2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan 2.2.1.1.Definisi Laporan Keuangan
Definisi Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009: 1 adalah: ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, seperti laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Kasmir 2010: 7 “Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode
tertentu”.
2.2.1.2.Tujuan Laporan Keuangan
Mengenai tujuan pelaporan keuangan dapat kita lihat melalui beberapa pendapat antara lain : Menurut Standart Akuntansi Keuangan
2009: 3 “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Kasmir 2010: 10 “secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat
tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuaikebutuhan perusahaan maupun secara
berkala. Jelasnya laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepadapihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki
kepentingan terhadapperusahaan.
2.2.1.3.Jenis-jenis Laporan Keuangan
Sedangkan jenis laporan keuangan menurut Darsono 2005: 18 menjelaskan bahwa PSAK NO.1, laporan keuangan dibagi menjadi 5 yang
terdiri dari: 1.
Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca.
2. Laporan labarugi atau untuk lembaga non profit disebut laporan Sisa
Hasil Usaha merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya
bulanan atau tahunan. 3.
Laporan arus kas, laporan ini menggambarkan perputaran uang kas dan bank selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Laporan arus kas terdiri dari kas untuk kegiatan operasional, kas untuk kegiatan investasi, dan kas untuk kegiatan pendanaan.
4. Laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan modal, laba
ditahan, agiodisagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan.
5. Catatan atas laporan keuangan, isi catatan ini adalah penjelasan umum
tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Apabila penjelasan tiap akun
neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka dijabarkan dalam lampiran.
2.2.1.4.Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi pengguna. Terdapat
empat karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009: 5 diuraikan sebagai berikut:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pengguna.
Maksudnya pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu. 2.
Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna dengan membeantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil
evaluasi pengguna di masa lalu. 3.
Keandalan Agar bermanfaat informasi juga harus andal reliable. Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur faithful representation dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antarperiode perusahaan yang
sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.2.1.5.Pengguna Laporan Keuangan
Berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan 2009: 2-3 “Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial,
karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga dan masyarakat”. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
a. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar deviden. b.
Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili, mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. e.
Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena
itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan
dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan tren dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat
umum, dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pengguna lain.
2.2.1.6.Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Kasmir 2010: 16, keterbatasan laporan keuangan yang
dimiliki perusahaan antara lain: 1.
Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah historis, di mana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan
hanya untuk pihak tertentu saja. 3.
Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak
pastian. 5.
Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan
kepada sifat formalnya. Keterbatasan laporan keuangan menurut Darsono 2005: 25 antara
lain: 1.
Penyajian dikelompokkan pada akun-akun yang material, tidak bisa rinci sekali.
2. Laporan keuangan sering disajikan terlambat, sehingga informasinya
kadaluarsa. Keterlambatan sebenarnya tergantung pada keterlibatan administrasinya, jika sistemnya baik, maka akan cepat tersaji apalagi
menggunakan komputerisasi. 3.
laporan keuangan menekankan pada harga historis harga perolehan, sehingga jika terjadi perubahan nilai perlu dilakukan penyesuaian.
4. Penyajian laopran keuangan dilakukan dengan bahasa teknis akuntansi,
sehingga bagi orang awam perlu belajar dulu, tetapi bagi pelaku bisnis akan mudah karena menggunakan bahasa bisnis.
5. Laporan keuangan mengikuti satandar SAK yang mungkin terjadi
perubahan aturan setiap tahun.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2. Analisis Laporan Keuangan
2.2.2.1.Definisi dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari 2 kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan
merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Pengertian analisis laporan keuangan menurut Prastowo
2005: 56 yaitu: “Suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan
menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan
keuangan itu sendiri”. Agar analisis yang dilakukan bersifat efisien dan terarah, maka
tujuan analisis harus ditentukan terlebih dahulu. Hal ini penting karena masing-masing tujuan memerlukan data yang berbeda. Analisis laporan
keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan antara lain Prastowo, 2005: 57:
1. Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau
manajer. 2.
Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang.
3. Sebagai proses diagnosa terhadap masalah-masalah manajemen,
opersasi atau masalah lainya. 4.
Sebagai alat evaluasi tehadap manajemen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.2.Metode Analisis Laporan Keuangan
Untuk menilai kinerja perusahaan baik atau tidak, dalam pelaksanaanya harus ada suatu ukuran yang dapat dijadikan perbandingan.
Ukuran perbandingan yang biasanya dipakai adalah kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu perlu adanaya metode dan teknik analisa
laporan keuangan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos- pos yang ada dalam laporan sehingga dapat diketahui perubahan dari
masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan
dengan alat-alat pembanding lainya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan lainya.
Menurut Jumingan 2006: 242 berdasarkan tekniknya analisis keuangan dapat dibedakan mejadi beberapa analisis antara lain:
1. Analisis perbandingan laporan keuangan, merupakan teknik analisis
dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah absolut maupun
dalam presentase relatif. 2.
Analisis tren tendensi posisi, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan
atau penurunan. 3.
Analisis presentase per komponen common size, merupakan teknik analisis untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing
aktiva terhadap total aktiva seluruhnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Analisis sumber penggunaan modal kerja, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.
