IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Karakteristik Subjek Penelitian Uji Asumsi Penelitian

38

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian noneksperimen yang mencoba untuk mengetahui hubungan antara dua alau lebih variabel. Penelitian korelasi berfokus pada tingkatan dan hubungan langsung dari dua atau lebih variabel Howitt Craer, 2011. Pada penelitian ini, metode penelitian korelasional digunakan karena metode ini mampu melihat hubungan antara perilaku martarombo dengan kepedulian pada suku Batak Toba terhadap sesama suku Batak Toba.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah atribut, karakter, objek, kejadian, situasi yang nilainya berbeda pada tiap orang dan dapat berubah sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengukuran. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini tediri dari variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel tergantung. Sebaliknya variabel tergantung adalah variabel yang nilainya akan dipengaruhi variabel bebas Caputi Balnaves, 2001. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung : Kepedulian 2. Variabel bebas : Perilaku Martarombo Universitas Sumatera Utara 39

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepedulian

Kepedulian adalah perasaan yang ditunjukkan dengan perbuatan seperti memperhatikan orang lain, berbelas kasih dan menolong. Kepedulian dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala Kepedulian yang disusun oleh peneliti berdasarkan lima dimensi dalam kepedulian yang diungkapkan oleh Swanson 2000 yaitu mengetahui, turut hadir, melakukan, memungkinkan, dan mempertahankan keyakinan. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek dalam alat ukur Kepedulian, menunjukkan semakin tinggi tingkat kepedulian subjek. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek, semakin rendah pula tingkat kepedulian subjek.

2. Perilaku Martarombo

Perilaku martarombo adalah perilaku mencari atau menentukan titik pertalian darah yang terdekat, dalam rangka menentukan hubungan kekerabatan. Martarombo dalam penelitian ini akan diukur menggunakan skala Martarombo yang disusun oleh peneliti berdasarkan hal-hal yang dilakukan dalam perilaku martarombo. Skala Martarombo ini menunjukkan keinginan mencari tahu hubungan kekerabatan suku Batak Toba. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan keinginan mencari tahu hubungan kekerabatan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka menunjukkan ketidakinginan mencari tahu hubungan kekerabatan. Universitas Sumatera Utara 40

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi Penelitian

Pada setiap penelitian masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti Hadi, 2004. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama Hadi, 2004. Kelompok subjek ini harus memiliki kesamaan ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik sama yang dapat membedakannya dengan kelompok subjek yang lain Azwar, 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat suku Batak Toba. Adapun karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah : a. Masyarakat suku Batak Toba b. Berusia minimal 20 tahun, karena pada usia ini seseorang sudah dapat berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. c. Bertempat tinggal di kota Medan

2. Sampel Penelitian

Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau seluruh populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian yang lebih dikenal dengan nama sampel Hadi, 2004. Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini akan diambil sampel sebanyak 100 orang. Jumlah ini diambil untuk menghasilkan suatu bentuk distribusi frekuensi yang mendakati normal yakni tidak kurang dari 30. Selain itu menurut Azwar 2010, Universitas Sumatera Utara 41 secara tradisional, statistika menganggap jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Namun, sesungguhnya tidak ada angka yang dapat dikatakan dengan pasti. Hadi 2004 menyatakan bahwa menetapkan jumlah sampel yang lebih banyak lebih baik daripada menetapkan jumlah sampel yang sedikit. Sehingga pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebanyak 100 orang. Nantinya 100 orang yang menjadi sampel penelitian harus mampu menulis dan membaca, hal ini karena peneliti akan menggunakan inventori dalam penelitian ini, dimana inventori akan lebih efektif digunakan apabila sampel dapat menulis dan membaca.

