1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kehidupan modern adalah kehidupan yang mengagungkan cinta
Achmanto, 2005. Setiap pasangan menginginkan hubungan yang penuh cinta dan memuaskan.
Keseimbangan dalam menjalin suatu hubungan akan menghasilkan hubungan yang memuaskan. Suatu hubungan yang tidak memiliki pertukaran
yang seimbang antar pasangan akan menimbulkan suatu hubungan yang tidak adil dan tidak memuaskan. Pria dan wanita yang menjalani hubungan yang tidak
seimbang salah satunya akan merasa tertekan atau kecewa. Ketidakseimbangan ini apabila terus berlanjut tanpa adanya penyelesaian
pada akhirnya dapat mengakibatkan retaknya suatu hubungan. Banyaknya perceraian yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan dari hubungan yang tidak
seimbang antara pria dan wanita. Salah satu merasa dirinya telah banyak memberi tetapi pasangannya tidak memberikan respon atau timbal balik yang sama.
Data menunjukkan perceraian di Indonesia tiap tahun mencapai 200.000 pasangan. Mulai tahun 2003 terdapat 40.391 kasus perceraian, tahun 2004
terdapat 42.769 kasus perceraian dan tahun 2005 terdapat 55.509 kasus perceraian “Perceraian di Indonesia”, 2009.
Dari berbagai kasus yang diajukan ada kurang lebih 13 kriteria penyebab perceraian di antaranya ketidakcocokan, perselingkuhan, ketidakharmonisan,
kesulitan ekonomi, campur tangan saudara, krisis keluarga, pernikahan paksa, kekerasan domestik, poligami, cacat biologis, pernikahan dini dan hukuman
penjara “Benarkah Komunikasi”, 2008. Penyebab-penyebab perceraian di atas menggambarkan adanya
ketidakseimbangan dalam suatu hubungan. Pria dan wanita pada awal menjalin hubungan pernikahan menunjukkan cinta yang sangat membara. Seiring dengan
waktu salah satu menyadari bahwa pasangannya ternyata tidak sesuai dengan harapannya. Pasangannya tidak dapat memenuhi kebutuhan akan perhatian dan
tanggung jawab, penghargaan serta pemahaman. Tidak adanya pertukaran yang seimbang membuat salah satu pasangan
merasa kecewa dan tertekan. Hal ini juga terjadi pada beberapa artis sebagai contoh
Krisdayanti yang menggugat cerai Anang. Menurut salah satu
infotainment Krisdayanti mengatakan bahwa selama 13 tahun pernikahannya, Anang lebih sering sibuk dengan urusannya sendiri daripada memberikan
perhatian kepada Krisdayanti ”Buku krisdayanti”, 2009 Krisdayanti merasa Anang tidak banyak berbuat untuk mengisi hubungan
pernikahan mereka dengan memberikan perhatian yang dibutuhkan Krisdayanti sebagai istri dan juga sebagai wanita. Krisdayanti merasa dirinya berjuang
sendirian dalam mempertahankan pernikahannya dengan Anang ”Buku
Krisdayanti” , 2009.
Menjalin hubungan untuk mencari pasangan hidup terjadi pada masa
dewasa awal. Masa dewasa awal adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir
pada usia tiga puluhan tahun. Tugas perkembangan usia dewasa awal adalah memilih seseorang sebagai teman hidup.
Jatuh cinta merupakan dorongan yang sangat kuat untuk berdekatan dengan seseorang dan menjalin hubungan romantis sebagai pasangan kekasih.
Suatu penelitian mengatakan cinta memiliki pengaruh yang positif terhadap diri seseorang. Cinta dapat membuat seseorang bahagia, semakin dapat berekspresi,
memiliki keinginan yang kuat untuk berdekatan dengan seseorang yang dicintai Gonzaga, Keltner, Londahl Smith, 2001.
Cinta membara atau passionate love merupakan reaksi emosional yang intensif dan tidak realistik terhadap orang lain Baron Byrne, 2002. Cinta yang
membara merupakan campuran antara ketertarikan seksual, keterangsangan fisiologis, hasrat untuk dekat secara fisik dan kebutuhan yang intensif untuk
dicintai. Cinta yang membara adalah bentuk cinta yang didasarkan pada emosi
dan khayalan sehingga bentuk cinta ini tidak dapat dipertahankan sebagai hubungan yang permanen Baron Byrne, 2002.
