kepentingan antara agen dan prinsipal, maka manajer melakukan upaya perataan laba .
Alasanya adanya perataan laba antara lain, pertama rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada periode berjalan dapat
mengurangi hutang pajak. Kedua, Tindakan perataan laba dapat meningkatkan kepercayaan investor, karena mendukung kestabilan laba
dan kebijakan deviden sesuai dengan keinginan. Ketiga, tindakan perataan laba dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan,
karena dapat menghindari permintaan kenaikan upah atau gaji oleh karyawan atau pekerjaan. Keempat tindakan perataan laba memiliki
dampak psikologis pada perekonomian, dimana kemajuan dan kemunduran dapat dibandingkan dan gelombang optimisme dan
psimisme dapat ditekan. Perataan laba mempunyai peranan penting untuk mengurangi
biaya dari pemegang saham dalam memperhitungkan laba dimasa lalu, yang digunakan untuk memprediksi laba dimasa depan. Dalam setting
keagenan menyebutkan bahwa manajer dalam perusahaan yang memiliki resiko kebangkrutan yang besar, menginginkan memperoleh hutang dan
pinjaman didalam pasar modal, memiliki daya dorong lebih besar untuk melakukan tindakan perataan laba.
2.2.7.2. Tujuan Perataan Laba
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Beberapa studi terdahulu telah ditemukan bukti adanya berbagai macam tujuan tujuan yang melatar belakangi perusahaan-perusahaan
melakukan perataan laba income smoothing. Bahwa manajemen melakukan perataan laba untuk menciptakan
suatu aliran laba yang stabil dan mengurangi convariannce atas return dengan pasar. Bahwa manajer melakukan perataan laba untuk
mengurangi fluktuasi dalam laba yang melaporkan dan meningkatkan kemampuan investor untuk memprediksi aliran kas dimasa yang akan
datang. Juniarti dan Carolina 2005, ada berbagai macam tujuan yang
ingin dicapai oleh manajemen dalam perataan laba, yaitu : a.
Mencapai keuntungan pajak. b.
Untuk memberikan kesan baik dari pemilik dan kreditor terhadap kinerja manajemen.
c. Mengurangi fluktuasi pada pelaporan laba dan mengurangi resiko,
sehingga harga sekuritas yang tinggi akan menarik perhatian pasar.
d. Untuk menghasilkan pertumbuhan profit yang stabil.
e. Untuk menjaga posisi atau kedudukan mereka dalam perusahaan.
2.2.7.3 Sasaran Perataan Laba
Sasaran perataan laba dapat dilakukan terhadap aktivitas- aktivitas yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
aliran data atau informasi. Dengan kata lain, untuk menciptakan laporan keuangan yang sesuai yang diinginkan, manajer dapat memasukkan
informasi yang seharusnya dilaporkan pada periode yang akan datang kedalam laporan periode ini atau sebaliknya tidak melaporkan informasi
periode ini untuk dilaporkan pada periode yang akan datang. Foster,1986 dalam Silviana mengklasifikasikan unsur-unsur laporan
keuangan yang sering kali dijadikan sasaran untuk melakukan perataan laba :
1. Unsur penjualan
a. Saat pembuatan faktur sebagai contoh, penjualan
yang sebenarnya untuk periode yang akan datamg pembuatan fakturnya dilakukan pada periode ini
dan dilaporkan sebagai penjuala periode ini. b.
Pembuat pesanan atau penjulan fiktif. c.
Downgrading penurunan produk, sebgai contoh, dengan cara mengklasifikasiakn produk yang
belum rusak kedalam kelompok produk rusak dan selanjutnya dilaporkan telah terjual dengan harga
yang lebih rendah dari harga yang sebenarnya.
2. Unsur biaya
a. M emecah-mecah fakt ur, misalnya fakt ur unt uk
sebuah pembelian at au pesanan dipecah menjadi beberapa
pembelian at au
pemesanan dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
selanjut nya dibuat kan beberapa fakt ur dengan t anggal yang berbeda kemudian dilaporkan dalam
beberapa periode akunt ansi. b.
M encat at prepaym ent biaya dibayar dimuka sebagai
biaya. M isalnya
melaporkan biaya
advert asi t ahun ini.
2.2.7.4 Alasan Praktik Perataan Laba