5. Analisis sumber penggunaan kas, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan pada suatu periode waktu tertentu.
6. Analisis rasio keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
7. Analisis perubahan laba kotor, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. 8.
Analisis Break Even, merupakan teknik analisis antuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami
kerugian, tetapi pada tingkat penjualan tersebut perusahaan belum memperoleh keuntungan.
2.2.2.3. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Keterbatasan analisa laporan keuangan menurut Hanafi dan Abdul Halim 2005: 93 yaitu:
1. Data yang dicatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan
pada harga perolehan historical cost. Metode harga perolehan dipakai oleh akuntansi karena metode tersebut dinilai paling obyektif
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dibanding metode lain seperti metode harga pasar atau hara penggantian saat ini crrent replascement cost.
2. Penyusunan laporan keuangan juga didasarkan pada beberapa
alternative metode akuntansi missal metode FIFO, LIFO, rata-rata persediaan.
3. Upaya perbaikan barang kali bisa dilakukan oleh pihak manajemen
untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan nampakbagus.
4. Banyak perusahaan mempunyai beberapa devisi atau anak perusahaan
yang bergerakpada beberapa bidang usaha industry. 5.
Inflasi atau deflasi mempengaruhi laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka pajang seperti investasi
jangka pajang. 6.
Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri. Ada beberapa perusahaan yang tidak bagus yang dipakai juga
untuk perhitungan rata-rata industri.
2.2.3. Analisis Rasio Keuangan
2.2.3.1.Definisi Analisis Rasio Keuangan
Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuangan. Menurut Jumingan 2006: 242 “Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik
dalam neraca maupun laporan laba rugi”.
2.2.3.2.Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sawir 2005: 44 Keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain adalah:
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan
yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
2. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh
cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
3. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan.
2.2.3.3.Penggolongan Rasio Keuangan
Pada dasarnya angka-angka rasio dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Galongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang
didasarkan pada sumber data keuangan dari mana unsur-unsur angka
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tersebut diperoleh, dan golongkan yang kedua adalah angka-angka rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu
perusahaan. Menurut Jumingan 2006: 120-121 berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat maka rasio itu dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu sebagai berikut: 1.
Rasio-rasio neraca balance sheet ratio, yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar current ratio,
ratio tunai quick ratio, rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio tetap dengan utang jangka dan sebagainya.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi income statement ratios, yaitu rasio-
rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha
dengan penjualan neto, operating ratio, dan sebagainya. 3.
Rasio-rasio antar laporan inter-statement ratio, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi,
misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan
persediaan rata-rata dan sebagainya. Menurut Sartono 2001:114 rasio keuangan dibagi menjadi 4, yaitu :
1 Rasio likuiditas
Adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tpat pada
waktunya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2 Rasio aktivitas
Adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan.
3 Financial leverage ratio
Adalah rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.
4 Rasio profitabilitas
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya
dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri.
2.2.3.4.Rasio Lancar Current Ratio
Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama
dalam banyak keputusan dividen. Ada beberapa macam rasio likuiditas yang dapat digunakan tetapi rasio yang paling sering digunakan adalah
rasio lancar current ratio. Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban
jangka pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreeditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Wetson Copeland, 1992: 226
Current Ratio CR merupakan salah satu bentuk ratio keuangan yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendek yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, sehingga seseorang investor lebih berminat pada keampuan likuiditas perusahaan.
Riyanto, 1995: 332 Merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek
dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang.
Aktiva Lancar Rasio Lancar =
Hutang Lancar Sawir, 2005: 8
2.2.3.5.Return On Asset ROA
Return On Assets ROA menujukkan pengukuran efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva
perusahaan untuk menghasilkan laba Sartono, 2001: 123. Return On Assets merupakan indikator keberhasilan manajemen menjalankan
kegiatan operasionalnya. Semakin besar nilai ROA, maka semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ROA yaitu rasio yang menuunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukiuran tentang
manajemen. Rasio ini menujukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Return On Assets
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimilki Sutrisno, 2003: 254
Laba Bersih Net Income ROA Return on Assets=
X 100 Total
Aktiva Total
Assets
Sutrisno, 2003: 254
2.2.3.6.Rasio Perputaran Total Aktiva Total Assets Turnover
Rasio ini menunjukan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan
berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau perputaranya
lambat, ini menunjukan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar diandingkan denga kemampuan untuk menjual.
Penjualan Sales Rasio Perputaran Total Aktiva =
Total Aktiva Total Assets
Sawir, 2005: 17
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3.7.Rasio Utang Debt to Total Assets Ratio
Debt to Total Asset merupakan salah satu ukuran rasio leverage. Debt to Total Asset merupakan rasio yang mengukur prosentase total dana
yang disediakan para kreditor. Yang termasuk hutang adalah kewajiban
lancer dan semua obligasi hutang jangka panjang.
Rasio Debt to Total Asset mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang yang berasal dari kreditur. Semakin besar rasio
maka semakin besar pula resiko yang dihadapi. Fakhrudin, Sopian 2001: 61.