Cinta karib adalah cinta yang didasarkan pada persahabatan yang sangat akrab antara dua orang yang saling tertarik secara seksual, memiliki kesamaan
dalam berbagai hal, saling mempedulikan kesejahteraan satu dengan yang lain dan menunjukkan rasa saling suka dan saling menghargai Baron Byrne, 2002.
Cinta karib merupakan bentuk cinta yang dapat mempertahankan hubungan dari waktu ke waktu.
Cinta yang matang adalah jalinan antara dua orang yang saling tetap mempertahankan integritas dan individualitas masing-masing Fromm, 2002.
Menurut Fromm dalam Achmanto, 2002 cinta yang matang adalah cinta yang produktif. Cinta yang produktif memuat elemen-elemen dasar yaitu perhatian dan
tanggung jawab, penghargaan serta pemahaman. Elemen-elemen dasar tersebut saling bergantung satu dengan yang lain.
Perhatian merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk orang yang dicintai Fromm, 2002. Seseorang yang mencintai pasangannya akan berusaha
memberikan perhatian terhadap kehidupan dan perkembangan dari orang yang dicintai. Cinta tanpa perhatian tidak dapat disebut sebagai cinta. Contoh seorang
ibu yang mengatakan dirinya mencintai anaknya akan diragukan rasa cintanya saat ibu tersebut merasa jengkel saat anaknya rewel dan marah-marah karena
anaknya tidak berhenti menangis. Perhatian terhadap perkembangan orang yang dicintai menimbulkan
rasa tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan respon terhadap kebutuhan- kebutuhan pasangannya Fromm, 2002. Tanggung jawab dapat berubah menjadi
dominasi atau kepemilikan tanpa disertai adanya rasa menghargai. Seseorang yang selalu mengatur segala sesuatu dalam hidup pasangannya
baik dari segi penampilan hingga kehidupan sosial. Aturan-aturan ini disebutkan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pasangannya.
Penghargaan berarti menyadari keunikan dalam diri orang yang dicintai dan memperhatikan orang yang dicintai untuk tumbuh dan berkembang sesuai
dirinya sendiri.
Menghargai orang yang dicintai dapat dilakukan setelah seseorang mengenal orang yang dicintai. Memahami seseorang dapat dilakukan apabila
orang tersebut mampu melihat orang yang dicintai sesuai pandangan dari orang dicintai.
Cinta yang matang memiliki prinsip seseorang dicintai karena orang tersebut telah memberikan cintanya kepada orang yang dicintai. Cinta yang matang
mengatakan seseorang membutuhkan orang lain karena mencintai orang tersebut. Cinta yang tidak matang mengikuti prinsip seseorang mencintai orang lain
karena telah dicintai. Cinta yang tidak matang mengatakan seseorang mencintai orang lain karena membutuhkan orang tersebut.
Suatu penelitian mengungkapkan seseorang yang ketika kecil memiliki model yang memberikan contoh yang baik dalam mencintai, memiliki hubungan
cinta yang positif dan masa depan yang baik dalam menjalin hubungan. Sebaliknya seseorang yang memiliki masalah dengan dirinya merasa kurang
optimis akan masa depannya dalam menjalin hubungan Holmes, Murray, Sandra, Griffin Rose, 2001.
Pria dan wanita memiliki karakteristik yang berbeda. Wanita lebih menekankan pada hubungan dan wanita memiliki kepekaan akan perasaan orang
lain. Wanita diajarkan untuk dapat berbagi dan mengungkapkan perasaannya. Wanita dapat memahami perasaan orang lain dan wanita dapat saling memberikan
perhatian dan menghargai pasangannya. Wanita lebih diajarkan untuk mengasuh dan sejak kecil wanita telah dididik untuk dependent, mengasuh dan tidak tertarik
pada kekuasaan.
Pria lebih menekankan pada aturan dan prinsip yang berlaku tanpa mempedulikan situasi. Pria diajarkan untuk tidak mengungkapkan emosinya dan
selalu bersikap tegar. Pria lebih suka mengungkapkan cintanya dalam hal-hal fisik. Sejak kecil seorang pria dididik untuk memenuhi harapan-harapan ayahnya.
Untuk mendapatkan cinta ayahnya anak laki-laki berusaha menyenangkan ayahnya dengan menuruti harapan-harapannya Fromm, 2002. Cinta ayah identik
dengan cinta bersyarat. Dengan fenomena perceraian yang sering terjadi akhir-akhir ini dan
perbedaan karakteristik pria dan wanita, peneliti tertarik meneliti untuk mengetahui apakah ada perbedaan kematangan cinta antara pria dan wanita.
B. Rumusan Masalah