limbah padat; c. limbah gas; zat kimia yang berbahaya; g. kebisingan yang melebihi ambang batas; radiasi sinar pengion dan non pengion; i. air yang tercemar; udara yang tercemar; dan k. makanan yang terkontaminasi Depkes RI, 2009.

30 Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan. Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: a. limbah cair;

b. limbah padat; c. limbah gas;

d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah; e. binatang pembawa penyakit;

f. zat kimia yang berbahaya; g. kebisingan yang melebihi ambang batas;

h. radiasi sinar pengion dan non pengion; i. air yang tercemar;

j. udara yang tercemar; dan k. makanan yang terkontaminasi Depkes RI, 2009.

dari spesies yaitu : Escherichia coli dan Escherichia hermanii. Escherichia coli merupakan bakteri yang berbentuk batang pendek kokobasil gram negatif, tidak Universitas Sumatera Utara 31 berkapsul, umumnya mempunyai fimbiria dan bersifat motile. Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0- 6,0 μm dan lebar 1,1 -1,5 μm, tersusun tunggal, berpasangan dengan flagella peritikus Supardi, 1999. Escherichia coli mempunyai antigen O, H dan K. Pada saat ini telah ditemukan : 150 tipe antige O, 90 tipe antigenK dan 50 tipe antigen H. Antigen K dibedakan lagi berdasarkan sifat-sifat fisiknya menjadi 3 tipe yaitu : L, A dan B. Escherichia coli memiliki waktu generasi yang cukup singkat yaitu berkisar 15-20 menit Depkes RI, 1991. 2.13.2 Pengelolaan Tinja Manusia sebagai kelompok adalah kumpulan manusia yang bertempat tinggal di wilayah geografis dengan batas-batas geografis tertentu. Individu dlam kelompok terikat dalam satu hubungan kemasyarakatan yang memiliki norma kelompok yang dimiliki bersama. Masalah pengelolaan tinja pada kelompok ini sering bersifat sangat kompleks. Berbagai penyebab yaitu keterbatasan penyediahan lahan, kepentingan yang berbeda antar individu, faktor sumber daya, faktor fisibilitis pengelolaan dan sebagainya, sangat menentukan keberhasilan pengelolaann tinja manusia sebagai kelompok ini Soeparman.S, 2003. Pengelolaan tinja dari manusia sebagai kelompok biasanya dilakukan secara kolektif dengan menggunakan jamban umum Public latrine. Dalam hal ini, perencanaan, pembangunan, penggunaan, serta pemeliharaan sarana itu merupakan tanggung jawab kelompok individu yang bersangkutan. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, danatau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, Universitas Sumatera Utara 32 penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan untuk menghindari atau mengurangi risiko, masalah, dan dampak buruk akibat penyakit. 2.14 Partisipasi Masyarakat Partisipasi secara langsung berarti anggota masyarakat member bantuan tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan. Partisipasi tidak langsung berupa bantuan keuangan, pemikiran, dan materi dari luar. Partisipasi juga berarti sumbangan dana,material, tanah, atau tenaga pada program kegiatan pembangunan. Partisipasi merupakan sikap keterbukaan bagi persepsi dan peran pihak lain. Partisipasi berarti perhatian mendalam mengenai perubahan yang akan dihasilkan suatu program sehubungan dengan kehidupan masyarakat. Menurut Conyers 1994, partisipasi masyarakat berarti terlibat aktif berpartisipasi sebagai perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku. Menurut Delivery 2007 usaha pendekatan partisipasif di Indonesia memunculkan beragam persepsi berbeda tentang arti partisipasi. Persepsi yang ada selama ini yaitu a. Masyarakat melaksanakan kegiatan dari program yang ditetapkan. b. Anggota Masyarakat ikut menghadiri pertemuan. c. Anggota Masyarakat berpatisipasi aktif dalam tahap proses pengambilan keputusan, meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program. Menurut Delivery 2007 proses partisipasif berarti masyarakat aktif melakukan kegiatan itu disebut kegiatan pemberdayaan masyarakat. Meskipun berbeda kegiatan, namun dalam melaksanakan kegiatan pada skala waktu, namun semuanya melewati tahap : Universitas Sumatera Utara 33 