3. Metode Pengambilan Sampel

Metode maupun teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi Hadi, 2004. Adapun upaya untuk memperoleh sampel penelitian dalam penelitian ini, digunakan teknik nonprobability incidental sampling. Dalam sampling ini tidak semua individu dalam populsi diberi peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel, dimana hanya individu atau kelompok yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang akan diteliti Hadi, 2004. Universitas Sumatera Utara 42

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner. Hadi 2004 mengemukakan bahwa metode kuesioner merupakan metode yang berdasarkan laporan tentang diri sendiri atau selfreport. skala psikologis mendasarkan diri pada laporan-laporan pribadi. Menurut Hadi 2004 metode kuesioner yang berfokus pada selfreport memiliki kelebihan dengan asumsi sebagai berikut: 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2. Apa yang dikatakan oleh subjek tentang kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. 3. Interpretasi subjek tentang pernyataan–pernyataan yang diajukan sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Akan tetapi perlu diingat bahwa asumsi tersebut juga memiliki beberapa kelemahan Hadi, 2004. Ada kemungkinan jawaban yang diberikan dipengaruhi oleh keinginan pribadi. Individu tidak selalu jujur, dan mungkin saja mereka berbohong terlebih untuk hal-hal yang dirasa memalukan. Selain itu unsur-unsur yang tidak disadari oleh peneliti tidak akan dapat diungkap lebih jauh. Dan juga adanya kesukaran individu dalam merumuskan keadaan dirinya sendiri dalam suatu bahasa. Menurut Hadi 2004, karena kelemahan-kelemahan tersebut maka pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh peneliti sebisa mungkin harus jelas agar dapat mengurangi kelemahan tersebut. Bentuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tipe pilihan dengan metode rating atau lebih dikenal dengan penskalaan model Likert. Penskalaan model Likert akan digunakan untuk alat ukur kepuasan hidup dan Universitas Sumatera Utara 43 kekuatan karakter. Prosedur penskalaan model Likert ini didasari oleh dua asumsi Azwar, 2010 : 1. Setiap pernyataan yang ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorabel atau pernyataan yang unfavorabel. 2. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif. Lebih lanjut, menurut Hadi 2004, kuesioner tipe pilihan akan lebih menarik bagi responden dibanding kuesioner tipe isian. Hal ini terutama disebabkan kemudahannya dalam memberikan jawaban dan dapat lebih cepat dalam menjawab. Untuk menjaga obyektivitas jawaban, maka pernyatan-pernyataan harus disusun sedemikian rupa sehingga pernyataan tersebut bagi responden tidak mempunyai arti yang bermacam-macam. Peneliti akan menggunakan dua jenis alat ukur dalam penelitian ini, yaitu alat ukur Matarombo dan Kepedulian.

1. Alat Ukur Kepedulian

Alat ukur kepedulian mengandung aspek yang terdiri dari lima dimensi seperti yang diungkapkan oleh Swanson dalam Peterson Bredow, 2009 yaitu mengetahui, turut hadir, melakukan, memungkinkan, dan mempertahankan keyakinan. Alat ukur ini menggunakan skala Likert dengan 4 rentang yakni sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Universitas Sumatera Utara 44 Tabel 1. Blue Print Skala Kepedulian sebelum Uji Coba NO DIMENSI INDIKATOR PERILAKU AITEM TOTA L FAVORA BLE UNFAV ORABL E 1. Mengetahui Berusaha memahami kejadian penting dalam hidup orang lain. 1,15. 29, 33, 41 8, 20, 28, 32, 50 10 2. Turut hadir Hadir secara emosi dan berbagi perasaan 3, 17, 27, 37, 43 6, 12, 22, 26, 48 10 3. Melakukan Melakukan sesuatu bagi orang lain, seperti menghibur, melindungi, mendahulukan 5, 19, 21, 31, 45 4, 16, 24, 36, 44 10 4. Memungkin kan Memfasilitasi orang lain seperti, memberikan informasi dan penjelasan, memberi dukungan dan perhatian 7, 11, 23, 35, 47 10, 14, 30, 38, 46 10 5. Memperta- hankan keyakinan Mendukung keyakinan orang lain 9, 13, 25, 39, 49 2, 18, 34, 40, 42 10 Jumlah 25 25 50 Setiap komponen-komponen di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan favorabel dan unfavorabel, dimana subjek diberikan empat alternatif pilihan yaitu Sangat Tidak Setuju STS, Tidak Setuju TS, Setuju S, dan Sangat Setuju SS. Untuk aitem yang favorabel, pilihan SS akan mendapatkan skor tiga, pilihan S akan mendapatkan skor dua, pilihan TS akan mendapatkan skor satu, dan pilihan STS akan mendapatkan skor nol. Sedangkan untuk aitem yang unfavorabel pilihan SS akan mendapatkan skor nol, pilihan S mendapatkan Universitas Sumatera Utara 45 skor satu, pilihan TS akan mendapatkan skor dua, dan pilihan STS akan mendapatkan skor tiga.

