respon atas kebutuhan-kebutuhan manusia baik yang terungkapkan maupun yang tidak terungkapkan. Bertanggung jawab berarti mampu
dan siap untuk merespon. b.Penghargaan
Penghargaan dalam hal ini adalah kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, dengan menyadari segala keunikan yang
ada dalam orang tersebut. Dengan kata lain, penghargaan berarti memperhatikan orang lain agar dia tumbuh dan berkembang sesuai
dengan dirinya sendiri. c. Pemahaman atau Pengetahuan
Pengetahuan yang termasuk aspek cinta adalah pemahaman yang mendalam, pemahaman yang sanggup menembus inti persoalan.
Pemahaman semacam ini hanya mungkin jika kita dapat melampaui perhatian atas diri sendiri, untuk kemudian melihat orang lain dalam
konteksnya sendiri. Dapat disimpulkan bahwa kematangan cinta adalah kemampuan
dalam mempertahankan integritas serta individualitas dalam diri masing- masing pasangan dengan memberikan perhatian dan bertanggung jawab,
menghargai serta memahami pasangannya.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Cinta
Kebutuhan alamiah akan cinta dapat dilihat pada masa-masa awal kehidupan seseorang. Besarnya kasih sayang yang diterima pada masa bayi
menentukan seluruh perjalanan dan kualitas hidup seseorang Powell,1995. Rasa kebutuhan dan kepuasan karena berhubungan merupakan tuntutan
mutlak sejak detik orang dilahirkan ke dunia ini. Seorang bayi mendapatkan cinta tak bersyarat dari ibunya. Cinta ibu
adalah kebahagiaan, kedamaian, yang tidak mensyaratkan perjuangan dan tidak menuntut imbalan Fromm,2002. Cinta tak bersyarat seorang ibu dapat
memenuhi salah satu kerinduan terdalam yang ada dalam diri semua manusia. Berbeda dengan cinta ibu, cinta ayah mengandalkan syarat-syarat tertentu
Fromm,2002. Cinta ayah didapatkan karena telah memenuhi harapan-
harapannya. Sisi negatif dari cinta bersyarat ini adalah bahwa cinta seorang ayah harus diperjuangkan dan cinta itu bisa hilang jika sang anak tidak
berperilaku sesuai harapan ayah. Sisi positifnya yaitu dapat membuat seorang anak mau berusaha untuk mendapatkan cinta dari sang ayah Fromm, 2002.
Parke dalam Santrock, 2007 mengemukakan bahwa ayah dan ibu memiliki peran psikologis yang penting dalam perkembangan gender anak.
Ibu memiliki tanggung jawab untuk mengasuh dan merawat secara fisik dan ayah bertanggung jawab dalam interaksi bermain dan meyakinkan bahwa
anak-anak mematuhi norma budaya tertentu. Orang tua mendorong kegiatan dan bentuk permainan yang berbeda
terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak perempuan lebih sering diberi boneka pada masa kanak-kanak dan ketika beranjak dewasa akan
mendapatkan peran mengasuh adik-adiknya. Anak perempuan didorong untuk lebih mengasuh dan emosional dibanding anak laki-laki. Seorang ayah akan
terlibat dalam permainan yang agresif dengan anak laki-lakinya dibandingkan dengan anak perempuan. Saat beranjak dewasa orang tua akan mulai
memberikan kebebasan yang lebih kepada anak laki-laki dibandingkan anak perempuannya Santrock, 2007.
Tannen dalam Santrock, 2007 mengatakan bahwa perempuan lebih memiliki orientasi hubungan interpersonal dibandingkan laki-laki. Dalam
bermain anak laki-laki lebih suka pamer keahlian dan sering berdebat siapa yang terbaik dalam melakukan suatu permainan. Anak perempuan lebih suka
duduk dan mengobrol dengan teman-temannya. Anak laki-laki tidak boleh menunjukkan emosinya. Anak laki-laki
disosialisasikan untuk tidak menunjukkan perasaan dan bertindak tegar. Anak perempuan lebih suka mendiskusikan emosi dalam bentuk hubungan sosial
dan anak perempuan lebih dapat mengekspresikan ketakutan dan kesedihan Santrock, 2007.
B.Pria dan Wanita Dewasa Awal 1.Pengertian Masa Dewasa Awal
Masa awal dewasa early adulthood adalah periode perkembangan
yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tigapuluhan tahun Santrock, 2002.
2. Perkembangan Sosio-emosional