Karakteristik Kemandirian Anak Usia Playgroup

15 d. Kreatif dan inovatif Kreatif dan inovatif pada anak usia dini lebih mengarah kepada ingin melakukan segala sesuatu atas kehendak sendiri dan tanpa disuruh oleh orang lain, menyukai dan selalu ingin mencoba hal baru. e. Bertanggung jawab menerima konsekuensi yang menyertai pilihannya. Pada anak usia dini, bertanggung jawab menerima konsekuensi ini masih dlam sikap wajar. Misalnya saja, ketika anak tidak menangis ketika salah mengambil alat mainan. f. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya Ketika pertama kali masuk ke KB atau TK anak seringkali menangis, bahkan tidak jarang kita mendapati anak yang ditunggui oleh orang tuanya. Bagi anak yang memiliki karakter mandiri, dia akan mudah dengan cepat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru dan dapat belajar meskipun tidak ditungui oleh orang tuanya. g. Tidak bergantung pada orang lain Anak yang memiliki karakter mandiri akan berusaha untuk melakukan dan mencoba segala sesuatunya sendiri, dan anak itu tahu kapan harus meminta bantuan terhadap orang lain, misalnya saja ketika anak akan mengambil mainan yang jauh dari jangkauannya.

B. Karakteristik Kemandirian Anak Usia Playgroup

1. Pengertian Anak Usia Playgroup Anak usia dini merupakan anak yang berada dalam tahapan usia 0-6 tahun. Anak usia dini, ketika berada di sekolahnya akan digolongkan menjadi dua 16 sesuai dengan tahapan usianya. Untuk usia 2-4 tahun biasanya anak akan berada di kelas playgroup atau taman bermain, sedangkan untuk anak usia 4-6 tahun akan berada di kelas Taman Kanak-kanak atau TK. Playgroup biasanya disebut dengan Taman bermain atau Taman Balita. Menurut Maimunah Hasan 2012: 348 disebutkan bahwa sebenarnya, playgroup hanyalah untuk ajang sosialisasi bagi anak, dan anak usia playgroup ini masih membutuhkan stimulasi untuk motorik halus dan kasarnya. Oleh karena itu, sangat diharapkan arena pendidikan anak usia playgroup ini memiliki sarana prasarana untuk menstimulasi anak balita, yakni tempat dan alat bermain, karena bermain bagi balita merupakan proses pembelajarannya. Menurut Maimunah Hasan 2012: 349 terdapat beberapa alasan mengapa anak sangat disarankan untuk masuk ke playgroup, antara lain: a. Menambah kemampuan sosialisasi anak Hal ini diperlukan jika anak kesepian dirumah, misalnya karena teman sebayanya sedikit. b. Menambah sarana bermain yang edukatif Playgroup biasanya menyediakan sarana bermain yang lebih lengkap dan edukatif, baik untuk kemampuan motorik kasar anak maupun motorik halusnya. Misalnya, papan seluncur, mobil-mobilan dan motor-motoran yang bisa dikendarai oleh anak, puzzle,buku-buku, dan sebagainya. c. Mendapatkan budi pekerti yang baik. Saat ini banyak anak sepanjang hari bersama pembantu dan televisi saja. Tontonan, obrolan, dan tingkah lakunya pun menyerupai pembantunya atau 17 televisi, maka dari itu orang tua yang bekerja, lebih cenderung menyekolahkan anaknya di playgroup dengan harapan anak akan memiliki budi pekerti yang lebih baik lagi. Dalam hal ini bukan berarti semua pembantu itu tidak baik, namun terkadang orang tua ingin supaya anaknya memiliki budi pekerti yang lebih baik dari sebelumnya. 2. Kemandirian Usia Playgroup atau Taman Balita 2-4 tahun Kemandirian menurut Novan Ardy 2015: 35 sebenarnya merupakan hal yang tidak dapat berdiri sendiri, namun juga membutuhkan beberapa faktor seperti percaya diri dan berani. Selain itu kemandirian bagi anak usia dini hanyalah kemampuan yang disesuaikan dengan tugas perkembangannya, seperti belajar berjalan, belajar makan, berlatih berbicara, koordinasi tubuh, kontak perasaan dengan lingkungan, interaksi dengan orang lain, pembentukan pengertian serta belajar moral. Hal ini diperkuat dengan adanya anggapan bahwa ketika kita tidak berani mencoba maka kita tidak akan pernah bisa untuk melakukan sesuatu tersebut. Erickson dalam Santrock 2011: 302 menekankan bahwa kemandirian merupakan hal penting di tahun kedua kehidupan anak. Erikson juga menggambarkan perkembangan tahap kedua sebagai tahap kemandirian versus rasa malu dan ragu-ragu. Pada anak usia taman balita atau playgroup sebenarnya harus dikembangkan dengan hal hal kecil, seperti membiasakan anak untuk membantu dirinya sendiri. Kemampuan membantu diri sendiri inilah yang merupakan esensi dari karakter mandiri. Membentuk karakter mandiri pada anak usia dini sangatlah penting. Kemandirian akan mendukung anak belajar memahamai pilihan perilaku beserta 18 resiko yang harus dipertanggungjawabkan. Menurut Novan Ardy 2015: 90 dalam membentuk kemandirian anak usia dini, diperlukan rangsangan serta dorongan untuk bereksplorasi secara berulang ulang agar rasa tanggung jawab itu dapat terbentuk. Disinilah peran guru dan orang tua sangat penting untuk pembentukan kemandirian anak. Dalam hal ini orang tua dan guru hendaknya bersikap adil dengan memberi kepercayaan dengan anak. Biasanya orang tua cenderung memiliki rasa kurang percaya dengan anak sehingga orang tua cenderung membantu anak secara terus menerus dalam menyelesaikan tugasnya, dan yang terjadi justru anak akan menjadi anak yang manja dan cenderung susah untuk beradaptasi. Terdapat 10 sepuluh tanda anak manja yang dijelaskan dalam artikel oleh Nenden Novianti 2009 antara lain: 1. Anak sering menangis dan berteriak bila menginginkan sesuatu. 2. Anak suka merajuk sambil terlentang di lantai dan tak mau bangun. 3. Anak sering marah dan bahkan memukul orang tua ketika orang tua sedang menghukumnya 4. Mengabaikan pertanyaan orang tua. 5. Bersikap kasar pada orang dewasa dan anak-anak lainnya. 6. Menolak berbagi mainan atau perlakuan tertentu dengan anak lainnya. 7. Suka pamer, dan menjadi pusat perhatian diantara kelompoknya. 8. Selalu menginginkan yang dimiliki orang lain. Bila telah berhasil memilikinya, mereka selalu menginginkan sesuatu yang baru. 19 9. Kamar anak cenderung berantakan dan tidak mau membereskannya, hingga biasanya orang disekitar anak mengalah dan melakukannya. 10. Menolak untuk tidur. Dengan adanya tanda tersebut hendaknya orang tua harus tegas supaya anak tidak secara terus menerus memunculkan tanda tanda tersebut. Setidaknya anak juga harus dibiasakan untuk dapat melakukan tugasnya sendiri sejak dini, karena anak yang cenderung dibantu terus menerus juga akan menjadi anak yang kurang mampu untuk mengatur dirinya sendiri dikehidupan mendatang Novan Ardy 2015: 93.

C. Penelitian yang Relevan