Pembelajaran Fisika Pendekatan Saintifik

5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Fisika

Menurut Suparno, yang terpenting dalam pembelajaran fisika adalah siswa yang aktif belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Guru membimbing siswa untuk menemukan sendiri kebenaran atau pengetahuan barunya dengan menghubungkan fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya dengan teori yang ia miliki sejak awal. Siswa dibimbing untuk menghubungkan hal tersebut dengan menggunakan penalaran induktif, sehingga siswa dapat menemukan kesimpulan yang baik. Dengan siswa menemukan sendiri pengetahuannya, siswa akan mengerti lebih dalam dan tidak cepat lupa akan pengetahuan yang baru didapatkannya tersebut. Adapun tujuan umum pembelajaran fisika seperti Suparno, 2007: 3: 1. Mengerti dan menggunakan metode ilmiah 2. Menguasai pengetahuan fisika konsep 3. Menggunakan sikap ilmiah 4. Memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat 5. Kesadaran akan karir masa depan

B. Pendekatan Saintifik

Menurut Daryanto 2014: 55, pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah adalah proses pembelajaran yang dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Pada proses ilmiah, para ilmuwan menggunakan penalaran induktif, di mana penalaran ini memandang suatu fenomena dengan kajian spesifik dan detail untuk menarik kesimpulannya secara umum. Metode ilmiah sendiri terdiri dari serangkaian kegiatan pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan Daryanto, 2014: 51. Keterampilan proses sains sebagai keterampilan dasar harus dimiliki oleh setiap siswa sebelum mereka menggunakan metode ilmiah. Oleh karena itu, proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pengembangan keterampilan proses. Dalam pembelajaran IPA dengan mengembangkan keterampilan proses, siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori, dan sikap ilmiah yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap proses maupun produk pendidikan Trianto, 2012: 143. Adapun prinsip-prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan belajar Daryanto, 2014: 58: 1. Pembelajaran berpusat pada siswa 2. Pembelajaran membetuk students selfconcept 3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme 4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip 5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa 6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru Berikut adalah tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Daryanto 2014: 54: 1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa 2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik 3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahawa belajar itu merupakan suatu kebutuhan 4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi 5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah 6. Untuk mengembangkan karakter siswa Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 dibahas bahwa untuk memperkuat pendekatan saintifik diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapanpenelitian discoveryinquiry learning. Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran sebagai berikut: 1. Mengamati observasi Pada kegiatan ini siswa diharapkan mampu menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Dengan mengamati sendiri siswa diharapkan lebih dapat memahami konsep-konsep fisika yang diajarkan. Pada kegiatan ini guru memfasilitasi dan membimbing siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan melihat, membaca, mendengar hal yang penting dari suatu benda atau objek. 2. Menanya Setelah mengamati suatu obyek, siswa diberi kesempatan dan dibimbing untuk dapat mengajukan pertanyaan terkait dengan obyek tersebut. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan tersebut menjadi dasar siswa untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal amapai sumber yang beragam. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. 3. Mengumpulkan Informasi Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Aktivitas mengumpulkan informasi itu sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objekkejadianaktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya. 4. MengasosiasikanMengolah InformasiMenalar Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, kegiatan mengasosiasimengolah informasimenalar dalam kegiatan pembelajaran adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan pola dari keterkaitan informasi-informasi yang telah dikumpulkan. 5. Menarik Kesimpulan Setelah menemukan keterkaitan antara informasi-informasi yang telah dikumpulkan dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu membuat kesimpulan. Dalam pembuatan kesimpulan ini siswa dapat dibimbing untuk menyimpulkannya secara induktif agar dapat memperoleh kesimpulan secara umum keseluruhan. 6. Mengkomunikasikan Pada kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang telah mereka dapatkan dari hasil pengamatan dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis mereka.

C. Evaluasi Pembelajaran