4. Pembuatan Standar Adisi CTM
a. Ditimbang seksama 50 mg baku CTM, dimasukkan dalam labu takar 50 mL dan
dilarutkan dengan sebagian pelarut akuades, diultrasonikasi selama 15 menit, kemudian ditambahkan dengan pelarut akuades sampai batas tanda.
b. Dari larutan a tersebut, dipipet sebanyak 5 mL, dimasukkan dalam labu takar 50 mL, kemudian di tambahkan dengan pelarut sampai batas tanda.
5. Analisis Sampel
a. Sediaan sampel sirup dipipet 5 mL, yang setara dengan 120 mg PCT, 25 mg GG dan 1 mg CTM, dimasukan ke dalam labu takar 50 mL, lalu dilarutkan dalam
sebagian pelarut akuades, diultrasonikasi selama 15 menit, kemudian ditambahkan akuades sampai batas tanda.
b. Dari larutan 5a tersebut, sejumlah 5 mL larutan diambil dan dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL, kemudian diencerkan dengan pelarut akuades sampai
batas tanda. c. Dari larutan 5b tersebut, sejumlah 1 mL larutan diambil, lalu dimasukkan ke
dalam labu takar 10 mL, dan ditambahkan dengan pelarut akuades sampai batas tanda.
d. Dilakukan scanning dari larutan tersebut pada panjang gelombang 220-310 nm dengan interval pengukuran sebesar 2 nm.
e. Dilakukan penetapan kadar PCT, GG dan CTM sebanyak 6 kali replikasi, dimana 5 replikasi replikasi 2 sampai replikasi 6 dilakukan adisi dengan menggunakan
baku ctm, dengan menambahkan secara bertingkat masing-masing 1 mL, 2 mL, 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mL, 4 mL dan 5 mL. Kadar dihitung dengan metode kalibrasi multivariat partial least square
PLS.
6. Analisis Statistik Kalibrasi Multivariat PLS
a. Model Kalibrasi Multivariat PLS
1. Data konsentrasi dan absorbansi kelompok larutan kalibrasi yang disajikan dalam kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel dipindahkan ke dalam
kertas kerja Minitab® 16 trial. 2. Pengolahan data statistik partial least square PLS dipilih dengan
menggunakan pilihan Stat pada panel kerja Minitab 16, kemudian dipilih regression partial least square.
3. Setelah muncul jendela baru dari program Minitab® 16, dilakukan pembuatan model PLS parasetamol dengan cara: kolom response diisi
dengan pilihan variabel konsentrasi PCT dan kolom model dipilih variabel absorbansi pada panjang gelombang 220-310 nm. Untuk pembuatan model
PLS guaifenesin dibuat dengan cara: kolom response diisi dengan pilihan variabel konsentrasi GG dan kolom model dipilih variabel absorbansi pada
panjang gelombang 220-310 nm. Untuk pembuatan model PLS klorfeniramin maleat dibuat dengan cara: kolom response diisi dengan pilihan variabel
konsentrasi CTM dan kolom model dipilih variabel absorbansi pada panjang gelombang 220-310 nm.
4. Diperoleh nilai terhitung dan nilai sebenarnya dari model kalibrasi multivariat PLS parasetamol, guaifenesin dan klorfeniramin maleat, nilai
tersebut kemudian dipindahkan ke dalam kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel.
5. R
2
didapat dari hubungan korelasi atau kedekatan nilai antara nilai sebenarnya sumbu X dengan nilai terhitung sumbu Y.
6. RMSEC dapat dihitung menggunakan rumus
−
2
−1
yang mana x adalah nilai sebenarnya actual, y adalah nilai terhitung calculated, dan n adalah
banyaknya data konsentrasi yang dirandomisasi, yaitu 20.
b. Cross Validation Leave-one-out
1. Data dipindahkan dari kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel ke dalam kertas kerja Minitab® 16.
2. Dipilih model kalibrasi PLS dengan menekan pilihan stat pada panel kerja, kemudian dipilih regression partial least square.
3. Proses validasi model kalibrasi dilakukan dengan memasukkan variabel konsentrasi PCT ke dalam response dan variabel absorbansi ke dalam kolom
model . Kemudian tekan tombol option yang selanjutnya ditentukan tambahan
proses leave-one-one. Perlakuan sama diberlakukan untuk proses validasi GG dan CTM.
4. Diperoleh nilai sebenarnya dan nilai terhitung, serta nilai PRESS dari tahap validasi internal dan selanjutnya dipindahkan ke dalam kertas kerja perangkat
lunak Microsoft Excel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Akurasi dan presisi model kalibrasi ditinjau dari nilai R
2
dan nilai RMSECV dengan membuat hubungan linier antara nilai sebenarnya dan nilai terhitung.
Diperoleh persamaan regresi linier y = bx+a hubungan antara nilai sebenarnya dan terhitung yang nantinya akan digunakan untuk memperoleh
nilai RMSECV.
7. Analisis data sampel
a. Akurasi dan presisi model kalibrasi multivariat parasetamol, guaifenesin dan klorfeniramin maleat dinyatakan secara statistik dengan nilai R
2
, RMSEC, RMSECV, RMSEP dan PRESS.
b. Konsentrasi sampel dihitung dengan memasukkan koefisien dari masing-masing model untuk senyawa parasetamol, guaifenesin dan klorfeniramin maleat sesuai
dengan rumus: � =
1
�
1
+
2
�
2
+ ⋯ + � + �
Keterangan : X
= Konsentrasi terhitung sampel µgmL t
s
= Koefisien dari model kalibrasi �
= Absorbansi dari masing-masing pengukuran sampel �
= Koreksi kesalahan yang mungkin terjadi pada model kalibrasi PLS
c. Kadar sampel dihitung dengan menggunakan rumus : Faktor Pengenceran x Calculated.
d. Akurasi proses penetapan kadar ditetapkan dengan persen perolehan kembali dengan rentang yang dapat diterima menurut Wood 1998 adalah sebesar 90-
107. e. Presisi proses penetapan kadar ditetapkan dengan nilai RSD dengan nilai
maksimal yang masih dapat diterima menurut Gonzales dan Herrador 2007 adalah sebesar 8.
Analisis kalibrasi multivariat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Minitab
®
16. Kertas kerja perangkat lunak Excel 2007 digunakan untuk menentukan konsentrasi secara random masing
–masing zat aktif dan untuk menghubungkan antara nilai sebenarnya dan nilai terhitung.
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis PCT, GG, dan CTM secara spektrofotometri UV dengan kombinasi
kalibrasi multivariat partial least square PLS
Analisis senyawa multikomponen ini diawali dengan mengukur absorbansi masing-masing larutan baku parasetamol, guaifenesin dan klorfeniramin maleat.
Proses tersebut dilakukan untuk mengetahui overlapping spektra antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya. Overlapping spektra UV parasetamol,
guaifenesin dan klorfeniramin maleat ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Overlay spektra UV parasetamol PCT, guaifenesin GG, klorfeniramin maleat CTM dan spektra UV campuran ketiga senyawa yang diukur
pada λ 220-400 nm.
Spektra UV Campuran PCT, GG dan CTM
PCT
CTM GG