5. Analisis Keseluruhan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data kuantatif dan kualitatif, oleh karena itu perlu dilakukan analisa data lebih lanjut
untuk bisa mengambil kesimpulan dari hasil penelitian ini. Setelah semua data terkumpul, proses analisa data selanjutnya
adalah triangulasi data. Tujuan dari triangulasi adalah untuk mengecek kebenaran data dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara
mengurangi sebanyak-banyaknya bisa yang kemungkinan terjadi pada saat pengumpulan dan proses analisa data Arifin, 2011: 164.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses triangulasi adalah sebagai berikut:
a. Menyajikan kesimpulan dari masing-masing sumber data
pengamatan, wawancara, angket, dan tes. b.
Meninjau kesimpulan dari hasil pengamatan, wawancara, hasil tes dan angket dengan beberapa pedoman evaluasi proses pembelajaran.
c. Menarik kesimpulan dari tinjauan.
K. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap awal penelitian, peneliti membuat proposal penelitian. Di dalam proposal, peneliti merencanakan penelitian yang akan dilakukan.
Rencana yang telah disusun kemudian dipraktekkan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru pada saat melakukan pembelajaran. Penelitian ini
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
pengamatan, dan tahap pengolahan data. Secara rinci langkah-langkah tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan-persiapan, antara lain: a.
Menghubungi sekolah yang akan dijadikan sebagai subyek penelitian. b.
Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran di sekolah dan menentukan materi yang akan diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT. c.
Menyusun dan menyiapkan instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. RPP dibuat untuk 4 pertemuan. d.
Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data kualitatif berupa lembar
pengamatan aktivitas siswa, panduan wawancara guru dan siswa, dan lembar angket minat siswa, dan sebagai alat untuk mengumpulkan data
kuantitatif berupa soal tes akhir. e.
Menyusun dan menyiapkan media pembelajaran berupa soal-soal latihan dengan sub pokok bahasan Keliling dan Luas Segitiga.
f. Meminta penilaian dan pendapat guru mengenai perangkat
pembelajaran dan instrumen penelitian yang telah dipersiapkan untuk mengetahui kelayakannya.
2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
Pada tahap ini, pelaksanaan dan pengamatan dilakukan pada saat yang bersamaan.
a. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti yang bertindak sebagai guru melaksanakan
rencana pembelajaran
yang telah
disiapkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together NHT sesuai dengan yang telah direncanakan. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengajar sesuai dengan RPP yang
telah dibuat, yaitu pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT pada
sub pokok bahasan Keliling dan Luas Segitiga. Tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-
perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together yang dilaksanakan yaitu : 1
Penomoran numbering. Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 5-6 orang dan
memberi nomor yang berbeda untuk setiap anggota kelompok. Pemberian nomor pada siswa dalam suatu kelompok disesuaikan
dengan banyaknya siswa dalam kelompok tersebut. 2
Pengajuan pertanyaan questioning. Dalam tahap ini, pengajuan pertanyaan atau masalah diwujudkan dalam bentuk soal-soal
latihan yang telah dipersiapkan oleh peneliti sebelumnya. Siswa diminta untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan,
sesuai dengan materi yang telah dijelaskan sebelumnya. 3
Berpikir bersama Heads Together. Siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Setiap kelompok
memastikan masing-masing anggotanya memahami sub pokok bahasan keliling dan luas segitiga serta aplikasinya dalam
menyelesaikan soal-soal latihan. 4
Pemberian jawaban answering. Peneliti memanggil satu nomor dan satu nama kelompok tertentu, kemudian siswa dari kelompok
yang dipanggil dengan nomor yang disebutkan maju ke depan kelas untuk menuliskan dan menjelaskan jawaban dari latihan soal
yang telah dikerjakan bersama dalam kelompok. Pemanggilan nomor dan nama kelompok dilakukan dengan menggunakan
undian. Semua
kelompok mendapat
kesempatan untuk
menyampaikan jawaban kelompoknya. 5
Pemberian penghargaan. Kelompok siswa yang memiliki nilai paling tinggi dalam pengerjaan tugas-tugas kelompok akan
diberikan penghargaan oleh peneliti.
b. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat. Kegiatan ini dilaksanakan selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa yang telah dibuat oleh peneliti.
3. Tahap Pengolahan Data
Dalam tahap pengolahan data ini, peneliti mengolah data yang telah diperoleh selama melaksanakan penelitian untuk mendapatkan suatu
kesimpulan.
84
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi sekolah yang digunakan untuk penelitian, persiapan penelitian berupa uji coba instrumen, dan pelaksanaan
penelitian yang telah dilakukan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT pada sub pokok bahasan Keliling dan Luas
Segitiga.
A. Profil Sekolah
Sekolah yang digunakan oleh peneliti sebagai tempat pelaksanaan penelitian adalah SMP Negeri 3 Depok-Sleman Yogyakarta. Sekolah ini
beralamatkan di Sopalan, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan yang dimiliki oleh
sekolah ini sudah merupakan bangunan permanen. Awal berdirinya sekolah ini adalah diawali dengan permintaan masyarakat Maguwoharjo yang
mengharapkan kepada pemerintah supaya di wilayah Maguwoharjo ada SMP Negeri, sehingga anak-anak lulusan SD di wilayah Maguwoharjo dan
sekitarnya dapat melanjutkan sekolah di SMP tersebut. Maka pada tahun 1979 terbentuklah SMP Negeri 3 Depok-Sleman yang berdiri di atas tanah kas Desa
Maguwoharjo dengan luas ±7488 m
2
.
Fasilitas yang dimiliki oleh bangunan SMP Negeri 3 Depok ini yaitu halaman sekolah, parkiran motor untuk guru, parkiran sepeda untuk siswa,