20 mempunyai anak. Hal ini ditegaskan dengan munculnya pendapat bahwa
wanita memiliki peran Gunarsa, 2001, peran wanita adalah : a
Sebagai anggota masyarakat, wanita memiliki beberapa peran seperti wanita karier, wanita bekerja, atau wanita yang mengikuti organisasi.
b Sebagai anggota keluarga. Saat ini pun wanita memiliki peran ganda
yang berarti wanita berperan sebagai anggota keluarga, istri, dan juga seorang ibu.
1. Peran wanita sebagai anggota keluarga adalah memberikan inspirasi tentang arti hidup.
2. Peran wanita sebagai istri adalah untuk membantu suami dalam menentukan tujuan hidup, menjadi kekasih suami, menjadi
pengabdi dalam meringankan beban suami, dan menjadi pendamping suami.
3. Peran wanita sebagai ibu adalah merawat, membesarkan, dan mendidik anak.
C. Wanita Lajang
1. Pengertian Wanita Lajang
Banyak para ahli mengatakan bahwa wanita lajang adalah wanita yang secara sadar memutuskan untuk hidup sendiri tanpa ada ikatan
perkawinan Meiyuntarini, Tatik, Dwi Sarwendah Pudji Astutiek. 2001. Dalam buku Ensiklopedia Feminisme 2002, terdapat istilah
perawan tua yang didefinisikan sebagai perempuan yang tidak menikah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21 Hal ini bisa diasumsikan bahwa perawan tua merupakan bagian atau
memiliki definisi yang sama dengan wanita lajang. Berbeda dengan di Amerika, mereka menyebut wanita lajang
sebagai single woman. Salah satu literatur Amerika yang ditulis oleh Metthew Melko 2002 mendefinisikan single woman ini sebagai wanita
yang belum pernah menikah, pernah menikah kemudian bercerai, dan pernah menikah kemudian ditinggal mati oleh suaminya.
Adapula yang mengartikan bahwa wanita lajang merupakan status dari wanita yang belum menikah atau tidak pernah menikah dalam ikatan
lembaga perkawinan apapun, juga bukan status janda, baik janda cerai ataupun ditinggal mati suaminya Barkas, 2001. Dan ada juga yang
berpendapat bahwa wanita lajang adalah wanita yang tidak memiliki date, tidak memiliki pacar, lesbian, mereka yang belum menikah, mereka yang
pernah menikah lalu bercerai, atau mereka yang tidak akan menikah Margareth, 1997.
Sebenarnya konsep dari lajang itu sendiri adalah sendirian atau belum menikah Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989. Jadi secara garis
besar bisa dikatakan bahwa wanita lajang yang dimaksudkan adalah mereka yang memutuskan untuk hidup tidak menikah, memutuskan untuk
belum menikah, pernah menikah tetapi bercerai atau ditinggal mati oleh suaminya. Mereka yang kini hidup sendiri tanpa ada ikatan perkawinan
merupakan bagian dari lajang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22 2.
Alasan Wanita Melajang Hurlock dalam Meiyuntarini, Tatik dkk. 2001 mengatakan bahwa
ada beberapa alasan kenapa wanita dewasa dini memutuskan untuk tidak menikah atau hidup melajang.
Alasan-alasan tersebut, yaitu : a.
Penampilan sex yang tidak tepat atau menarik. b.
Cacat fisik atau penyakit lama. c.
Sering gagal dalam mencari pasangan. d.
Tidak mau memikul tanggung jawab pernikahan dan menyandang statusnya sebagai orang tua.
e. Keinginan untuk meniti karier yang menuntut jam kerja yang lama
dan tanpa batas. f.
Tidak seimbangnya jumlah anggota masyarakat wanita dan pria di masyarakat dimana dia tinggal.
g. Jarang mempunyai kesempatan untuk berjumpa dan berkumpul
dengan lawan jenisnya yang cocok. h.
Mempunyai tanggung jawab keuangan dan waktu untuk orang tua dan saudara.
i. Kekecewaan yang pernah dialami karena kehidupan keluarga yang
tidak bahagia pada masa lalu. j.
Mudah fasilitas untuk melakukan hubungan sex tanpa menikah. k.
Gaya hidup yang menggairahkan. l.
Besar kesempatan untuk meningkatkan jenjang karier. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23 m.
Kebebasan untuk mengubah dan melakukan percobaan dalam pekerjaan dan gaya hidup.
n. Mempunyai keyakinan bahwa mobilitas sosial akan lebih mudah
diperoleh bila lajang. o.
Lesbian
Bird dan Melville 1994 juga mengemukakan beberapa alasan seseorang untuk melajang. Alasan-alasan tersebut akibat dari perubahan
nilai dan munculnya alternatif-alternatif praktis yang semakin berkembang. Perubahan nilai yang dimaksud misalnya keyakinan
mengenai hambatan-hambatan yang muncul setelah pernikahan, sedangkan munculnya alternatif bisa berupa kesempatan untuk
mendapatkan jenjang karier yang lebih tinggi. Bird dan Melville juga mengemukakan beberapa hal yang mendorong seseorang untuk
melajang, hal-hal tersebut yaitu : a.
Kesempatan untuk berkarier. b.
Pengalaman hidup yang lebih beragam. c.
Kecukupan diri. d.
Kebebasan seksual. e.
Gaya hidup yang menggairahkan. f.
Kebebasan untuk berubah dan bereksperimen. g.
Mobalitas. h.
Pertemanan yang dekat dan terus menerus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24 i.
Adanya kelompok pendukung. j.
Pelayanan khusus untuk yang melajang, seperti ”single party”.
