam karikatur yang dimuat di Jawa Pos edisi 5 Agustus 2010 adalah cangkang dari siput. Siput yang
terdapat dalam gambar sedang marah, terlihat dari ekspresi mata yang melirik tajam, dan sipit serta mulut yang cemberut. Ada garis-garis hitam kecil diatasnya.
Garis hitam tersebut menegaskan bahwa cangkang tersebut yang digambarkan kemiripan dengan rumah aspirasi.
3.2.2.2. Indeks
Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda
yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dapat disebut juga sebagai tanda yang hadir secara asosiatif akibat terdapatnya hubungan cirri acuan yang sifatnya
tetap. Kata-kata yang memiliki hubungan indeksikal masing-masing memiliki
cirri utama secara individual. Ciri tersebut antara satu dengan yang lain berbeda dan tidak dapat saling menggantikan. Sobur, 2006:159. Indeks dalam karikatur
yang dimuat di Jawa Pos edisi 5 Agustus 2010 adalah teks sesuai dengan kinerjanya selama ini, inilah rumah aspirasi yang paling tepat untuk wakil rakyat
kita. Pada kata Rumah Aspirasi diberikan penebalan huruf sehingga menegaskan inti dari permasalahan yang terjadi yaitu tentang rumah aspirasi.
Pada gambar karikatur tersebut ada warna abu-abu yang menjadi latar belakang. Warna abu-abu melambangkan kesedihan, bosan, ketinggalan jaman,
meluruh, debu, pulusi, emosi, kuat, ketua rentaan, kebodohan, perkabungan, keanggunan, kesederhanaan, respek, rasa hormat, kestabilan, ketajaman,
kebijakan, kebosanan, keseimbangan, kenetralan,. http:www.nahninu.comArticlesBlog263Warna-dan-Maknanya.html. Warna
abu-abu disini digunakan untuk menunjukkan bahwa kesedihan masyarakat atas permasalahan tentang rumah aspirasi.
3.2.2.3. Simbol
Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda kemewahan dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat abitrer atau
semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat. Simbol dalam karikatur yang dimuat di Jawa Pos edisi 5 Agustus 2010 adalah seseorang yang
memegang siput serta kotak yang terdapat teks didalamnya. Gambar seorang laki-laki yang mengenakan baju lengan panjang,
lengannya disingsingkan. Memakai topi serta celana hitam. Terkesan santai
karena baju yang dikenakan merupakan kaos berkerah. Membuka lebar mulutnya dan seperti sedang tertawa yang berarti menunjukkan kesan mengejek,
memberikan gurauan. Membuka mata lebar sambil melirik santai yang menunjukkan ingin memberitahukan sesuatu serta tertawa. Tangan kiri yang
memegang pinggang yang menunjukkan rasa kesal.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi dan mengamati karikatur yang dimuat di Jawa Pos edisi 5 Agustus
2010 secara langsung serta melakukan studi pustaka untuk melengkapi data-data dan bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai referensi.
3.4. Metode Analisis Data
Analisis semiotika pada corpus penelitian pada karikatur “Clekit versi Rumah Aspirasi” setelah melalui tahapan pengkodean maka selanjutnya peneliti
akan menginterpretasikan tanda-tanda tersebut untuk diketahui pemaknaannya. Terkait dalam penelitian ini, untuk mengetahui isi pesan dalam karikatur
clekit, peneliti mengamati signs atau system tanda yang tampak dalam karikatur. Kemudian memaknai dan menginterpretasikannya dengan menggunakan metode
semiotic Pierce, yang terdiri dari : 1. Objek
Adalah gambar atau karikatur itu sendiri. Objek dalam penelitian ini adalah Karikatur Clekit versi Rumah Aspirasi edisi 5 Agustus 2010 di Jawa Pos.
2. Sign Adalah segala sesuatu yang ada dalam gambar karikatur tersebut. Sign dalam
penelitian ini adalah teks sesuai dengan kinerjanya selama ini, inilah rumah aspirasi yang paling tepat untuk wakil rakyat kita
3. Interpretant Adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk
sebuah tanda. Interpretant dalam penelitian ini adalah interpretasi dari peneliti. Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas icon ikon, index
indeks dan symbolsimbol. Ketiga kategori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Ikon icon Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat
bersamaan bentuk alamiah, atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon dalam karikatur yang
dimuat di Jawa Pos edisi 5 Agustus 2010 adalah cangkang dari siput yang sedang melirik tajam dan menyipitkan mata serta mulut yang cemberut.
2. Indeks Index Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan
petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dalam karikatur yang dimuat di
Jawa Pos edisi 5 Agustus 2010 adalah teks sesuai dengan kinerjanya selama ini, inilah rumah aspirasi yang paling tepat untuk wakil rakyat kita.
3. Simbol Symbol Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan
petandanya. Hubungan diantaranya bersifat abitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat. Simbol dalam karikatur yang
dimuat di Jawa Pos edisi 5 Agustus 2010 adalah kotak yang terdapat teks didalamnya serta seseorang yang memegang siput. Seseorang tersebut
membuka mata lebar sambil melirik santai, membuka mulut lebar dan tangan kiri yang memegang pinggang.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Harian Jawa Pos
Jawa Pos sendiri merupakan surat kabar harian yang berpusat di Surabaya dan terbesar di Jawa Timur. Ia termasuk salah satu harian dengan oplah terbesar di
Indonesia. Sirkulasinya menyebar di seluruh Jawa Timur, Bali, dan sebagian Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Ia mengklaim sebagai Harian Nasional yang Terbit dari
Surabaya.Terkait sejarah, Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu, The Chung Shen hanyalah seorang pegawai
bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari ia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri.
Begitu sukses , The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Meski kemudian, bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar tidak
selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja.
Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun.Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa