2. Perkembangan Sosio-emosional
Tahun-tahun awal masa dewasa muda adalah saat ketika individu biasanya membangun hubungan yang intim dengan individu yang lain.
Aspek yang penting dari hubungan ini adalah komitmen individu satu sama lain. Pada saat yang sama, individu menunjukkan ketertarikan yang kuat
pada kemandirian dan kebebasan. Perkembangan dalam masa dewasa awal sering melibatkan keseimbangan yang membingungkan antara keintiman
dan komitmen pada satu sisi, dan kemandirian dan kebebasan di sisi lain McAdams, dalam Santrock, 2002.
Pada masa dewasa awal individu mencoba memantapkan suatu identitas. Mereka membangun hubungan intim dengan individu lain, dan
meningkatkan komitmen persahabatan mereka, pada saat yang bersamaan juga mereka harus dapat berpikir untuk dirinya sendiri dan melakukan
sesuatu tanpa selalu mengikuti apa yang dikatakan atau dilakukan oleh orang lain.
Erikson dalam Santrock, 2002 berpendapat keintiman dialami setelah individu mengalami proses pembentukan identitas yang tetap dan berhasil.
Pada masa dewasa awal individu memiliki tugas membentuk hubungan intim dengan orang lain.
Erikson dalam Santrock, 2002 menggambarkan keintiman sebagai penemuan akan diri sendiri dan juga kehilangan diri sendiri dalam diri orang
lain. Seseorang yang telah mencapai keintiman berarti telah membentuk
persahabatan yang sehat dan menjalin hubungan yang intim dengan orang lain.
Erikson dalam Santrock, 2002 mengatakan seseorang yang tidak memiliki kemampuan membangun hubungan yang bermakna pada usia
dewasa awal akan mengalami isolasi. Seseorang yang mengalami isolasi akan menolak, mengabaikan dan menyerang orang-orang yang dianggap
telah membuat orang tersebut frustasi. Dapat disimpulkan bahwa individu yang telah mencapai usia dewasa
awal sudah memiliki kesiapan, komitmen dan kemandirian dalam membuat keputusan, terutama dalam hal menjalin hubungan dengan individu lain.
3. Perbedaan antara Pria dan Wanita Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam beberapa segi.
Selain segi fisik, secara psikologis laki-laki dan perempuan juga mempunyai karakteristik yang berbeda. Beberapa tokoh mengemukakan perbedaan
antara pria dan wanita yang mendasari mereka dalam menyikapi sesuatu hal. Hal ini disebabkan antara lain perbedaan orientasi dan proses belajar yang
berbeda. Perempuan diajarkan untuk lebih mementingkan hubungan daripada laki-laki. Perempuan juga diajarkan untuk lebih toleran terhadap
sesuatu hal sementara laki-laki lebih menekankan pada aturan atau prinsip yang berlaku universal tanpa mempedulikan situasi Sears, Freedman
Peplau, 1999.
Golberg dalam Santrock, 2002 berpendapat bahwa perbedaan kritis antara laki-laki dan perempuan menciptakan jarak diantara mereka.
Perbedaan itu adalah perempuan dapat merasakan dan mengartikulasikan perasaan dan masalah mereka sedangkan laki-laki tidak dapat melakukannya
karena pengkondisian maskulinitas mereka. Perbedaan pria dan wanita juga tampak dalam beberapa penelitian
tentang tipe-tipe cinta. Pada umumnya pria lebih romantik dan mengakui adanya cinta pandangan pertama atau hanya bermain-main untuk menikmati
permainan cinta. Wanita lebih menyukai cinta kawan baik dan cinta pragmatik Baron Byrne, 2002. Para ahli juga berhasil menemukan
adanya perbedaan isi pengalaman perasaan antara wanita dan pria, di mana wanita lebih sering mengalami emosi yang kuat. Dion Dion dalam
Sears, Freedman Peplau, 1985, melalui hasil penelitiannya, turut memperkuat pendapat tadi di mana wanita lebih sering mengalami euforia
yang berkaitan dengan cinta.
4. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Pria dan Wanita