Tinjauan Pustaka Sistematika Penyajian

persamaan terbuka adalah persamaan yang tidak mengandung perincian mengenai sifat persamaan itu. Contoh: Kikirnya seperti kepiting batu Bibirnya seperti demila merekah Matanya seperti bintang timur

1.6.1.2 Pengertian dan Penanda Gaya Bahasa Metafora

Menurut Keraf 1984: 139, metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Metafora sebagai perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, bagaikan, dan sebagainya sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Proses terjadinya sebenarnya sama dengan simile tetapi secara berangsur-angsur keterangan mengenai persamaan dan pokok pertama dihilangkan. Contoh: Perahu itu menggergaji ombak Mobilnya batuk-batuk sejak pagi tadi

1.6.1.3 Pengertian dan Penanda Gaya Bahasa Metonimia

Menurut Keraf 1984: 142, kata metonimia diturunkan dari kata Yunani meta yang berarti „menunjukkan perubahan’ dan onoma yang berarti „nama’. Dengan demikian,metonimia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Contoh: Ia membeli sebuah chevrolet. Ia telah memeras keringan habis-habisan. Ketiga gaya bahasa, yaitu simile, metafora, dan metonimia memiliki kesamaan yaitu gaya bahasa yang berupa persamaan, mencoba membandingkan dengan analogi. Sedangkan perbedaan di antara ketiganya, yaitu simile adalah gaya bahasa persamaan yang memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan. Metafora adalah gaya bahasa persamaan yang ditunjukkan dengan penggunaan analogi secara langsung, serta metonimia adalah gaya bahasa persamaan yang ditunjukkan dengan mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain yang masih mempunyai pertalian yang sangat dekat.

1.6.2 Relasi Sintagmatik dan Relasi Paradigmatik

Ferdinand de Saussure 1988: 123 membedakan adanya dua macam hubungan, yaitu hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik. Hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Hubungan sintagmatik ini terdapat dalam tataran fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Hubungan paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan. Hubungan paragdimatik dapat dilihat dengan cara substitusi, baik dalam tataran fonologi, morfologi, maupun tataran sintaksis.

1.6.3 Fungsi Gaya Bahasa

Menurut Keraf 2007: 113-115, secara umum gaya bahasa merupakan sarana yang sengaja atau tidak disengaja ditulis penulis dalam mengekspresikan karyanya. Gaya bahasa yang baik mengandung tiga unsur: kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Dalam karya sastra, gaya bahasa akan memperindah, menghidupkan menghangatkan, mengejek, mengkonkretkan, memadatkan, dan mengintensifkan karya sastra. Hal ini disebabkan karena bahasa sastra ditulis untuk memperoleh efektivitas pengungkapan sehingga bahasa disiasati, dimanipulasi, dan didayagunakan secermat mungkin sehingga bahasa sastra tampil dengan sosok yang berbeda bahasa nonsastra. Nurgiyantoro, 2009: 271. Gaya bahasa berdasarkan ketidaklangsungan makna disebut trope atau figurate of speech, yaitu suatu penyimpangan bahasa secara evaluatif atau secara emotif dari bahasa biasa yang terkandung dalam ejaan, pembentukkan kata, konstruksi kalimat, klausa, frasa atau aplikasi istilah untuk memperoleh kejelasan, penekanan, hiasan, humor, atau sesuatu efek yang lain. Dengan demikian fungsi gaya bahasa yang dimaksud Keraf, sebagai berikut: a Menjelaskan, b Memperkuat, c Menghidupkan objek mati, d Menstimulasi asosiasi, e Menimbulkan gelak ketawa, f Untuk hiasan.

1.7 Data, Metode, dan Teknik Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu i pengumpulan data, ii analisis data, dan iii penyajian hasil analisis data. Berikut dijelaskan masing-masing tahap dalam penelitian ini.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah adalah gaya bahasa simile, metafora, dan metonimia yang ada di dalam lirik lirik lagu JKT48. Data diperoleh dari sumber tertulis maupun lisan. Sumber tertulis didapatkan dari kalimat-kalimat naratif yang sudah tertulis di teks lagu album JKT48. Sedangkan sumber lisan akan didapatkan dari lagu-lagu yang dinyanyikan oleh JKT48. Data yang dikumpulkan berupa bait-bait lagu yang mengandung gaya bahasa simile, metafora, dan metonimia. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak, yaitu penggunaan bahasa Kesuma, 2007: 43. Teknik yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah teknik nonpartisipan atau teknik simak bebas libat cakap dengan mengamati dan mencatat data berupa bait lagu yang mengandung gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam lirik lagu JKT 48 Kesuma, 2007: 44. Data yang sudah terkumpul diklasifikasikan berdasar jenisnya.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Langkah kedua adalah menganalisis data. Setelah data terklasifikasikan, dianalisis dengan metode agih yaitu metode analisis yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri Sudaryanto, 1993: 15. Teknik dasarnya adalah teknik bagi unsur langsung atau BUL yaitu membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur; dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud Sudaryanto, 1993: 31. Teknik lanjutan yang digunakan dari metode agih adalah teknik ganti dan teknik baca markah. Teknik ganti adalah teknik analisis data dengan cara mengganti satuan kebahasaan tertentu dalam suatu konstruksi yang bersangkutan. Teknik ganti ini digunakan untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti atau unsur terganti dengan unsur pengganti, khususnya bila dalam tataran pengganti Sudaryanto, 1993: 48. Sebagai contoh, 12 Bagaikan sang angin kuingin terbang pergi Dari tempat ini menuju ke naunganmu JKT48, judul: RUN RUN RUN Contoh 12 merupakan gaya bahasa simile, yang ditunjukkan dalam lirik bagaikan sang angin kuingin terbang tinggi. Dalam lirik tersebut terdapat kata bagaikan yang menjadi suatu penanda bahwa kalimat tersebut mengandung gaya bahasa simile. Arti penggunaan gaya bahasa simile dalam konteks kalimat 12 bagaikan sang angin kuingin terbang tinggi adalah seseorang mengandaikan dirinya sebagai angin yang bisa terbang tinggi. Dibuktikan dengan teknik ganti, maka kalimat 12 menjadi, 12b Aku ini angin yang bisa terbang tinggi Dari tempat ini menuju naunganmu JKT 48, judul: RUN RUN RUN Pengganti kata bagaikan sang angin kuingin terbang tinggi tidak akan mengubah makna kalimat. Kata bagaikan sang angin kuingin terbang tinggi bersifat tidak langsung implisit, sedangkan aku ini angin yang bisa terbang tinggi bersifat eksplisit langsung. Teknik lanjutan dalam metode agih yang digunakan adalah teknik baca markah. Sebagai bukti bahwa dalam lirik tersebut terdapat gaya bahasa simile yaitu terdapat unsur menyamakan dua hal yang berbeda namun memiliki sifat atau karakteristik yang sama. T eknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara “membaca pemarkah” dalam suatu konstruksi. Istilah lain untuk pemarkah adalah penanda. Pemarkah itu adalah alat seperti imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan artikel yang menyatakan ciri ketatabahasaan atau fungsi kata atau konstruksi Kridalaksana dalam Kesuma 2007:66. Untuk lebih jelasnya lihat contoh berikut: 13 Cinta di masa muda bagai laju Jet coaster yang tidak berhenti JKT48, judul: Aku, Juliette dan Jet Coaster pemarkah ditunjukkan dengan kata bagai. Di sini pemarkah tersebut berfungsi untuk menyamakan dua hal yang berbeda namun memiliki sifat atau karakteristik yang sama.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis

Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian hasil analisis data. Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode formal dan metode informal. Hasil penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode informal, yaitu dengan menggunakan kata-kata yang biasa yaitu kata-kata yang bersifat denotatif dan bukan kata yang bersifat konotatif Sudaryanto, 1993: 145. Penyampaian hasil analisis data dalam penelitian ini juga digunakan metode formal, yaitu dengan menggunakan tabel-tabel sesuai keperluan.

