19
2.2. Keamanan Kerja
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI aman adalah bebas dari bahaya, gangguan, tenteram, tidak merasa takut
atau kuatir, terlindungi, tidak mengandung resiko dan tidak mengandung keraguan. Keamanan adalah suatu keadaan aman,
tenteram dan kemampuan suatu kelompok untuk melindungi nilai- nilai yang kelompok tersebut dari ancaman luar. Kerja diartikan
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi nafkah KBBI. Keamanan kerja
job security
menurut Borg dan Elizur dalam Staufenbiel dan Konig, 2011, merupakan sebagai keyakinan
individu terhadap keberlangsungan pekerjaan yang dimiliki saat ini serta mencakup kesempatan promosi, kondisi pekerjaan pada
umumnya dan kesempatan untuk terus berkarir dalam jangka waktu yang panjang. Jadi keamanan kerja dapat didefenisikan sebagai
keadaan yang memberikan suatu jaminan untuk terlindung dan terhindar dari ancaman, ganguan terhadap pekerjaan karyawan.
Ashford dkk 1989 mengatakan bahwa
job insecurity
merupakan suatu tingkat dimana para pekerja merasa pekerjaannya terancam dan merasa tidak berdaya untuk melakukan apapun
terhadap situasi tersebut. Hartley dkk, 1991 menyatakan bahwa
job insecurity
merupakan pemahaman individual pekerja sebagai tahap pertama dalam proses kehilangan pekerjaan. Kenyataannya, populasi
yang mengalami
job insecurity
adalah selalu dalam jumlah yang lebih besar dari pada pekerja yang benar - benar kehilangan
pekerjaan. Greenhalgh dan Rosenblatt dalam Sverke, 2006 mendefinisikan
job insecurity
sebagai ketidakberdayaan untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi
kerja yang terancam
20
Beberapa penelitian sebelumnya menyangkut dampak merger terhadap keamanan kerja. Pada penelitian Mylonakis 2006
menunjukan bahwa M A memberikan dampak
negative
terhadap keamanan kerja karyawan. Penelitian Kubo 2011 mengungkapkan
bahwa setelah merger terjadi perampingan manajemen dan penurunan jumlah karyawan. Perubahan setelah merger menjadi
ancaman keamanan kerja bagi karyawan Robbins, 1997. Survei yang dilakukan
International Labour Organization
2001 di Australia menemukan sebanyak 72 persen karyawan mengalami
penurunan keamanan
kerja. Penelitian
Malatjie 2007
mengemukakan bahwa banyak karyawan merasa sangat tidak aman dengan posisi mereka dan tidak yakin apakah mereka masih akan
memiliki pekerjaan pada akhir merger. Lebih lanjut Malatjie menyatakan bahwa setelah merger karyawan merasa kesempatan
untuk promosi dan kemajuan di semua kategori
staff
sangat rendah. Hal senada dikemukakan oleh naveed dkk. 2011 bahwa perubahan
yang terjadi setelah merger menyebabkan karyawan merasa pekerjaan mereka tidak aman. Karyawan akan menghadapai
kemungkinan kehilangan pekerjaanya. Hal ini menyebabkan karyawan stres menghadapi ketidakpastian masa depan pekerjaan
mereka setelah merger Moran, 2005.
2.3. Motivasi Kerja