ant ara lain dalam hal memperoleh invest asi, pinjaman maupun kont rak kompensasi.
Teori agensi merupakan suat u pendekat an yang dijabarkan konsep manajemen laba yang akan dibahas dalam penelit ian ini.
M enurut Ant hony dan Govindarajan 2005 hubungan agensi ada ket ika salah sat u pihak prinsipal dalam hal ini adalah pemegang saham
menyew a pihak lain agen yait u manajemen unt uk melaksanakan suat u jasa dan melakukan hal it u, mendelegasikan w ewenang unt uk membuat
keput usan kepada agen t ersebut . Prinsipal diasumsikan hanya t ert arik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari invest asi mereka
pada perusahaan. Sedangkan agensi yang diasumsikan akan menerim a kepuasan t idak hanya dari kompensasi keuangan t et api juga dari
t ambahan lain yang t erlibat dalam hubungan keagenan sesuai dengan asumsi t ersebut , maka akan manajer akan mengambil kebijakan yang
mengunt ungkan dirinya sebelum memberikan manfaat kepada pemegang saham.
2.2.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari t ingkat penjulan, jumlah t enaga kerja at au jumlah
akt iva yang yang dimilki perusahaan. Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuannya dalam menanggung resiko yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mungkin t imbul akibat berbagai sit uasi yang dihadapin perusahaan yang berkait an dengan operasinya. Jika persahaan sensit if t erhadap variasi
ukuran perusahaan, maka perusahaan yang lebih besar akan lebih menyukai prosedur met ode akunt ansi yang dapat menunda
pelaporan eaning. Ukuran
perusahaan adalah
suat u skala,
yait u dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara ant ara lain t ot al akt iva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya
ukuran perusahaan hanya t erbagi dalam t iga kat egori yait u perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil, penent uan ukuran
perusahaan ini didasarkan kepada t ot al asset perusahaan menurut Rit a, 2011.
Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat menambah modal sendiri. Laba
operasi ini dapat diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar dari pada jumlah biaya variabel dan biaya tetap. Agar laba bersih yang diperoleh
memiliki jumlah yang dikehendaki maka pihak
manajemen akan melakukan perencanaan penjualan
secara seksama, serta dilakukan pengendalian yang tepat, guna mencapai jumlah penjualan yang
dikehendaki. Manfaat pengendalian manajemen adalah untuk manajemen bahwa organisasi teleh melaksanakan strategi usahanya dengan efektif
dan efisien.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam aspek finansial, penjualan dapat dilihat dari sisi perencanaan dan sisi realisasi yang diukur dalam satu rupiah. Dalam sisi
perencanaan, penjualan direfresikan dalam bentuk target yang diharapkan dapat direalisir oleh perusahaan.
Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang membutuhkan dukungan sumber daya organisasi modal yang semakin
besar, demikian juga sebaliknya, pada perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah kebutuhan terhadap sumber daya
organisasi modal juga semakin kecil. Jadi konsep tingkat pertumbuhan penjualan tersebut memiliki hubungan yang positif, tetapi implikasi
tersebut dapat memberikan efek yang berbeda terhadap stuktur modal yaitu dalam penentuan jenis modal yang digunakan.
Apabila perusahaan dihadapan pada kebutuhan dana yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penjualan, dan dana dari sumber
intern sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain bagi perusahaan untuk menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan,
baik hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru. Suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar sangat luas, setiap
perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari
pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Dengan demikian, maka perusahaan yang besar akan lebih berani mengeluarkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk membiayai perubahan penjualan dibandingkan dengan perushaan yang kecil.
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai
sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki
profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih
fleksibel dalam menghadapi ketidak pastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu,
memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil.
2.2.5 Profitabilitas 2.2.5.1. Pengertian profitabilitas