Evaluasi Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Saintifik

1. Soal harus mengacu pada indikator. 2. Menggunakan bahasa yang baku dan komunikatif. 3. Apabila terdapat gambar, grafik, tabel harus disajikan secara benar, jelas, dan komunikatif. 4. Hanya mengadung variable-variabel, informasi-informasi, dan besaran- besaran fisis yang relevan saja. 5. Pertanyaan harus dirumuskan secara jelas agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran di antara peserta didik. 6. Untuk setiap soal hanya mengandung satu pertanyaan saja. 7. Siapkan jawaban secara lengkap. 8. Tetapkan pedoman penyekoran. Berdasarkan pada Permendiknas No. 20 Tahun 2007, perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Sehingga segala bentuk evaluasi hasil belajar peserta didik tercantum di dalam RPP berikut pedoman penyekorannya.

D. Evaluasi Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Saintifik

Seperti yang telah dikatakan di atas, pendekatan saintifik erat kaitannya dengan metode ilmiah. Di mana metode ilmiah itu sendiri terdiri dari serangkaian kegiatan pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Serangkaian kegiatan tersebut menggunakan penalaran induktif, di mana penalaran ini memandang suatu fenomena secara spesifik untuk menarik kesimpulannya secara umum. Untuk menilai seluruh kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi tersebut, maka dibutuhkan suatu penilaian yang dapat menilai seluruh kinerja siswa di dalam proses belajar mengajar menggunakan pendekatan saintifik tersebut. Penilaian yang dilakukan harus mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam mengobservasi, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan. Salah satu penilaian yang cocok dengan pendekatan saintifik adalah penilaian autentik. Hal ini pun tercantum dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013, bahwa penilaian proses pembelajaran menggunakan penilaian autentik authentic assessment yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Menurut Mundilarto 2012: 24, penilaian adalah proses interpretasi dan membuat judgment terhadap informasi hasil pengukurannya. Suatu penilaian dikatakan autentik jika melibatkan peserta didik dalam tugas-tugas yang bermanfaat, signifikan, dan berarti. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja yang orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran yang melibatkan peserta didik. Penilaian autentik dilakukan secara komprehensif untuk menilai masukan input, proses, dan keluaran output pembelajaran. Menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajarankompetensi muatankompetensi program, dan proses. Penilaian semacam ini dapat menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam mengobservasi, menalar, mencoba, mengkomunikasikan, dan lain- lain. Penilaian autentik memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian, yaitu pengukuran langsung keterampilan siswa, penilaian atas tugas-tugas, dan analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon siswa atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Berikut teknik-teknik yang digunakan menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013: 1. Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, dan jurnal. Instrumen yang dilakukan dapat berupa daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. 2. Penilaian kompetensi pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui: a. Tes tulis Instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. b. Tes lisan Instrumen yang digunakan dapat berupa daftar pertanyaan. c. Penugasan Instrumen yang digunakan dapat berupa pekerjaan rumah danatau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok. 3. Penilaian kompetensi keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan dapat berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik. Berikut hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mekanisme dan prosedur penilaian berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013: 1. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk: a. Penilaian autentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan. b. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian. c. Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran. d. Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan. e. Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. 2. Perencanaan ulangan harian dan pemberian proyek oleh pendidik sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. 3. Kegiatan ujian sekolahmadrasah dilakukan dengan langkah-langkah: a. Menyusun kisi-kisi ujian b. Mengembangkan menulis, menelaah, dan merevisi instrumen c. Melaksanakan ujian d. Mengolah menyekor dan menilai dan menentukan kelulusan peserta didik e. Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian 4. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial. 26

BAB III METODE PENELITIAN