Penelitian yang Relevan Kerangka Pikir

19 9. Kamar anak cenderung berantakan dan tidak mau membereskannya, hingga biasanya orang disekitar anak mengalah dan melakukannya. 10. Menolak untuk tidur. Dengan adanya tanda tersebut hendaknya orang tua harus tegas supaya anak tidak secara terus menerus memunculkan tanda tanda tersebut. Setidaknya anak juga harus dibiasakan untuk dapat melakukan tugasnya sendiri sejak dini, karena anak yang cenderung dibantu terus menerus juga akan menjadi anak yang kurang mampu untuk mengatur dirinya sendiri dikehidupan mendatang Novan Ardy 2015: 93.

C. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahayu Prabandari 2016 tentang penanaman kemandirian pada anak kelompok bermain di Kinderstation Maguwoharjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif studi kasus. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penanaman kemandirian pada anak kelompok bermain di kinderstation Maguwoharjo. Dari hasil penelitian tersebut dapat direalisasikan bahwa penanaman kemandirian anak dimulai saat anak memiliki kemampuan untuk bergabung dengan lingkungannya dan dengan adanya kesiapan fisik anak serta pembiasaan, sehingga peran pendidik sangat berpengaruh. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengkaji kemandirian anak usia playgroupTaman BalitaKelompok 20 Bermain dengan rentang usia 2-4 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada pendekatan dan jenis penelitian. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Sedangkan, penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif naratif. Selain itu, perbedaan juga terdapat pada lokasi penelitian. Lokasi penelitian ini adalah di Kinderstation Maguwoharjo, sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini berada di Taman Balita Ceria Timoho Yogyakarta.

D. Kerangka Pikir

Kemandirian merupakan hal yang terpenting untuk kehidupan sseseorang. Kemandirian juga dapat dibentuk ketika anak masih dalam usia dini, karena tanpa adanya kemandirian, anak akan terus bergantung kepada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Menurut Gerungan 2004: 194 kemandirian anak juga dapat dikembangkan di pendidikan formal Pendidikan Anak Usia Dini. Pada penerapan kemandirian anak ini tentu saja setiap orang atau instansi pendidikan memiliki caranya tersendiri dalam membentuk kemandirian anak. Taman Balita TB Ceria Timoho Yogyakarta juga memiliki cara tersendiri dalam menerapkan kemandirian anak. Dalam penerapannya, cara yang digunakan TB Ceria Timoho ini belum diketahui apakah sama dengan instansi lain atau memiliki cara tersendiri dalam penerapan kemandirian tersebut. Selain itu, penerapan nilai kemandirian anak sendiri juga masih belum diketahui bagaimana peran guru dalam mengembangkan 21 nilai kemandirian anak tersebut. Oleh karenanya, peneliti akan menggali lebih mendalam mengenai bagaimana cara untuk menerapkan nilai kemandirian anak di Taman Balita Ceria Timoho Yogyakarta. Dalam penerapan nilai kemandirian anak, tentu saja terdapat faktor pendukung dan penghambat. Dimana faktor pendukung ini yang nantinya akan mendukung dan membantu penerapan nilai kemandirian untuk anak, sedangkan faktor penghambat adalah faktor yang mengganggu dalam penerapan nilai kemandirian anak di Taman Balita Ceria Timoho Yogyakarta. Sehingga, untuk penerapan nilai kemandirian anak di TB Ceria Timoho Yogyakarta ini perlu digali lebih dalam mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan nilai kemandirian di TB Ceria Timoho Yogyakarta. E. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana penerapan nilai kemandirian anak di TB Ceria Timoho Yogyakarta? 2. Faktor apa yang mendukung penerapan nilai-nilai kemandirian anak di TB Ceria Timoho Yogyakarta? 3. Faktor apa yang menghambat penerapan nilai-nilai kemandirian anak di TB Ceria Timoho Yogyakarta? 22

BAB III METODE PENELITIAN