Perbedaan Kematangan Cinta antara Pria dan Wanita Usia Dewasa Awal

c. Pengaruh Situasi Sosial

Hasrat untuk disukai orang lain seringkali membuat seseorang menyesuaikan perilaku sejalan dengan pria dan wanita dalam berperilaku, tanpa memperdulikan keyakinan pribadi. Hasrat untuk disukai dan diterima oleh orang lain dapat mengarahkan seseorang untuk bertindak dengan gaya sesuai dengan jenis kelamin, bergantung pada situasi. Kendala-kendala situasional dapat mencegah orang bertindak sejalan dengan kesukaan dan keyakinan mereka mengenai jenis kelamin Sears, Freedman Peplau, 1985.

C. Perbedaan Kematangan Cinta antara Pria dan Wanita Usia Dewasa Awal

Cinta yang matang merupakan jalinan antara dua orang yang tetap saling mempertahankan integritas serta individualitas masing-masing Fromm, 2002. Cinta yang matang memuat elemen-elemen dasar cinta yaitu perhatian dan tanggung jawab, penghargaan serta pemahaman. Tuhan menciptakan manusia pria dan wanita. Pria menghargai hal-hal yang berhubungan dengan kekuasaan, keterampilan, efisiensi dan prestasi. Pria senang melakukan berbagai hal untuk membuktikan kemampuan serta keterampilannya. Bagi pria mencapai sasaran dengan kemempuan sendiri sangatlah penting Gray, 1992. Sejak kecil seorang pria dididik untuk memenuhi harapan-harapan ayahnya. Untuk mendapatkan cinta ayahnya anak laki-laki berusaha menyenangkan ayahnya dengan menuruti harapan-harapannya Fromm, 2002. Cinta ayah identik dengan cinta bersyarat. Pria diajarkan untuk selalu menekankan pada aturan dan prinsip universal tanpa mempedulikan situasi. Pria menggunakan sistem menang kalah dalam mencapai sasaran dan tidak mempedulikan situasi di sekitarnya.Bagi pria memenuhi kebutuhan pasangan berarti sudah memperhatikan dan bertanggung jawab terhadap pasangannya. Pria lebih senang menunjukkan rasa cintanya dengan hal-hal fisik. Pria diajarkan untuk tidak memperlihatkan emosi dan selalu bersikap tegar sehingga pria lebih senang menyendiri saat menyelesaikan masalahnya. Pria merasa mengungkapkan emosi berarti menunjukkan kelemahannya. Pria kurang memahami bahwa bagi wanita mengungkapkan perasaan dan saling berbagi sangatlah penting. Pria tidak mengerti bahwa wanita akan merasa dihargai saat pasangannya bersedia mendengarkan ungkapan perasaan atau permasalahannya. Pria justru merasa dirinya gagal memberikan perhatian saat pasangannya mengungkapkan perasaannya Gray, 1992. Pria memiliki tingkat kematangan cinta yang kurang karena pria kurang dapat memberikan perhatian dan bertanggung jawab, menghargai dan memahami pasangannya. Wanita menghargai ungkapan perhatian, cinta, komunikasi dan hubungan. Bagi wanita berbagi tentang perasaan atau permasalahan sangat penting. Wanita diajarkan untuk memperhatikan hubungan dan toleran terhadap sesuatu hal. Wanita diajarkan untuk bergantung, mengasuh dan tidak tertarik pada kekuasaan. Sejak kecil telah diajarkan untuk menjadi seperti ibunya yang merawat anak-anak tanpa ada syarat-syarat tertentu. Wanita diajarkan untuk selalu dapat mengungkapkan perasaannya. Wanita lebih mudah mengekspresikan rasa sedih atau rasa takutnya. Wanita lebih suka mendiskusikan emosinya dalam bentuk menjalin hubungan sosial dengan orang di sekitarnya. Wanita yang sering berinteraksi dengan orang lain memiliki kepekaan akan perasaan orang lain. Wanita lebih senang saling memberikan perhatian, dukungan dan pertolongan. Bagi wanita mendengarkan ungkapan perasaan berarti telah memperhatikan dan bertanggung jawab. Dengan mendengarkan wanita merasa telah menghargai pasangannya. Wanita yang lebih memilih mendiskusikan emosinya dalam bentuk hubungan sosial memiliki kepekaan dalam memahami perasaan orang di sekitarnya. Bagi pria memenuhi kebutuhan pasangan berarti telah memberikan perhatian dan bertanggung jawab. Pria diajarkan untuk tidak mengungkapkan emosinya, pria kurang memahami bahwa pasangannya ingin didengarkan saat wanita mengungkapkan perasaannya. Pria merasa saat pasangannya mengungkapkan perasaannya berarti pasangannya membutuhkan solusi untuk permasalahannya.

D. Hipotesis Dari uraian di atas penulis membuat suatu hipotesis yaitu bahwa ada