Berbeda dengan Paludi 1998 yang mengemukakan bahwa alasan seseorang melajang diakibatkan karena dua faktor, yaitu faktor dari luar
individu dan dari dalam individu. Faktor yang berasal dari luar adalah kondisi sosial, kondisi dimana jumlah pria lebih banyak dari pada wanita.
Tak hanya itu, latar belakang juga menjadi alasan kenapa seseorang melajang. Paludi mengatakan bahwa terkadang seseorang mempunyai
kewajiban untuk menafkai keluarga atau harus merawat orang tua atau saudara yang sakit, sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk
kencan atau menjalin relasi yang lebih dalam dengan lawan jenisnya. Sedangkan faktor dari dalam adalah memiliki tujuan untuk berkarier,
trauma terhadap masa lalu, faktor fisik, dan pilihan gaya hidup. Begitu pula yang dikatakan oleh Barkas 2001, bahwa alasan dari
wanita yang memutuskan untuk hidup melajang adalah karena komitmen karier. Hal ini berarti mendedikasikan hidupnya untuk sebuah pekerjaan
yang telah dijalaninya, dengan begitu bisa bebas mengaktualisasikan dirinya terhadap pekerjaan tanpa harus diganggu oleh kewajibannya
sebagai istri atau ibu rumah tangga. Kemandirian yang ingin dicapai seorang wanita juga merupakan alasan mereka melajang, selain itu ada
juga karena mereka belum menemukan pasangan yang cocok untuk membina sebuah kehidupan rumah tangga. Hal ini juga dikemukakan oleh
25 Margareth 1997, bahwa karier biasanya dijadikan alasan utama mereka
melajang, karena mereka berpendapat bahwa pernikahan dan karier tidak akan bisa berjalan bersama secara seimbang proporsinya. Mereka juga
merasa malas jika harus berkompromi terlebih dahulu dengan pasangannya saat harus memutuskan sesuatu, terlebih yang berhubungan
dengan kariernya. Ketidakpercayaan akan pasangan dan ketidaktertarikan dengan kehidupan setelah pernikahan juga merupakan alasan yang cukup
kuat untuk wanita melajang. Sedangkan menurut Psikolog Amy Budiman 2001 perubahan
zaman merupakan alasan dari wanita melajang. Perubahan disini mencakup kesetaraan pendidikan, kesempatan kerja, penghasilan yang
bagus, perkembangan wawasan, dan cara berpikir yang global. Jadi dengan perubahan disini, wanita menjadi sadar bahwa kebahagiaan dari
seorang wanita tidak hanya bisa dicapai dengan cara menikah kemudian memiliki anak saja. Karena dengan memiliki pendidikan yang tinggi,
karier yang sukses, penghasilan yang tinggi pun bisa membuat seorang wanita memiliki kebahagiaan yang tidak kalah nilainya dengan
kebahagiaan yang dimiliki oleh seorang wanita yang menikah. Kesalahpahaman juga merupakan salah satu dari alasan mereka ini
melajang. Mereka menganggap bahwa dirinya ada yang tidak beres secara fisik atau psikisnya, dan merasa dirinya akan selalu dicampakkan oleh
laki-laki Hardaway, 2002. Beberapa pandangan mengenai kehidupan lajang adalah kehidupan yang utuh dan memuaskan; bisa hidup tanpa
26 hubungan seks; dan melajang bukan sesuatu yang melanggar norma, bisa
dijadikan alasan kenapa wanita ini memutuskan untuk melajang Hardway, 2002.
Hardway 2002 juga mengatakan bahwa wanita lajang ini memutuskan melajang karena standart yang terlalu tinggi untuk seseorang
yang akan menjadi pasangannya, terlalu pemilih, kurang berusaha mempertahankan pernikahannya sehingga harus bercerai, dan tidak
sungguh-sungguh ingin menikah.
3. Tipe-tipe Wanita Lajang
Keputusan untuk menjadi wanita lajang adalah sebuah pilihan dari wanita itu sendiri, alasan-alasan dari mereka pun berbeda satu sama lain.
Kemudian oleh Shostak dalam Nurmala, 2006 individu yang melajang itu dibagi dalam beberapa tipe, adapun tipe-tipe tersebut adalah sebagai
berikut : a.
Ambivalent Tipe ambivalent merupakan tipe untuk individu yang secara
sukarela melajang dan menganggap kesendiriannya hanyalah sementara. Mereka tidak mencari pasangan untuk menikah, tetapi tetap
terbuka dengan rencana-rencana untuk menikah. Biasanya mereka merupakan individu yang selalu mengejar pendidikan, karier, dan
kesenangan. Individu yang memilih untuk seks bebas, seperti hidup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 bersama tanpa ada hubungan pernikahan atau biasa disebut kumpul
kebo termasuk ke dalam tipe ini. b.
Wishhful Individu yang masuk ke dalam tipe ini adalah individu yang aktif
mencari pasangan tetapi belum berhasil. Mereka masih mempunyai kesadaran untuk menikah.
c. Resolved
Tipe ini adalah tipe untuk individu yang melajang karena pilihan hidupnya. Sebagian besar adalah pastur atau romo, biarawanbiarawati.
d. Regretful
Merupakan tipe individu yang sebenarnya memilih untuk menikah, tetapi karena menyerah pada nasib mereka tidak bisa menikah.
Menyerah bisa diakibatkan karena jumlah wanita dan laki-laki tidak seimbang, penampilan sex tidak menarik, cacat secara fisik atau psikis,
kaum lesbian bisa masuk ke dalam tipe ini. Atau karena mereka menemukan kekurangan dalam lembaga pernikahan.
D. Sikap Wanita Dewasa Dini Menikah Terhadap Wanita Lajang