Pembahasan ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

61

D. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa Ha diterima. Hasil pengujian korelasi sebesar r = 0,426 dengan p = 0,000. Tingkat signifikansi korelasi p = 0,000 p0,05 menunjukkan adanya hubungan antara perilaku martarombo dengan kepedulian pada suku Batak Toba. Hasil perhitungan korelasi tersebut sejalan dengan Leininger 1981 yang menyatakan bahwa budaya mempengaruhi kepedulian untuk mengekspresikannya atau mewujudkannya ke dalam suatu tindakan. Budaya mengendalikan bagaimana aksi atau tindakan tersebut diwujudkan. Penerimaan sosial dan harapan sosial mempengaruhi bagaimana kepedulian diberikan di tempat tertentu. Suku Batak Toba memiliki budaya yang berfungsi mengatur tingkah laku masyarakatnya dalam menjalani kehidupan dan juga untuk menjaga kelestarian suku Batak Toba. Perilaku martarombo adalah salah satu budaya suku Batak Toba yang diturunkan dari generasi ke generasi. Perilaku martarombo merupakan perilaku mencari atau menentukan titik pertalian darah yang terdekat, dalam rangka menentukan hubungan kekerabatan Sinaga, 1998. Martarombo dilakukan untuk menentukan posisi marga. Marga merupakan salah satu identitas bangsa Batak Toba ini bertujuan untuk membina kekompakan dan solidaritas sesama anggota marga dan keturunannya dari satu leluhur. Ketika sudah ditentukan hubungan kekerabatan maka lahirlah jiwa kasih yang terikat. Ikatan itu akan menyatukan seseorang dengan yang lainnya dan membentuk karakter sosial. Kegotongroyongan yang ada dalam setiap jiwa individu menjadi landasan terciptanya sifat sosial yang sampai saat ini dimiliki dan terus dipelihara oleh suku Batak Toba. Sifat ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan , salah satunya Universitas Sumatera Utara 62 dengan kepedulian Tambunan, 1982. Kepedulian didefinisikan sebagai salah satu cara untuk memelihara hubungan dengan orang lain, dimana orang lain merasakan komitmen dan tanggung jawab pribadi Swanson, 1999. Kepedulian juga merupakan perasaan yang ditujukan kepada orang lain dan itulah yang memotivasi untuk bertindak seperti berbelas kasih dan menolong Leininger, 1981. Perilaku martarombo yang berada pada kategori tinggi sebanyak 15 orang 0,15 yang artinya orang Batak Toba yang sering atau bahkan selalu melakukan tarombo yaitu ketika berkenalan dengan sesama Batak Toba menanyakan marga, nomor marga, asal daerah dan akhirnya menentukan hubungan kekerabatan partuturanna. Perilaku martarombo yang berada pada kategori sedang sebanyak 78 orang 0,78 yang artinya orang Batak Toba agak sering menanyakan marga, nomor marga, asal daerah, hingga menentukan partuturanna saat berkenalan dengan orang Batak Toba. Perilaku martarombo yang berada pada kategori rendah sebanyak 7 orang 0,07 yang artinya orang Batak Toba yang jarang menanyakan marga, nomor marga, asal daerah, hingga menentukan partuturanna. Kepedulian yang berada pada kategori tinggi sebanyak 16 orang 0,16 yang berarti orang Batak Toba yang berusaha memahami kehidupan orang lain, berbagi perasaan, mau melakukan sesuatu untuk orang lain, memberi perhatian bahkan mendukung keyakinannya. Kepedulian yang berada pada kategori sedang sebanyak 66 orang 0,66 yang berarti orang Batak Toba cukup memahami orang lain, dapat merasakan perasaan orang lain, tetapi kurang dalam melakukan sesuatu untuk orang lain. Kepedulian yang berada pada kategori rendah sebanyak Universitas Sumatera Utara 63 18 orang 0,18 yang berart orang Batak Toba yang kurang memahami orang lain bahkan dalam melakukan sesuatu untuk orang lain. Hasil pengujian korelasi pada penelitian ini menunjukkan r=0,426 pada p=0,00. Berdasarkan kriteria interpretasi harga r menurut Hadi 2004 , hubungan perilaku martarombo dengan kepedulian antar sesama suku Batak Toba menunjukkan korelasi yang rendah. Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepedulian yang tidak dikontrol oleh peneliti seperti keluarga. Keluarga memegang peranan penting dalam mengajarkan budaya dalam kehidupan keluarga Swanson, 1999. Faktor nilai yang dianut juga mempengaruhi motivasi, maksud ataupun tujuan dari kepedulian tersebut. Kepribadian individu juga dapat mempengaruhi kualitas kepeduliannya terhadap orang lain Leininger, 1981. Jika dilihat dari hasil matriks kedua variabel, jumlah orang Batak Toba dengan perilaku martarombo pada kategori tinggi dan kepedulian pada ketagori tinggi hanya 4 orang 0,04. Orang Batak Toba dengan perilaku martarombo pada kategori tinggi dan kepedulian pada kategori sedang sebanyak 7 orang 0,07. Bahkan ada orang Batak Toba dengan perilaku martarombo pada kategori tinggi tetapi kepedulian pada ketagori rendah sebanyak 2 orang 0,2. Hal ini dijelaskan dengan adanya faktor lain seperti yang sudah dijelaskan diatas yaitu keluarga yang berpengaruh besar mengajarkan pentingnya memahami budaya sebagai bentuk melestarikan budaya. Hasil matriks juga menunjukkan orang Batak Toba dengan kepedulian pada ketegori tinggi dan perilaku martarombo pada kategori sedang sebanyak 7 orang 0,07. Kepedulian orang Batak tersebut tinggi namun tidak begitu dipengaruhi oleh budaya. Hal ini dapat Universitas Sumatera Utara 64 disebabkan oleh faktor kepribadian yang dimiliki sejak kecil sehingga mempengaruhi individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Universitas Sumatera Utara 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian dan di bagian akhir akan dijelaskan tentang saran-saran yang bersifat psikis dan metodologis yang dapat berguna untuk penelitian yang akan datang dengan menggunakan variabel yang sama dengan penelitian ini.

A. KESIMPULAN

1. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara perilaku martarombo dengan kepedulian antar suku Batak Toba dengan r = 0,426 dan p = 0,000. 2. Berdasarkan kategori data perilaku martarombo diketahui bahwa sebagian besar orang Batak Toba di kota Medan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki perilaku martarombo dalam kategori sedang yaitu sebesar 78 orang 0,78. 3. Berdasarkan kategori data kepedulian diketahui bahwa sebagian besar orang Batak Toba di kota Medan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki kepedulian berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 66 orang 0,66. 4. Berdasarkan matriks kategorisasi, diketahui bahwa sebagian besar orang Batak Toba di kota Medan yang menjadi sampel penelitian ini memiliki perilaku martarombo pada kategori sedang dan kepedulian pada kategori sedang yaitu sebanyak 51 orang 0,51. Universitas Sumatera Utara