58
Rendah= X Mean – 1 SD Kategorisasi data keberfungsian keluarga beserta persentase dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 10. Kategorisasi Data hipotetik Kepedulian
Variabel Rentang Nilai
Kategori Frekuensi
Persentase Kepedulian
103,191 ≤ X
Tinggi 16
0,16 80,009
≤ X 103,191 Sedang
66 0,66
X 80,009 Rendah
18 0,18
Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel menunjukkan bahwa 16 orang 0,16 termasuk dalam kepedulian yang tinggi, 0,66 orang 0,66
termasuk dalam kepedulian yang sedang, dan 18 orang 0,18 termasuk dalam kategori kepedulian yang rendah 0. Hal ini
dapat
diartikan bahwa sebagian besar kepedulian dari subjek berada dalam kategori sedang.
b. Kategorisasi Data Perilaku Martarombo
Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal dan jumlah subjek termasuk dalam kategori besar, maka dilakukan
pengkategorisasian data perilaku martarombo dengan menggunakan kategorisasi jenjang ordinal. Deskripsi skor hipotetik data dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 11. Deskripsi Skor Hipotetik Data Perilaku Martarombo
Skor Hipotetik Min
Maks Mean
SD 9
30 20,62
3,861
Universitas Sumatera Utara
59
Berdasarkan tabel 11 skor hipotetik kematangan emosi menunjukkan hasil mean hipotetik untuk variabel perilaku martarombo didapat sebesar 20,62 dengan
standar deviasi hipotetik sebesar 3,861. Berdasarkan kategorisasi data penelitian secara hipotetik, data dikelompokkan dalam tingkatan-tingkatan untuk kemudian
disusun menurut norma tertentu. Data dikategorikan menjadi tiga kelompok dengan rumus Azwar, 2004:
Tinggi = Mean + 1 SD ≤ X
Sedang= Mean – 1 SD ≤ X Mean + 1 SD
Rendah= X Mean – 1 SD Kategorisasi data kematangan emosi beserta persentase dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 12. Kategorisasi Data Hipotetik Kepedulian
Variabel Rentang nilai
Kategori Frekuensi
Persentase Perilaku
Martarombo 24,481
≤ X Tinggi
15 0,14
16,759 ≤ X 24,481
Sedang 78
0,72 X 16,759
Rendah 7
0,14
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 12 menunjukkan bahwa 15 orang 0,15 termasuk dalam perilaku martarombo yang tinggi, 78 orang 0,78
termasuk dalam perilaku martarombo yang sedang, dan 7 orang 0,07 termasuk dalam kategori perilaku martarombo yang rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa
sebagian besar perilaku martarombo subjek berada dalam kategori sedang. Setelah mengetahui pengkategorisasian kedua variabel penelitian, hasilnya
dapat dimasukkan dalam tabel penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategorisasi yang ditunjukkan pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 13. Matriks Kategorisasi Variabel Perilaku Martarombo Dengan
Kepedulian Kepedulian
Perilaku Martarombo
Rendah Sedang
Tinggi Jumlah
subjek Jumlah
subjek Jumlah
subjek Rendah
3 0,03
7 0,07
Sedang 14
0,14 51
0,51 `12
0,12 Tinggi
2 0,2
7 0,07
4 0,04
100 100
Perilaku martarombo yang dimiliki individu pada kategori tinggi dengan kepedulian juga pada kategori tinggi sebanyak 0,04. Perilaku martarombo yang
dimiliki individu pada kategori sedang dengan kepedulian pada ketegori tinggi sebesar 0,12. Perilaku martarombo yang dimiliki individu pada kategori tinggi,
sedangkan kepedulian pada kategori sedang sebanyak 0,07. Perilaku martarombo yang dimiliki individu pada kategori sedang dengan kepedulian juga
pada ketegori sedang sebesar 0,51. Perilaku martarombo yang dimiliki individu pada kategori rendah dengan kepedulian pada ketegori sedang sebesar 0,07.
