dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain menurut Ghozali 2006: 105. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan
heteroskedastisitas, antara lain: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-
1
.Autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun berkaitan satu dengan lainnya.Hal ini sering ditemukan pada penelitian time
series.Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai Durbin-Watson
Ghozali 2006: 96. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah
sebagai berikut: 1. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas satu
Upper Bound DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada
nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-DL, maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka
hasilnya tidak dapat disimpulkan. Uji Autokorelasi juga dapat dilakukan melalui Run Test. Uji
ini merupakan bagian dari statistik non-parametric yang dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi
yang tinggi.Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai Asymp.Sig 2-tailed uji Run Test. Apabila nilai Asymp. Sig 2-
Universitas Sumatera Utara
tailed lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi menurut Ghozali
2006:103.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
menurut Sugiyono2007 : 142. Deskripsi suatu data dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum. Berikut ini
akan dijelaskan hasil statistik data keuangan dan variabel penelitian tahun dari tahun 2009- 2011.
Statistik deskriptif variabel penelitian dari sampel perusahaan selama periode pengamatan 2007 sampai dengan tahun 2010 disajikan
pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation Resiko Bisnis
51 .0005
.0321 .014553
.0073951 Time Interest
Earned 51
.0337 .9954
.449131 .2377614
Tingkat Bunga 51
.0287 .0895
.052796 .0136829
Struktur Modal 51
.0381 .1545
.093914 .0308001
Valid N listwise 51
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah
Universitas Sumatera Utara