Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data

bersifat tidak langsung implisit, sedangkan aku ini angin yang bisa terbang tinggi bersifat eksplisit langsung. Teknik lanjutan dalam metode agih yang digunakan adalah teknik baca markah. Sebagai bukti bahwa dalam lirik tersebut terdapat gaya bahasa simile yaitu terdapat unsur menyamakan dua hal yang berbeda namun memiliki sifat atau karakteristik yang sama. T eknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara “membaca pemarkah” dalam suatu konstruksi. Istilah lain untuk pemarkah adalah penanda. Pemarkah itu adalah alat seperti imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan artikel yang menyatakan ciri ketatabahasaan atau fungsi kata atau konstruksi Kridalaksana dalam Kesuma 2007:66. Untuk lebih jelasnya lihat contoh berikut: 13 Cinta di masa muda bagai laju Jet coaster yang tidak berhenti JKT48, judul: Aku, Juliette dan Jet Coaster pemarkah ditunjukkan dengan kata bagai. Di sini pemarkah tersebut berfungsi untuk menyamakan dua hal yang berbeda namun memiliki sifat atau karakteristik yang sama.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis

Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian hasil analisis data. Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode formal dan metode informal. Hasil penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode informal, yaitu dengan menggunakan kata-kata yang biasa yaitu kata-kata yang bersifat denotatif dan bukan kata yang bersifat konotatif Sudaryanto, 1993: 145. Penyampaian hasil analisis data dalam penelitian ini juga digunakan metode formal, yaitu dengan menggunakan tabel-tabel sesuai keperluan.

1.8 Sistematika Penyajian

Laporan hasil penelitian ini disusun dalam empat bab. Bab pertama pendahuluan. Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II berisi uraian tentang penanda antara gaya bahasa simile, metafora dan metonimia. Bab III berisi tentang fungsi gaya bahasa simile, metafora dan metonimia di dalam lirik-lirik lagu JKT48. Bab IV berisi penutup, kesimpulan dan saran.

BAB II PENANDA GAYA BAHASA SIMILE, METAFORA, DAN METONIMIA

DALAM LIRIK-LIRIK LAGU JKT48

2. 1 Pengantar

Dalam bab ini dibahas hasil penelitian tentang penanda gaya bahasa simile, metafora, dan metonimia, dalam lirik-lirik lagu JKT48. Uraian dalam bagian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu penanda gaya bahasa simile dalam lirik lagu JKT48 2.2, penanda gaya bahasa metafora dalam lirik lagu JKT48 2.3, dan penanda gaya bahasa metonimia dalam lirik-lirik lagu JKT48.

2.2 Penanda Gaya Bahasa Simile

Gaya bahasa simile adalah perbandingan yang bersifat ekplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan bersifat eksplisit ialah menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan, yaitu dengan kata-kata seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya Keraf, 1985: 138. Dari pengertian tersebut dapatlah dikatakan bahwa dalam tuturan yang bergaya bahasa simile terdapat dua bagian, yaitu bagian yang diperbandingkan dan bagian yang membandingkan. Kedua bagian tersebut dihubungkan dengan seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan bagai.