1.8 Sistematika Penyajian

Laporan hasil penelitian ini disusun dalam empat bab. Bab pertama pendahuluan. Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II berisi uraian tentang penanda antara gaya bahasa simile, metafora dan metonimia. Bab III berisi tentang fungsi gaya bahasa simile, metafora dan metonimia di dalam lirik-lirik lagu JKT48. Bab IV berisi penutup, kesimpulan dan saran.

BAB II PENANDA GAYA BAHASA SIMILE, METAFORA, DAN METONIMIA

DALAM LIRIK-LIRIK LAGU JKT48

2. 1 Pengantar

Dalam bab ini dibahas hasil penelitian tentang penanda gaya bahasa simile, metafora, dan metonimia, dalam lirik-lirik lagu JKT48. Uraian dalam bagian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu penanda gaya bahasa simile dalam lirik lagu JKT48 2.2, penanda gaya bahasa metafora dalam lirik lagu JKT48 2.3, dan penanda gaya bahasa metonimia dalam lirik-lirik lagu JKT48.

2.2 Penanda Gaya Bahasa Simile

Gaya bahasa simile adalah perbandingan yang bersifat ekplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan bersifat eksplisit ialah menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan, yaitu dengan kata-kata seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya Keraf, 1985: 138. Dari pengertian tersebut dapatlah dikatakan bahwa dalam tuturan yang bergaya bahasa simile terdapat dua bagian, yaitu bagian yang diperbandingkan dan bagian yang membandingkan. Kedua bagian tersebut dihubungkan dengan seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan bagai. Dalam lirik lagu-lagu JKT48 dijumpai penghubung: 1. Bagaikan 2. Bagai 3. Seperti

2.2.1 Bagaikan

Salah satu ciri-ciri gaya bahasa simile yang terdapat dalam lirik lagu JKT 48 adalah kata penghubung bagaikan. Berikut adalah contoh ciri-ciri gaya bahasa simile dengan kata penghubung bagaikan: 14 Diriku ingin selalu menguasai cinta Bagaikan anjing doberman Dengan kalung terikat di lehernya Akan kujinakkan mata buasnya itu JKT48, judul: Lay Down Lirik lagu 14 terdiri atas dua bagian, yaitu diriku ingin menguasai cinta yang merupakan bagian yang diperbandingkan dan anjing doberman dengan kalung terikat di lehernya akan kujinakkan mata buasnya itu. Kedua bagian tersebut dihubungkan dengan bagaikan. 15 Kenapa kau tertawa...apakah ada yang lucu Melewati dekapanku...kamulah yang lebih mahir Sekarang bagaimana...kita akan bagaimana? Aku bagaikan tahanan JKT48, judul: Kali ini Esctasy Lirik lagu 15 terdiri atas dua bagian, yaitu aku yang merupakan bagian yang diperbandingkan dan tahanan. Kedua bagian tersebut dihubungkan dengan bagaikan. 16 Ciuman itu yang terakhir sekarang baru kusadar Karena terlalu cinta Bibir ini tak biasa dengan perpisahan Cahaya matahari yang terhalang poni bagaikan Hanya mengantarkan ke tengah hingga kejauhan JKT48, judul: Aku, Juliette dan Jet Coaster Lirik lagu 16 terdiri atas dua bagian, yaitu cahaya matahari yang terhalang poni yang merupakan bagian yang diperbandingkan dan hanya mengantarkan ke tengah hingga kejauhan. Kedua bagian tersebut dihubungkan dengan bagaikan. 17 Kita berdua saling jatuh cinta Rasanya bagaikan jet coaster Perasaan saling ingin berpelukan Melihat mimpi tak abadi JKT48, judul: Aku Juliette dan Jet Coaster Lirik lagu 17 terdiri atas dua bagian, yaitu kita berdua saling jatuh cinta yang merupakan bagian yang diperbandingkan dan jet coaster. Kedua bagian tersebut dihubungkan dengan bagaikan.