Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Teknik Analisis, Keabsahan, dan Validitas Data

pengalaman membaca sebelumnya, dan kemampuan siswa dalam mengekspresikan gagasannya sebagai langkah ke depan dari tema yang ada. Dari siklus kedua ke siklus ketiga nilainya juga meningkat mencapai 75 atau lebih sejumlah 20 siswa dari 25 siswa. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini, penyajian meliputi laporan prasurvei kondisi awal. Laporan siklus tindakan, hasil penelitian, dan pembahasan. Laporan prasurvei akan menunjukkan kondisi awal subjek dan objek penelitian sebelum tindakan dilakukan. Laporan siklus tindakan dalam penelitian ini terdiri atas siklus pertama, kedua, dan ketiga. Setelah itu akan ditampilkan hasil penelitian secara umum dan pembahasan.

A. Prasurvei Kondisi Awal

Sesuai dengan rencana, kegiatan prasurvei telah dilakukan pada hari Senin tanggal 1 Oktober tahun 2011, tepatnya jam ke 6 – 7. Pada hari tersebut guru akan mengajarkan materi membaca. Guru mengajarkan membaca dengan model yang biasa digunakan. Dalam prasurvei ini, pengamatan dilakukan oleh satu orang observer yang ikut masuk di kelas. Observer adalah guru di sekolah, sehingga kehadiran mereka di kelas tidak mengganggu para siswa. Hasil pengamatan prasurvei ini menunjukkan bahwa kondisi belajar siswa tidak kondusif. Berdasar catatan lapangan yang dibuat observer, siswa tampak kurang bergairah belajar. Mereka tidak semua terlibat dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebagian siswa saja yang menurut dan mengikuti pelajaran. Banyak siswa yang tampak kurang serius belajar, bahkan tidak mengikuti pelajaran. Mereka tampak malas-malasan dan tidak suka mengikuti pelajaran. Guru mengajar seperti biasa. Materi pelajaran masih berorientasi pada buku paket. Bacaan yang dijadikan bahan ajar diambil dari buku paket seperti biasanya. Pembelajaran pun sangat terbimbing oleh guru. Guru masih menjadi faktor yang dominan dalam pembelajaran di kelas. Dalam pengamatan terlihat bahwa guru menugasi siswa membaca dalam hati secara klasikal, setelah itu beberapa siswa disuruh bercerita di depan kelas tentang isi bacaan. Ada beberapa siswa yang lancar, tetapi banyak yang tidak. Tampaknya siswa kurang semangat dan kurang senang membaca. Tidak semua siswa mendapat giliran tampil ke muka, sehingga banyak yang santai dan ramai sendiri. Kondisi kelas tidak serius belajar, terkesan membosankan, dan terkesan tidak terkendali. Pada saat guru bertanya tentang isi bacaan pada siswa, hanya sedikit siswa yang merespons. Itu pun secara klasikal dan didorong oleh guru. Dari kualitas jawaban siswa juga menunjukkan bahwa siswa kurang mampu menjawab dengan baik. Mereka juga menjawab dengan ragu dan belum dapat memperluas pemahamannya terhadap bacaan. Berikut vignette kondisi awal yang dapat diamati observer. Senin,10 Oktober 2011 pukul 11.00 WIB observer memasuki ruang kelas dengan terburu. Di kelas telah ada guru pengajar di depan kelas yang baru saja memulai pelajaran. Lalu observer duduk di bangku belakang yang kosong. Saat observer telah dibangku, Guru pengajar sedang menyuruh siswa untuk membuka buku paketnya halamn 39-41. Setelah itu siswa ditugasi untuk membaca dalam hati semuanya dan siswa disuruh menemukan kata sukar dari bacaan lalu menceritakan isi bacaan dengan kalimat dan kata-katanya sendiri. Awalnya siswa menurut dan suasana kelas tenang. Beberapa saat kemudian tampak hanya sedikit siswa yang serius membaca sendiri, ada yang membaca dengan tiduran, ada yang melamun ada yang sambil bersandar di dinding, ada yang asyik melihat keluar jendela, ada yang bertopang dagu, dan beberapa malah tampak tiduran tidak membaca. Ketika guru pengajar menanyakan ada tidaknya kata sukar dan menyuruh siswa bersiap bercerita di depan kelas, para siswa tersentak. Lalu keadaan sedikit ramai, hanya sedikit siswa yang menanyakan kata sukar. Beberapa siswa tampil ke depan, bercerita tentang isi bacaan. Banyak siswa yang masih tersendat dan tidak tuntas mengingat isi bacaan. Kalimat dan isi bacaan mereka juga masih belum lepas dari bacaan aslinya. Ketika ada siswa yang tampil, siswa lainnya sebagian memperhatikan dan sebagian lain asyik bercerita sendiri. Pengajar hanya duduk di bangkunya sehingga tidak lama kemudian para siswa mulai rebut, banyak yang bercakap-cakap dengan temannya, dan ada yang lempar-lemparan kertas. Guru telah menegur tetapi tetap ramai namun sudah berkurang. Akhirnya, pengajar menghentikan kegiatan bercerita di depan dan memberikan pertanyaan atas isi dan pemahaman bacaan kemudian siswa diam. Setelah beberapa kali guru memberi umpan, ada beberapa siswa yang menjawabnya. Namun, jawaban siswa masih belum meluas, sangat terbatas dari bacaan saja. Akhirnya, guru mengakhiri pelajaran dan memberikan suatu tawaran ke siswa untuk mencari bacaan lain, dan siswa pun menaggapi dengan jawaban mengiyakan serentak. Guru membagi lembaran untuk tes awal.dan siswa diminta untuk mengerjakan, setelah selesai lalu dikumpulkan kemudian guru menutup

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINARMULYA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 62

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN MEDIA Peningkatan Kemampuan Membaca Dengan Media Alphabet Card Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I SD Negeri 2 Butuh Mojosongo Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014.

0 0 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENGGUNAAN METODE SQ3R PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENGGUNAAN METODE SQ3R PADA MATA PELAJARAN IPS (Survey pada siswa kelas IX.PK SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Ajaran 2010/ 2011)

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) Pada

0 0 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK SKRAMBEL BAGI SISWA KELAS IV Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 2 17

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 2 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK SKRAMBEL Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 2 17

Peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan pendekatan proses pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X teknik audio-video SMK Muhammadiyah 2 Salam tahun ajaran 2011/2012.

0 0 166

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

0 0 148

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERCETAK MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

1 24 251