46
E. VALIDITAS DAN REABILITAS 1.
Validitas Alar Ukur
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu
tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Azwar, 2009. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi content
validity. Yaitu sejauhmana aitem-aitem dalam skala mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi tes mencerminkan ciri
atribut yang hendak diukur. Selanjutnya validitas isi terbagi menjadi face validity validitas muka dan logical validity validitas logik.
Validitas muka didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan tes, sedangkan validitas logik merujuk pada sejauhmana isi tes merupakan
representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Validitas isi baik itu validitas muka dan validitas logik akan diestimasi lewat pengujian terhadap isi
tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment Azwar, 2009.
2. Reliabilitas Alat Ukur
Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabel dapat juga dikatakan sebagai
kepercayaan, kehandalan, keajegan, stabil, dan konsisten. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel Azwar,
2009.
Universitas Sumatera Utara
47
Penelitian ini menggunakan pendekatan reliablitas konsistensi internal dengan single trial administration yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan
satu kali pengenaan tes pada sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik seperti ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar,
2009. Untuk menguji reliabilitas dari aitem-aitem yang ada digunakan formula
Alpha Cronbach melalui bantuan SPSS 17.0. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas rxx’ yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai
dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah
mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas.
3. Uji Daya Beda Aitem
Parameter yang paling penting dalam menyeleksi aitem skala psikologi adalah daya beda atau daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem
merupakan sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur
Azwar, 2010. Indeks daya diskriminasi aitem juga merupakan indikator keselarasan atau
konsistensi anatar fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem-total. Pengujian daya diskriminasi aitem
menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri.
Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem-total rix yang dikenal
Universitas Sumatera Utara
48
pula dengan sebutan parameter daya beda aitem Azwar, 2010. Skala-skala yang setiap aitemnya diberi skor pada level interval
menggunakan formula koefisien korelasi product moment Pearson. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti
semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisiennya rendah mendekati
nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya beda aitemnya tidak baik. Bila koefisien korelasi yang dimaksud bernilai negatif,
artinya terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan Azwar, 2010.
F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR 1. Skala Kepedulian