Pengujian Multikolinearitas Pengujian Heterokedasitas

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 Data diolah Gambar 4.2 Gafik histogram menunjukkan grafik yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa data bersifat normal.

4.1.2.2 Pengujian Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai collinearity statistics dan nilai koefisien di antara variabel bebas. Universitas Sumatera Utara Ada dua uji multikolinearitas yang sering digunakan yaitu dengan melihat nilai VIF dan korelasi diantara variabel independen. Semakin tinggi nilai VIF suatu variabel tertentu, maka akan semakin tinggi varian koefisien estimasi pada variabel tersebut dengan asumsi varian error term adalah konstan. Dengan demikian, semakin tinggi VIF, maka semakin berat dampak dari multikolinearitas.Jika VIF 5, maka variabel memiliki masalah multikolinearitas. VIF 5 artinya tidak terdapat multikolinearitas; Tolerance 0,01 artinya mempunyai persoalan multikolinearitas, Tolerance 0,01 artinya tidak terdapat multikolinearitas. Situmorang, et. al, 2007. Hasil pengujian multikolinearitas terlihat dalam Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Uji Multikolinearlitas B . Dependent Variabel : Strukrut Modal Sumber : Hasil Penelitian 2013, data diolah Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Resiko Bisnis ,127 7,880 Time Interest Earned ,099 10,135 Tingkat Bunga ,295 3,390 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa variabel risiko bisnis memiliki VIF 5, time interest earned memiliki VIF 5 dan tingkat bunga memiliki VIF 5. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat masalah multikolinearitas pada model regresi. Nilai Tolerance menunjukkan tidak adanya masalah multikolinearitas karena nilainya diatas 0,01. Keadaan ini mengindikasikan bahwa dari data yang digunakan untuk pengujian hipotesis, VIF memiliki masalah multikolinearitas dan Tolerance tidak terdapat masalah multikolinearitas di antara variabel independen pada penelitian ini.

4.1.2.3 Pengujian Heterokedasitas

Pendeteksian masalah heteroskedastisitas dalam model regresi dilakukan dengan menggunakan uji statistik berupa Uji Glejser.Uji ini dilakukan dengan mengabsolutkan nilai residual dari model kemudian nilai absolut tersebut dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru.Jika nilai signifikan yang diperoleh dari model regresi yang baru lebih besar dari alpha 5, maka dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model penelitian. Hasil Uji Glejser dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,174 ,033 5,297 ,000 Resiko Bisnis 1,530 1,535 ,367 ,997 ,324 Time Interest Earned -,111 ,054 -,860 -2,057 ,045 Tingkat Bunga -,990 ,544 -,440 -1,820 ,075 b.Dependent Variabel : Strukrut Modal Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa angka signifikan dari variabelrisiko bisnis dan time interest earned lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas atau ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Sedangkan pada variabel tingkat bunga angka signifikan menunjukkan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas atau ketidaksamaam varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

4.1.2.4 Pengujian Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Struktur Aset, Modal Kerja, Pertumbuhan Aktiva, Risiko, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 45 131

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN TINGKAT KECUKUPAN MODAL TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 29

Pengaruh Struktur Modal Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham (Survey Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015)

0 5 1

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA, TIME INTEREST EARNED, TINGKAT PERTUMBUHAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI 2009-2013.

1 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, TIME INTEREST EARNED, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015

0 5 104

(ABSTRAK) PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 0 3

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 107

Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 0 12

ANALISIS PENGARUH RISIKO BISNIS, TIME INTEREST EARNED, DAN TINGKAT BUNGA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2011

0 0 12

Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12