a. Sosialisasi : Meski terlibat proses perencanaan, namun semua pihak tahu kegiatan dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan, hal ini dilakukan dengan kunjungan kepihak yang berkepentingan. b. Meningkatkan pemahaman : Jika masyarakat tahu kegiatan, perlu diadakan pertemuan guna membangun persepsi bersama dalam mengkomunikasikan tujuan. Pertemuan informasi ini menjadi program kerja bersama. c. Menyusun Tim Pelaksana : Seseorang melakukan kegiatan dengan alasan berbeda karena pekerjaan lalu berkumpul. Minat berbeda sebagai dasar membentuk tim pelaksana,meliputi staf dan lembaga pemerintah. Bentuk peran serta masyarakat dapat berbentuk format kemitraan stakeholder. Badan perencanaan harus mengembangkan kemitraan masyarakat, meski pendekatan partisipasif memerlukan waktu lama Mitcehll, 2000. Menurut Magnis 1987, pentingnya pendekatan partisipasif dalam pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan. Kebijakan Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan pendekatan partisipasi sejak dulu, tetapi pengaruhnya sedikit. Meski telah berpengalaman dalam melaksanakan pendekatan partisipasi di Indonesia, tapi hanya sedikit orang yang cukup terampil. Tantangan yang dihadapi Pemerintah Indonesia saat ini adalah merubah system kerja lembaga yang mengatur proyek pelaksanaan pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat dan memberi pengetahuan serta keahlian yang dibutuhkan kepada staf lembaga pemerintah Salam, 1996. Partisipasi berarti keterlibatan dan peran serta masyarakat PSM secara aktif di bidang kesehatan. Keberhasilan program kesehatan ditentukan oleh peran serta Universitas Sumatera Utara 34 masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini harus berlandaskan prinsip pokok, yaitu mengikutsertakan potensi masyarakat berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat. Penyebabnya ada dua faktor,ke 1 : dapat menumbuhkan rasa memiliki dan faktor ke 2 : kelanjutan program kesehatan Notoatmojo, 1996. Berbagai metode dibuat para ahli berkaitan dengan penggerakan peran serta masyarakat di bidang kesehatan, seperti Participatory Rural Appraisal PRA. Ada dua hal yang berhubungan dengan ini yaitu: 1, peran serta mereka dalam program kesehatan yang berkaitan dengan aspek social budaya masyarakat. Apalagi pola penggerakan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berbeda di setiap tempat. Ke 2, bidang gerak peran serta masyarakat sangat bervariasi sehingga tidak bisa menerapkan suatu pola yang tetap. Maka fungsi petugas kesehatan yaitu meletakkan kerangka fikirnya, dan hasilnya diserahkan pada masyarakat untuk mengembangkannya Notoatmodjo, 1996. Cara mewujudkan peran serta masyarakat dengan mengikuti kaidah manajemen yaitu planning, organizing, actualiting, dan controlling. Untuk peran serta masyarakat lebih bersifat partisipatif diperlukan model manajemen yang bernuansa peran serta masyarakat. Terutama yang terjadi dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan mereka, agar perencanaan yang muncul berasal dari bawah. Kusnoputranto, 1995. Universitas Sumatera Utara 35

2.15 Teori Perilaku

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

11 97 123

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan dan Keadaan Jamban Keluarga Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2001

2 66 46

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengadaan Jamban Keluarga Di Desa Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah Tahun 1999

1 35 108

Peningkatan Cakupan Kepemilikan Jamban Setelah Pemberian Stimulan Jamban Di Desa Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Wilayah Kerja Puskesmas Pajar Bulan Kecamatan Semidang Alas Kabupaten Bengkulu Selatan

2 70 97

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

6 183 116

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

0 0 14

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

0 0 5

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

0 1 30

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015

0 4 2