2. Alat Ukur Perilaku Martarombo

Perilaku martarombo adalah mencari atau menentukan titik pertalian darah yang terdekat dalam rangka menentukan hubungan kekerabatan. Tabel 2. Blue print Skala Martarombo Sebelum Uji Coba NO Perilaku Martarombo Aitem Total 1. Menanyakan dan memberitahukan marga, 1,4,5,8,9 5 2. Menanyakan dan memberitahukan nomor marga 2,6 2 3. Menanyakan dan memberitahukan asal daerah 3,7 2 4. Menentukan hubungan kekerabatan. 10 1 Total 10 Alat ukut perilaku martarobo ini berisi frekuensi perilaku martarombo yang menggunakan skala Likert. Setiap komponen-komponen di atas diuraikan menjadi beberapa pernyataan dan diberikan empat alternative pilihan yaitu Tidak Pernah TP, Jarang JR, Sering SR, dan Selalu SL. Untuk pilihan TP akan mendapatkan skor nol, pilihan JR mendapatkan skor 1, pilihan SR mendapatkan skor 2, dan pilihan SR mendapatkan skor 3. Universitas Sumatera Utara 46

E. VALIDITAS DAN REABILITAS 1.

Validitas Alar Ukur Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Azwar, 2009. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi content validity. Yaitu sejauhmana aitem-aitem dalam skala mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Selanjutnya validitas isi terbagi menjadi face validity validitas muka dan logical validity validitas logik. Validitas muka didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan tes, sedangkan validitas logik merujuk pada sejauhmana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Validitas isi baik itu validitas muka dan validitas logik akan diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment Azwar, 2009.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabel dapat juga dikatakan sebagai kepercayaan, kehandalan, keajegan, stabil, dan konsisten. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel Azwar, 2009. Universitas Sumatera Utara 47 Penelitian ini menggunakan pendekatan reliablitas konsistensi internal dengan single trial administration yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik seperti ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, 2009. Untuk menguji reliabilitas dari aitem-aitem yang ada digunakan formula Alpha Cronbach melalui bantuan SPSS 17.0. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas rxx’ yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas.

3. Uji Daya Beda Aitem

Parameter yang paling penting dalam menyeleksi aitem skala psikologi adalah daya beda atau daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem merupakan sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2010. Indeks daya diskriminasi aitem juga merupakan indikator keselarasan atau konsistensi anatar fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem-total. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem-total rix yang dikenal Universitas Sumatera Utara 48 pula dengan sebutan parameter daya beda aitem Azwar, 2010. Skala-skala yang setiap aitemnya diberi skor pada level interval menggunakan formula koefisien korelasi product moment Pearson. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisiennya rendah mendekati nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya beda aitemnya tidak baik. Bila koefisien korelasi yang dimaksud bernilai negatif, artinya terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan Azwar, 2010.

