Kultur Kuman PENELAAHAN PUSTAKA

16 c. Jangan menunda buang air seni karena merupakan penyebab terbesar terjadinya ISK d. Mempraktekkan kebersihan secara baik, setiap kali buang air seni membersihkan dari depan ke belakang. Tindakan ini akan mengurangi kemungkinan bakteri masuk dari rektum ke saluran kemih.

C. Kultur Kuman

Kultur kuman adalah metode yang digunakan untuk menentukan jenis kuman penyebab infeksi saluran kemih. Kultur kuman dilakukan dengan mengunakan bahan pemeriksaan berupa urin. Bahan untuk pemeriksaan sampel urin dapat diambil dari : a. Urin porsi tengah, sebelumnya genitalia eksterna dicuci dahulu dengan air sabun dan NaCl 0,9 b. Urin yang diambil dengan katerisasi satu kali c. Urin hasil aspirasi suprapubik Bahan yang dianjurkan adalah urin porsi tengah dan urin aspirasi suprapubik karena katerisasi dapat menimbulkan risiko masuknya mikroorganisme ke kandung kemih Suwitra,2004. Cara pemeriksaan urin meliputi, sampel urin harus segera diperiksa dalam waktu maksimal 2 jam setelah diambil. Jika tidak dapat segera diperiksa maka sampel urin dapat segera disimpan dalam lemari es atau diberi pengawet seperti asam format. Beberapa metode pembiakan urin antara lain adalah dengan plat agar konvensional, Proper plating technique PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 dan rapid methods. Pada penanaman bahan pemeriksaan urin pada lempeng agar, harus diperhatikan bahwa permukaan perbenihan sudah mengeras dan kering serta tidak tercemar kuman-kuman. Selama pemanasan mengunakan jarum sengkelit, permukaan lempeng agar tidak boleh rusak. Setelah kuman- kuan tumbuh dipilih satu koloni terpisah untuk mendapatkan suatu biakan murni. Pengambilan koloni kuman biasannya mengunakan jarum sengkelit Bonang,1982. Setelah mendapatkan biakan murni dapat diselidiki sifat-sifat kuman tersebut. Sifat- sifat kuman yang digunakan untuk identifikasi antara lain : a. Sifat-sifat morfologik dan hasil pewarnaan Pemeriksaan ini dapat menentukan bentuk sel kuman Kokus,basil, spiral, susunan khas sel- sel kuman, ukurannya, ada tidaknya spora, simpai, bulu, cambuk, granula, dan sebagainya. Juga dapat ditentukan kuman tersebut bergerak atau tidak bergerak. Pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam juga dapat membantu dalam mengidentifikasi kuman. Sifat morfologi dan hasil pewarnaan saja tidak cukup untuk menentukan dengan pasti identitas kuman b. Sifat-sifat biakan Dari pertumbuhan kuman pada pembenihan cair maupun padat diperoleh keterangan tambahan untuk mengidentifikasi kuman. Pada pembenihan cair dapat dilihat : 1. Pertumbuhan pada permukaan, ada tidaknya selaput pada permukaan dan sebagainya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 2. Kekeruhan dari pembenihan 3. Bau 4. Endapan Pada pembenihan agar miring dapat dilihat berbagai macam pertumbuhan kuman. Ada yang hanya tumbuh pada tempat penanaman dan ada yang tumbuh menyebar dan sebagainya. Pada pembenihan lempeng agar dapat dilihat berbagai bentuk koloni kuman. Koloni ini dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan sifat-sifat permukaanya, warnanya, pinggirnya, dan perubahan-perubahan yang ditimbulkan pada pembenihan. Pada pembenihan tabung agar tegak dapat dilihat sifat- sifat pertumbuhan terbaik di permukaan tabung agar tegak di permukaan pembenihan atau jauh di pembenihan cara pertumbuhan di sekitar tempat tusukan sengkelit; ada tidaknya pencairan pembenihan, misalnya pembenihan gelatin; ada tidaknya gerak; misalnya pembenihan semisolid. c. Sifat-sifat fisiologik dan biokimia Pada penentuan sifat-sifat ini dilakukan pemeriksaan terhadap : 1. Kebutuhan makanan kuman : kuman membutuhkan makanan sederhana atau memerlukan zat-zat tambahan seperti darah dan sebagainya 2. Suhu yang terbaik untuk pertumbuhan kuman tersebut 3. Hubungan kuman dengan oksigen dan karbondioksida, pemeriksaan sifat aerob dan anaerob serta tekanan karbondioksida 4. Hubungan kuman dengan pH pembenihan, penentuan pH optimum serta pH maksimum dan pH minimum dari suatu kuman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 5. Pemeriksaan pembentukan pigmen 6. Pemeriksaan dan proteolitik : kuman tersebut mencairkan gelatin, mencernakan daging, serum, dan sebagainya 7. Pemeriksaan pembentukan indol 8. Pemeriksaan pembentukan H 2 S 9. Pemeriksaan reduksi nitrat : kuman tersebut mengubah nitrat menjadi nitrit 10. Pemeriksaan derajat keasaman akhir dalam kaldu glukosa, ditentukan Dengan tes merah metil 11. Pemeriksaan hidrolisa tepung kanji Dengan mengumpulkan sifat-sifat morfologik, hasil pewarnaan,sifat-sifat biakan serta sifat-sifat fisiologik dan biokimia kadang-kadang sudah dapat ditentukan spesies kuman penyebab infeksi tersebut Bonang,1982.

D. Tes Sensitivitas Antibiotika pertama yang digunakan dalam pengobatan infeksi dipilih

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Batu Saluran Kemih Rawat Inap di Rumah Sakit Tembakau Deli PTP Nusantara II Medan Tahun 2006-2010

2 30 113

Karakteristik Pendrita Batu Saluran Kemih (BSK) Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2007

1 26 105

KESESUAIAN PEMILIHAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN HASIL KULTUR DAN PERUBAHAN LEKOSIT URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH RAWAT INAP DI RSU Dr.SAIFUL ANWAR MALANG

0 10 28

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2011.

0 1 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2011.

0 0 17

Evaluasi kesesuaian pemilihan antimikrobial pada pasien infeksi saluran kemih berdasarkan hasil kultur, tes sensitivitas dan urinalisis di instalasi rawat inap RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2011.

0 3 7

Evaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika pada pasien infeksi saluran kemih berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas dengan parameter angka leukosit urin di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih - USD Repository

0 0 67

Evaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika pada pasien infeksi saluran kemih berdasarkan hasil kultur, tes sensitivitas, dan urinalisis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta tahun 2011 - USD Repository

0 0 148

Evaluasi kesesuaian pemilihan antimikrobial pada pasien infeksi saluran kemih berdasarkan hasil kultur, tes sensitivitas dan urinalisis di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011 - USD Repository

0 0 186

Evaluasi kesesuaian pemilihan antimikrobial pada pasien infeksi saluran kemih berdasarkan hasil kultur, tes sensitivitas dan urinalisis di instalasi rawat inap RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2011 - USD Repository

0 0 5