Evaluasi Pembelajaran LANDASAN TEORI

C. Evaluasi Pembelajaran

Menurut Mehrens dan Lehman 1978, dalam Purwanto, 2012: 3, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sedangkan menurut Norman E. Gronlund 1976, dalam Purwanto, 2012: 3 dalam hubungannya dengan kegiatan pengajaran, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Berdasarkan dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses yang direncanakan secara sistematis untuk memperoleh informasi pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran oleh siswa. Prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik Arifin, 2010: 31, yaitu: 1. Kontinuitas Pembelajaran merupakan suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu, evaluasi pun harus dilakukan secara kontinu. Kegiatan evaluasi harus dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti tentang perkembangan peserta didik. 2. Komprehensif Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Guru tidak hanya menilai yang menyangkut kognitif siswa saja, tapi juga harus menyangkut afektif dan psikomotorik siswa. 3. Adil dan Objektif Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus bersikap adil tanpa pilih kasih. Semua siswa harus diberlakukan sama tanpa pandang bulu. Guru juga hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan siswa. Oleh sebab itu, evaluasi harus didasarkan atas kenyataan data dan fakta yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa. 4. Kooperatif Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua pihak, baik orang tua siswa, sesama guru, kepala sekolah, maupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dan dihargai dengan hasil evaluasi. 5. Praktis Dalam menyusun alat evaluasi, sebaiknya guru menyusunnya dengan memperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal, agar alat evaluasi tersebut mudah digunakan baik oleh guru tersebut maupun orang lain yang akan menggunakannya. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, kegiatan evaluasi harus mencakup Asep dan Abdul, 2012: 64: 1. Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman belajar yang dilakukan siswa. 2. Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kemampuan dasar, baik kognitif, afektif, maupun pskimotorik, yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Menurut Sudjana 2010: 22, dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, klasifikasi belajar menggunakan teori Benyamin Bloom dibagi menjadi 3 tiga kategori, yaitu: 1. Kognitif Aspek kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Menurut taksonomi Bloom, aspek kognitif terdiri dari 6 enam tingkatan, yaitu: a. Pengetahuan C1 Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk tingkat kognitif yang paling rendah. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali suatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman. b. Pemahaman C2 Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami segala pengetahuan yang diajarkan seperti kemampuan mengungkapkan dengan struktur kalimat lain, membandingkan, menafsirkan, dan sebagainya. Pemahaman dibedakan menjadi 3 tiga kategori, yaitu: 1 Pemahaman terjemahan, yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. 2 Pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. 3 Pemahaman ekstrapolasi, dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis. c. Aplikasi C3 Aplikasi adalah penggunaan konsep pada situasi kongkret atau situasi khusus. Konsep tersebut dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan konsep ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ngulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Seseorang menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan, dan mengidentifikasi. d. Analisis C4 Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur- unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu menganalisis unsur, menganalisis hubungan, dan menganalisis prinsip- prinsip organisasi. e. Sintesis C5 Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan. f. Evaluasi C6 Evaluasi adalah pemberian keputusanpenilaian tentang sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dan lain-lain. 2. Afektif Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan karakterisasi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. 3. Psikomotorik Hasil belajar psikomorik tampak dalam bentuk keterampilan fisik skill dan kemampuan bertindak individu. Tipe hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu. Menurut Arifin 2010: 88 pengembangan evaluasi pembelajaran terdiri atas: 1. Perencanaan evaluasi Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan penilaian hasil belajar, yaitu: a. Menentukan tujuan penilaian Tujuan penilaian ini harus dirumuskan secara jelas dan tegas, karena menjadi dasar untuk menentukan arah, ruang lingkup materi, dan karakter alat penilaian. Rumusan tujuan penilaian harus memperhatikan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik siswa. Dalam penilaian hasil belajar, terdapat empat jenis tujuan penilaian, yaitu untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran formatif, untuk menentukan keberhasilan peserta didik sumatif, untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran diagnostik, dan untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai dengan kemampuannya seleksi. b. Mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Peserta didik dianggap kompeten apabila ia memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai untuk melakukan sesuatu setelah mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar, dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. c. Menyusun kisi-kisi Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada siswa. Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain: 1 representatif, yaitu harus mewakili isi kurikulum sebagai sampel perilaku yang akan dinilai 2 komponen-komponennya harus teruraiterperinci, jelas, dan mudah dipahami 3 soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan d. Mengembangkan draft instrumen Instrumen penilaian dapat disusun dalam bentuk tes maupun nontes. Dalam bentuk tes, berarti guru harus membuat soal. Penulisan soal adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Dalam bentuk nontes, guru dapat membuat angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, penialaian bakat, minat, dan sebagainya. e. Uji coba dan analisis instrumen Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan. Tujuannya untuk mengetahui soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi. f. Merakit instrumen baru Setelah soal diuji coba dan dianalisis, ada soal yang masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal yang harus direvisi total, baik yang menyangkut pokok soal maupun alternatif jawaban. Berdasarkan hasil revisi soal ini, barulah dilakukan perakitan soal menjadi suatu instrument yang terpadu. 2. Pelaksanaan evaluasi Pelaksanaan evaluasi bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar, guru dapat menggunakan tes tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan maupun non tes angket, observasi, wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan tes maupun nontes berbeda sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Pelaksanaan nontes dimaksudkan untuk mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, pendapat peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran, kesulitan belajar, minat belajar, motivasi belajar, dan sebagainya. Selain itu guru juga dapat menilai hasil kerja peserta didik dengan cara memberikan tugas atau proyek dan menganalisis semua hasil kerja dalam bentuk portofolio. Dalam penilaian, guru tidak hanya menilai kognitif siswa saja, tapi juga perlu diperhatikan non-kognitif siswa, seperti pengembangan pribadi, kreativitas, dan keterampilan interpersonal sehingga mendapat gambaran yang komprehensif dan utuh. 3. Pengolahan data dan analisis Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif. Dalam penilaian hasil belajar, data yang diperoleh adalah tentang prestasi belajar. Dengan demikian, pengolahan data tersebut akan memberikan nilai kepada siswa berdasarkan kualitas hasil pekerjaannya. 4. Pelaporan hasil evaluasi Hasil evaluasi yang telah dilakukan harus dilaporkan ke berbagai pihak yang terkait, seperti orang tuawali, kepala sekolah, pengawas, pemerintah, mitra sekolah, dan siswa itu sendiri agar proses pembelajaran termasuk proses dan dan hasil belajar yang dicapai siswa serta perkembangannya dapat diketahui oleh berbagai pihak. Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi anatar sekolah, siswa, dan orang tua dalam upaya mengembangkan dan menjaga hubungan kerja sama yang harmonis. Isi laporan hendaknya memuat hal-hal seperti profil belajar siswa di sekolah, peran serta siswa dalam kegiatan di sekolah, kemajuan hasil belajar siswa dalam kurun waktu belajar tertentu, dan imbauan terhadap orang tua. 5. Pemanfaatan hasil evaluasi Tahap akhir dari prosedur evaluasi adalah penggunaan atau pemanfaatan hasil evaluasi. Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan dimaksudkan untuk memberikan feedback kepasa semua pihak yang terkait dalam pembelajaran, seperti siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, penilik, dan pemakai lulusan. Tes hasil belajar digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik yang mencakup pengetahuan dan keterampilan tertentu sebagai hasil belajar mengajar fisika. Tes dapat dikelompokkan ke dalam tes objektif dan tes non objektif. Bentuk soal tes objektif yang dapat digunakan adalah: pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, dan uraian objektif. Sedangkan bentuk soal tes non objektif yang dapat digunakan adalah: uraian bebas, unjuk kerja atau observasi, dan portofolio atau proyek. Bentuk soal tes pilihan ganda dapat mencakup banyak materi pelajaran penyekoran objektif. Tes pilihan ganda dapat mengukur tingkat kemampuan berpikir yang tinggi dan hal ini tentunya tergantung pada kompetensi pembuat soal. Berikut kaidah-kaidah penulisan soal tes pilihan ganda: 1. Soal harus sesuai dengan indikator. 2. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. 3. Bahasa yang digunakan harus komunikatif. 4. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes. 5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pertanyaan yang diperlukan saja. 6. Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak. 7. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar. 8. Pokok soal jangan menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat negative ganda. 9. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. 11. Pilihan jawaban berbentuk angka harus disusun berdasarkan besar- kecilnya. 12. Gambargrafiktabeldiagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. 13. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar. 14. Butir soal jangan tergantung pada jawaban soal sebelumnya. Menurut Mundilarto, tes uraian objektif adalah tes yang bentuknya soal uraian tetapi jawabannya sudah tertentu. Butir soal tes uraian objektif bermanfaat dalam mengembangkan kompetensi berpikir tingkat tinggi, khususnya aspek analisis sintesis dan evaluasi. Bentuk soal uraian objektif sangat tepat digunakan untuk bidang matematika dan sains, karena kunci jawabannya hanya satu. Berikut kaidah-kaidah penulisan soal tes uraian objektif: 1. Soal harus mengacu pada indikator. 2. Menggunakan bahasa yang baku dan komunikatif. 3. Apabila terdapat gambar, grafik, tabel harus disajikan secara benar, jelas, dan komunikatif. 4. Hanya mengadung variable-variabel, informasi-informasi, dan besaran- besaran fisis yang relevan saja. 5. Pertanyaan harus dirumuskan secara jelas agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran di antara peserta didik. 6. Untuk setiap soal hanya mengandung satu pertanyaan saja. 7. Siapkan jawaban secara lengkap. 8. Tetapkan pedoman penyekoran. Berdasarkan pada Permendiknas No. 20 Tahun 2007, perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Sehingga segala bentuk evaluasi hasil belajar peserta didik tercantum di dalam RPP berikut pedoman penyekorannya.

D. Evaluasi Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Saintifik