20
1. Cara cakram
Cara ini adalah cara yang paling banyak dipakai untuk menentukan kepekaan kuman terhadap berbagai macam obat-obatan. Cara cakram ini
mempergunakan cakram kertas saring atau tablet yang mengandung suatu obat dengan kekuatan tertentu yang diletakan pada lempeng agar yang
telah ditanami kuman yang akan diperiksa. Hambatan akan terlihat sebagai islat di laboratorium, jenis infeksi, analisis kesembuhan, dan biaya bagi
populasi pasien Jawetz,1987.
2. Uji konsentrasi penghambatan minimum
Uji ini dengan tepat mengukur konsentrasi antibiotika yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan suatu inokulum terstandarisasi di bawah
kondisi yang ditentukan. Digunakan metode mikrotiter semiotomatis dimana obat-obatan tertentu dilarutkan dalam suatu volume kaldu kecil dan
diinokulasi ke dalam mikroorganisme terstandarisasi. Sasaran terakhir atau konsentrasi penghambatan minimum dianggap sebagai cangkir kaldu terakhir
yang tetap jernih yaitu bebas dari pertumbuhan mikroorganisme. Konsentrasi penghambatan minimum memberikan perkiraan yang lebih baik mengenai
kemungkinan jumlah obat yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan in vivo dan dengan membantu mengukur besarnya dosis yang diperkirakan
bagi pasien Jawetz,1987.
E.Leukosit Urin
Infeksi saluran kemih merupakan penyakit yang disebabkan oleh masuknnya kuman atau mikroorganisme ke dalam saluran kemih. Bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21 terjadi infeksi saluran kemih maka sel darah putih akan meningkat, begitu
pula sel darah putih atau leukosit di dalam urin Anonim,2004. Standar angka leukosit urin pada Rumah Sakit Panti Rapih adalah 0-6LPB. Di atas
angka 0-6 LPB menunjukan kepada hal yang tidak normal Anonim,2006. Pemeriksaan urin rutin dalam penanganan infeksi saluran kemih
diantaranya adalah pemeriksaan leukosit urin. Cara pemeriksaan ini dilakukan dengan metode mikroskopis. Bahan yang paling penting untuk
pemeriksaan leukosit urin adalah biakan urin. Biakan urin yang paling baik diambil dari urin porsi tengah dan dengan cara aspirasi suprapubik,
sedangkan pengunaan kateter seringkali menimbulkan risiko masuknya mikroorganisme ke kandung kemih. Setelah bahan untuk biakan urin
didapatkan maka bahan tersebut harus dikirim secepatnya ke laboratorium. Hal ini dikarenakan mikroorganisme membelah diri dengan cepat pada suhu
kamar atau suhu tubuh. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan secara mikroskopis. Bahan urin yang ada diperiksa di bawah mikroskop tujuannya
antara lain untuk melihat jumlah leukosit urin. Jumlah leukosit urin yang terlihat dibandingkan dengan standar jumlah leukosit urin di instansi
laboratorium. Bila ditemukan jumlah leukosit urin melebihi standar angka leukosit normal, maka ada indikasi pasien tersebut menderita infeksi
saluran kemih. Urin yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah urin segar yang tidak disentrifugasi ditempatkan pada suatu gelas objek ditutupi
dengan kaca penutup dan diperiksa dengan intensitas cahaya dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22 suatu mikroskopJawetz,1987.
Pemeriksaan angka leukosit urin memiliki dua tujuan penting yaitu sebagai diagnosa penyakit dan efektivitas terapi selama pengobatan
berlangsung. Efektivitas terapi infeksi saluran kemih dapat dilihat dengan menurunnya angka leukosit urin karena sistem pertahanan tubuh yang
mendekati normal, akan tetapi keberhasilan terapi tidak hanya dilakukan dengan menghitung angka leukosit urin saja melainkan perlu didukung data-
data lain seperti pemeriksaan klinis pasien dan pemeriksaan laboratorium lain Juwono dan Prayitno,2003.
F. Keterangan Empiris