Perilaku martarombo yang dimiliki individu pada kategori tinggi dengan kepedulian pada ketegori rendah sebesar 0,02. Perilaku martarombo yang
dimiliki individu pada kategori sedang dengan kepedulian pada ketegori rendah sebesar 0,14. Perilaku martarombo yang dimiliki individu pada kategori rendah
dengan kepedulian juga pada ketegori rendah sebesar 0,3.
Universitas Sumatera Utara
61
D. Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa Ha diterima. Hasil pengujian korelasi sebesar r = 0,426 dengan p = 0,000. Tingkat signifikansi korelasi p =
0,000 p0,05 menunjukkan adanya hubungan antara perilaku martarombo dengan kepedulian pada suku Batak Toba.
Hasil perhitungan korelasi tersebut sejalan dengan Leininger 1981 yang menyatakan bahwa budaya mempengaruhi kepedulian untuk mengekspresikannya
atau mewujudkannya ke dalam suatu tindakan. Budaya mengendalikan bagaimana aksi atau tindakan tersebut diwujudkan. Penerimaan sosial dan harapan sosial
mempengaruhi bagaimana kepedulian diberikan di tempat tertentu. Suku Batak Toba memiliki budaya yang berfungsi mengatur tingkah laku
masyarakatnya dalam menjalani kehidupan dan juga untuk menjaga kelestarian suku Batak Toba. Perilaku martarombo adalah salah satu budaya suku Batak Toba
yang diturunkan dari generasi ke generasi. Perilaku martarombo merupakan perilaku mencari atau menentukan titik pertalian darah yang terdekat, dalam
rangka menentukan hubungan kekerabatan Sinaga, 1998. Martarombo dilakukan untuk menentukan posisi marga. Marga merupakan salah satu identitas
bangsa Batak Toba ini bertujuan untuk membina kekompakan dan solidaritas sesama anggota marga dan keturunannya dari satu leluhur. Ketika sudah
ditentukan hubungan kekerabatan maka lahirlah jiwa kasih yang terikat. Ikatan itu akan menyatukan seseorang dengan yang lainnya dan membentuk karakter sosial.
Kegotongroyongan yang ada dalam setiap jiwa individu menjadi landasan terciptanya sifat sosial yang sampai saat ini dimiliki dan terus dipelihara oleh suku
Batak Toba. Sifat ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan , salah satunya
Universitas Sumatera Utara
62
dengan kepedulian Tambunan, 1982. Kepedulian didefinisikan sebagai salah satu cara untuk memelihara
hubungan dengan orang lain, dimana orang lain merasakan komitmen dan tanggung jawab pribadi Swanson, 1999. Kepedulian juga merupakan perasaan
yang ditujukan kepada orang lain dan itulah yang memotivasi untuk bertindak seperti berbelas kasih dan menolong Leininger, 1981.
Perilaku martarombo yang berada pada kategori tinggi sebanyak 15 orang 0,15 yang artinya orang Batak Toba yang sering atau bahkan selalu
melakukan tarombo yaitu ketika berkenalan dengan sesama Batak Toba menanyakan marga, nomor marga, asal daerah dan akhirnya menentukan
hubungan kekerabatan partuturanna. Perilaku martarombo yang berada pada kategori sedang sebanyak 78 orang 0,78 yang artinya orang Batak Toba agak
sering menanyakan marga, nomor marga, asal daerah, hingga menentukan partuturanna saat berkenalan dengan orang Batak Toba. Perilaku martarombo
yang berada pada kategori rendah sebanyak 7 orang 0,07 yang artinya orang Batak Toba yang jarang menanyakan marga, nomor marga, asal daerah, hingga
menentukan partuturanna. Kepedulian yang berada pada kategori tinggi sebanyak 16 orang 0,16
yang berarti orang Batak Toba yang berusaha memahami kehidupan orang lain, berbagi perasaan, mau melakukan sesuatu untuk orang lain, memberi perhatian
bahkan mendukung keyakinannya. Kepedulian yang berada pada kategori sedang sebanyak 66 orang 0,66 yang berarti orang Batak Toba cukup memahami
orang lain, dapat merasakan perasaan orang lain, tetapi kurang dalam melakukan sesuatu untuk orang lain. Kepedulian yang berada pada kategori rendah sebanyak
Universitas Sumatera Utara
63
18 orang 0,18 yang berart orang Batak Toba yang kurang memahami orang lain bahkan dalam melakukan sesuatu untuk orang lain.