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR 1. Skala Kepedulian

Uji coba skala kepedulian dilakukan terhadap 200 orang Batak Toba dengan usia minimal 20 tahun. Adapun distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala kepedulian akan dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 3. Distribusi Aitem-Aitem Setelah Uji Coba Skala Kepedulian NO DIMENSI INDIKATOR PERILAKU AITEM TOTAL FAVORA BLE UNFAVO RABLE 1. Mengetahui Berusaha memahami kejadian penting dalam hidup orang lain. 15. 29, 33, 41 8, 20, 50 7 2. Turut hadir Hadir secara emosi dan berbagi perasaan 3, 17, 27, 37, 43 6, 12, 22, 48 9 Universitas Sumatera Utara 49 3. Melakukan Melakukan seseuatu bagi orang lain, seperti menghibur, melindungi, mendahulukan 19, 21, 31, 45 4, 16, 36, 44 8 4. Memung- kinkan Memfasilitasi orang lain seperti, memberikan informasi dan penjelasan, memberi dukungan dan perhatian 7, 11, 35, 47 10, 14, 30, 38, 46 9 5. Memperta- hankan keyakinan Mendukung keyakinan orang lain 9, 13, 25, 39, 49 2, 18, 34, 40, 42 10 Jumlah 22 21 43 Berdasarkan hasil uji coba sebanyak 50 aitem skala kepedulian diperoleh 43 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian rix ≥ 0, 30. Aitem yang dapat mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan Azwar, 2010. Jumlah aitem yang digunakan dalam penelitian adalah sejumlah 43 aitem dengan koefisien alpha sebesar 0, 912. Koefisien korelasi aitem-aitem yang reliabel berkisar 0,302 hingga 0,582. Pada skala di atas akan dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem-aitem. Hal ini dilakukan karena aitem-aitem yang gugur tidak diikutsertakan lagi dalam penelitian.

2. Skala Martarombo

Uji coba skala martarombo dilakukan terhadap 200 orang Batak Toba Universitas Sumatera Utara 50 dengan usia minimal 20 tahun. Skala martarombo berisi 10 aitem mengenai hal- hal yang dilakukan ketika orang Batak Toba ber-tarombo. Adapun distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala kepedulian akan dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 4 Distribusi Aitem-Aitem Setelah Uji Coba Skala Martarombo NO Aspek-aspek Perilaku Martarombo Aitem Total 1. Menanyakan dan memberitahukan marga, 1,4,5,8,9 5 2. Menanyakan dan memberitahukan nomor marga 2,6 2 3. Menanyakan dan memberitahukan , asal daerah 3,7 2 4. Menentukan hubungan kekerabatan. 10 1 Total 10 Berdasarkan hasil uji coba sebanyak 10 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian rix ≥ 0,30 . Aitem yang dapat mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan Azwar, 2010. Jumlah aitem yang digunakan dalam penelitian adalah sejumlah 10 aitem dengan koefisien alpha sebesar 0,882. Koefisien korelasi aitem-aitem yang reliabel berkisar 0,484 hingga 0,696. Universitas Sumatera Utara 51

G. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini memiliki prosedur pelaksanaan penelitian yang terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan yang dilakukan oleh peneliti mencakup; a. Pembuatan Alat Ukur Tahap persiapan penelitian diawali dengan menyusun alat ukur penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 skala yaitu Skala Kepedulian dan Skala Martarombo. Pembuatan alat ukur Skala Kepedulian dan Skala Martarombo dimulai dengan mengkaji teori-teori maupun hasil penelitian yang berkaitan dan dilanjutkan dengan membuat indikator-indikator dari tiap aspek untuk memudahkan dalam penjabarannya. Penyusunan skala ini dilakukan dengan membuat blue print dan kemudian dioperasionalisasikan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan. Setelah aitem tersusun, peneliti meminta penilaian ahli yaitu pada dosen pembimbing untuk mendiskusikan apakah aitem yang telah dibuat dapat diterima oleh subjek penelitian secara umum. b. Uji Coba Alat Ukur Alat ukur penelitian terlebih dahulu diujicobakan. Alat ukur diberikan kepada 200 orang bersuku Batak Toba. c. Revisi Alat Ukur Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur, maka peneliti menguji validitas dan reliabilitas skala dengan menggunakan koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach dengan bantuan aplikasi program SPSS 17.0 for windows. Setelah Universitas Sumatera Utara 52 diketahui aitem-aitem yang memenuhi validitas dan reliabilitasnya, maka kemudian peneliti menyusun aitem-aitem tersebut menjadi alat ukur yang dapat digunakan untuk mengambil data penelitian Azwar, 2010.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 30 Maret 2014 sampai 20 Juni 2014. Penyebaran skala dilakukan dengan cara memberikan skala kepada orang- orang Batak Toba yang ada di kota Medan.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh hasil skor skala kepedulian dan skala martarombo, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS Versi 17.00 untuk windows.

