Pengaruh Perilaku Manusia bagi Kesehatan Predisposing factor Faktor pemudah Enabling factor Faktor pendukung Reinforcing factor Faktor pendorongpenguat

38 Ada 3 cara merubah perilaku yaitu:

1. Karena Terpaksa

Cara ini individu merubah perilakunya karena berharap imbalan, atau pengakuan dari atau pengakuan dari kelompoknya dan terhindar dari hukuinan serta tetap terpelihara hubungan baik dengan menganjurkan perubahan perilaku itu.

2. Karena ingin meniru atau disamakan

Cara ini dimana individu ingin merubah perilaku karena ingin disamakan dengan orang lain.

3. Karena menyadari manfaatnya

Cara ini merupakan perubahan cukup mendasar, artinya menjadi bagian dari hidupnya, karena itu perubahan melalui cara ini umumnya lestari.Notoadmojo,1996.

2.16 Pengaruh Perilaku Manusia bagi Kesehatan

Menurut teori Lawren Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni:

a. Predisposing factor Faktor pemudah

Faktor-faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat tentang kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Untuk berperilaku kesehatan misalnya: pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. Misalnya orang hamil tidak Universitas Sumatera Utara 39 boleh disuntik, karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah Soekidjo, 2003.

b. Enabling factor Faktor pendukung

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dan lain-lain. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin Soekidjo, 2003.

c. Reinforcing factor Faktor pendorongpenguat

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan termasuk juga di sini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat bukannya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh acuan dari para tokoh yang dianggap berpengaruh di masyarakat, lebih-lebih petugas kesehatan. Disamping itu, undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa hamil Soekidjo, 2003. Universitas Sumatera Utara 40 Selain itu menurut Scord and Backman Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia :

1. Faktor Biologis

Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.

2. Faktor Sosiopsikologis

Kita dapat mengklasifikasikannya ke dalam tiga komponen.: a. Komponen Afektif Merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis,yakni perilaku sosial dibentuk oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. b. Komponen Kognitif Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. c. Komponen Konatif Adalah aspek yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan dalam bertindak. Adapun beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yaitu Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu endogen, antara lain: Universitas Sumatera Utara 41 a. Jenis Ras Setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik saling berbeda satu dengan yang lainnya. Dua kelompok ras terbesar, yaitu: 1. Ras kulit putih atau ras Kaukasia. Ciri-ciri fisik : Warna kulit putih, bermata biru, berambut pirang. Perilaku yang dominan : Terbuka, senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. 2. Ras kulit hitam atau ras Negroid. Ciri-ciri fisik : Berkulit hitam, berambut keriting, dan bermata hitam. Perilaku yang dominan : Keramah tamahan, suka gotong royong, tertutup, dan senang dengan upacara ritual. b. Jenis Kelamin Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari, pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria di sebut maskulin sedangkan perilaku wanita di sebut feminim. c. Sifat Fisik Kalau kita amati perilaku individu berbeda-beda karena sifat fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus. Universitas Sumatera Utara 42 d. Sifat Kepribadian Salah satu pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh Maramis 1999 adalah : “keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya”. e. Bakat Pembawaan Bakat menurut Notoatmodjo 1997 yang mengutip pendapat William B. Micheel 1960 adalah : “kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenal hal tersebut”. Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan. f. Intelegensi Menurut Terman intelegensi adalah : “kemampuan untuk berfikir abstrak” Sukardi, 1997. Sedangkan Ebbieghous mendefenisikan intelegensi adalah : “kemampuan untuk membuat kombinasi” Notoatmodjo, 1997. Dari batasan terebut dapat dikatakan bahwa intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu, kita kenal ada individu yang intelegen, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat dalam mempengaruhi Perilaku. Universitas Sumatera Utara 43

2.17 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

11 97 123

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan dan Keadaan Jamban Keluarga Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2001

2 66 46

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengadaan Jamban Keluarga Di Desa Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah Tahun 1999

1 35 108

Peningkatan Cakupan Kepemilikan Jamban Setelah Pemberian Stimulan Jamban Di Desa Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Wilayah Kerja Puskesmas Pajar Bulan Kecamatan Semidang Alas Kabupaten Bengkulu Selatan

2 70 97

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

6 183 116

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

0 0 14

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

0 0 5

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

0 1 30

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

0 4 2