Hasil pengujian korelasi pada penelitian ini menunjukkan r=0,426 pada p=0,00. Berdasarkan kriteria interpretasi harga r menurut Hadi 2004 , hubungan
perilaku martarombo dengan kepedulian antar sesama suku Batak Toba menunjukkan korelasi yang rendah. Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi kepedulian yang tidak dikontrol oleh peneliti seperti keluarga. Keluarga memegang peranan penting dalam mengajarkan budaya dalam
kehidupan keluarga Swanson, 1999. Faktor nilai yang dianut juga mempengaruhi motivasi, maksud ataupun tujuan dari kepedulian tersebut.
Kepribadian individu juga dapat mempengaruhi kualitas kepeduliannya terhadap orang lain Leininger, 1981.
Jika dilihat dari hasil matriks kedua variabel, jumlah orang Batak Toba dengan perilaku martarombo pada kategori tinggi dan kepedulian pada ketagori
tinggi hanya 4 orang 0,04. Orang Batak Toba dengan perilaku martarombo pada kategori tinggi dan kepedulian pada kategori sedang sebanyak 7 orang
0,07. Bahkan ada orang Batak Toba dengan perilaku martarombo pada kategori tinggi tetapi kepedulian pada ketagori rendah sebanyak 2 orang 0,2.
Hal ini dijelaskan dengan adanya faktor lain seperti yang sudah dijelaskan diatas yaitu keluarga yang berpengaruh besar mengajarkan pentingnya memahami
budaya sebagai bentuk melestarikan budaya. Hasil matriks juga menunjukkan orang Batak Toba dengan kepedulian pada ketegori tinggi dan perilaku
martarombo pada kategori sedang sebanyak 7 orang 0,07. Kepedulian orang Batak tersebut tinggi namun tidak begitu dipengaruhi oleh budaya. Hal ini dapat
Universitas Sumatera Utara
64
disebabkan oleh faktor kepribadian yang dimiliki sejak kecil sehingga mempengaruhi individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama akan dijabarkan
kesimpulan dari penelitian dan di bagian akhir akan dijelaskan tentang saran-saran yang bersifat psikis dan metodologis yang dapat berguna untuk penelitian yang
akan datang dengan menggunakan variabel yang sama dengan penelitian ini.
A. KESIMPULAN
1. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara perilaku martarombo dengan kepedulian antar suku Batak Toba dengan r = 0,426 dan p = 0,000.
2. Berdasarkan kategori data perilaku martarombo diketahui bahwa sebagian besar orang Batak Toba di kota Medan yang menjadi sampel dalam penelitian
ini memiliki perilaku martarombo dalam kategori sedang yaitu sebesar 78 orang 0,78.
3. Berdasarkan kategori data kepedulian diketahui bahwa sebagian besar orang Batak Toba di kota Medan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki
kepedulian berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 66 orang 0,66. 4. Berdasarkan matriks kategorisasi, diketahui bahwa sebagian besar orang Batak
Toba di kota Medan yang menjadi sampel penelitian ini memiliki perilaku martarombo pada kategori sedang dan kepedulian pada kategori sedang yaitu
sebanyak 51 orang 0,51.
Universitas Sumatera Utara
66
B. SARAN 1. Saran Metodologis
a Peneliti selanjutnya jika ingin meneliti variabel yang sama diharapkan menggunakan teknik sampling yang berbeda.
b Peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk melihat seberapa besar pengaruh martarombo terhadap kepedulian antar sesama suku Batak Toba.
2. Saran Praktis