H. METODE ANALISA DATA

Data-data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson product moment. Teknik ini dapat digunakan oleh peneliti untuk menerangkan keeratan hubungan antar dua variabel Hadi, 2004. Keseluruhan analisa data dilakukan dengan menggunakan fasilitas komputerisasi SPSS 17.0 for windo ws. Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian bahwa sampel yang dihadapi adalah berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan Universitas Sumatera Utara 53 dengan menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p 0,05.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data distribusi penelitian yaitu variabel bebas perilaku martarombo dan variabel tergantung kepedulian memiliki hubungan linier. Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Asumsi ini menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan nilai p 0.05. Universitas Sumatera Utara 54

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan analisa data dan pembahasan, yang diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan pembahasan.

A. Karakteristik Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah orang-orang bersuku Batak Toba usia minimal 20 tahun yang berdomisili di kota Medan. Jumlah sampai dalam penelitian ini adalah 100 orang. Karakteristik subjek dapat dilihat pada Tabel 5 yang terdiri atas jenis kelamin, usia, dan asal daerah. Tabel 5 Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian DATA JUMLAH N PERSENTASE Jenis kelamin Laki-laki 70 70 Perempuan 20 20 Usia 20 – 30 tahun 58 58 31 – 40 tahun 33 33 41 – 50 tahun 7 0,07 50 tahun 2 0,02 Asal Daerah Dalam Kota Medan 89 89 Luar Kota Medan 11 11 Universitas Sumatera Utara 55

B. Uji Asumsi Penelitian

Sebelum dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi pada data penelitian yang diperoleh, meliputi uji normalitas sebaran, uji linearitas kemudian dilakukan uji hipotesis. Analisa tersebut dilakukan dengan menggunakan fasilitas komputerisasi SPSS 17.0 for windows. 1. Uji Normalitas sebaran Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode One Sample Kolmogorov Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal dengan harga p 0,05. Tabel 6. Uji Normalitas NO Variabel Kolmogorov- Smirnov Z p Keterangan

1. Kepedulian

0,84 0,200 Terdistribusi normal 2. Martarombo 0,81 0,106 Terdistribusi normal Dari uji normalitas pada variabel kepedulian diperoleh nilai Z = 0,84 dengan p = 0,200 sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variabel kepedulian terdistribusi normal. Pada variabel martarombo diperoleh nilai Z = 0,81 dengan p = 0.106 sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variabel martarombo terdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 56 2. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel bebas perilaku martarombo dan variabel tergantung kepedulian memiliki hubungan linear. Berdasarkan hasil uji linearitas antara kedua variabel tersebut, signifikan linearity sebesar 0,000 p 0,05 dan deviation from linearity sebesar 0,520 maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepedulian memiliki hubungan yang linear dengan variabel perilaku martarombo. Tabel 7. Uj Linearitas Variabel Deviation from linearity Sign. linearity Keterangan Perilaku Martarombo dengan Kepedulian 0,520 0,000 Linear

C. Hasil Analisa Data 1. Korelasi