Merupakan rasio yang mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang yang berasal dari kreditur. Skala pengukuran datanya
adalah rasio. Satuan pengukuran yang digunakan persen . Rumus untuk menghitung Debt to Total Asset adalah Sutrisno, 2003:249:
Total Hutang Debt To Total Assets =
X 100 Total Aktiva
Sutrisno, 2003:
249
2.2.4. Penilaian Kinerja Keuangan
Menurut Meriewaty dan Yuli 2005: 278 kinerja keuangan perusahaan adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan
sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal,
efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Laba merupakan salah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
satu indikator kinerja dalam suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan adalah
berupa rasio-rasio keuangan perusahaan untuk periode tertentu. Dengan rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak jelas berbagai indikator
keuangan yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk periode tertentu.
Menurut Helfert 1996: 68 hubungan antara analisa rasio dengan kinerja adalah agar dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi
keuangan atau kinerja operasi, dan dapat membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat
menunjukkan kepada analisis rasio dan peluang bagi perusahaan yang sedang ditelaah. Ukuran-ukuran kinerja akan mengidentifikasi efektifitas
penggunaan aktiva oleh perusahaan, dan berbagai rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja akan memberikan gambaran yang memadai
Helfert, 1996: 345. Menurut Munawir 2002: 31 tujuan penilaian kinerja yaitu:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan untuk memenuhi kewajiban saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas yaitu menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. 4.
Untuk mengetahui stabilitas usaha yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pokok hutangnya dengan tepat waktu, serta kemaampuan perusahaan
untuk membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2.2.5. Pengaruh Rasio Lancar Terhadap Kinerja Keuangan
Pada rasio aktiva lancar kemampuannya untuk menutup hutang
lancar juga disebut sebagai modal kerja. Karena modal kerja merupakan selisih lebih antara aktiva lancar di atas hutang lancar. Manajer akan
melihat kinerja perusahaan berdasarkan keuntungan atau laba dari setiap kegiatan operasi yang dilakukan Meriewaty dan Yuli, 2005: 284.
Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar
yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan
kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor industri dan kondisi ekonomi makro secara umum Darsono, 2005: 52.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.6. Pengaruh Rasio ROA Terhadap Kinerja Keuangan
Return On Assets memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola aktiva secara efektif. ROA diperoleh dari hasil membagi laba
bersih dangan total aktiva. Semakin besar angka rasio ini maka akan semakin baik, karena hal tersebut menunjukkan dahwa aktiva perusahaan
dimanfaatkan secara efektif dalam menghasilkan laba. Dengan menggunakan rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien
dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan Darsono, 2005: 57.
2.2.7. Pengaruh Rasio Perputarn Total Aktiva Terhadap Kinerja
Keuangan
Perputaran total aktiva adalah penjualan bersih dibagi rata-rata total aktiva. Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini. Dengan melihat rasio ini, kita bisa mengetahui efektivitas penggunaan
aktiva dalam menghasilkan penjualan Darsono, 2005: 60. Rasio perputaran adalah salah satu dari beberapa petunjuk yang secara bersama-
sama dapat menunjukkan kinerja yang baik atau kurang baik Helfert, 1996: 78.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.8. Pengaruh Rasio Debt To Total Assets Terhadap Kinerja Keuangan
Debt To Total Assets yaitu rasio total kewajiban terhadap asset.
Rasio ini menekankan pentingnya pandanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang.
Rasio ini juga menyediakan informasi tenteng kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa
mengurangi pembayaran bunga pada kredito. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko pada kreditor berupa
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan
pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran dividen. Untuk menilai rasio ini faktor lain yang perlu
dipertimbangkan adalah stabilitas laba perusahaan. Pada perusahaan yang memiliki catatan laba yang stabil, peningkatan dalam hutang lebih bisa
ditoleransi dari pada perusahaan yang memiliki catatan laba yang tidak stabil Darsono, 2005: 54. Ukuran-ukuran kinerja akan
mengidentifikasikan efektifitas penggunaan aktivitas oleh perusahaan, dan berbagai rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja akan memberikan
gambaran yang memadai.
2.2.9. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Keuangan
Hubungan antara analisis rasio dengan kinerja adalah agar dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dapat membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menunjukkan kepada analisis risiko
dan peluang bagi perusahaan yang ditelaah Helfert, 1996: 68. Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan
mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan karena untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperolah laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional ini dapat
terlaksana jika perusahaan mempunyai sumber daya sumber daya perusahaan tercantum di dalam neraca, dan hubungan antara unsur-unsur
yang membentu necara dapat ditunjukkan oleh rasio keuangan. Rasio keuangan adalah perbandian antara dua elemen laporan keuangan yang
menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu. Dengan demikian, rasio keuangan bermanfaat untuk menentukan kekuatan
hubungan rasio keuangan dengan fenomena ekonomi Meriewaty dan Yuli, 2005: 279.
Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya
pertumbuham laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberiakan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan Meriewaty
dan Yuli, 2005: 279. Ukuran-ukaran kinerja akan mengindikasikan efektifitas penggunaan aktiva oleh perusahaan dan berbagai rasio yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
digunakan untuk mengukur kinerja akan memberikan gambaran yang memadai.
2.3. Kerangka Pemikiran