usus yang bekerja, kolon ini mengeluarkan feses yang padat pada jadwal yang lebih teratur.
Menurut Potter Perry 2006, ada 3 jenis bentuk stoma kolostomi, yaitu: 1.
Loop Colostomy Loop colostomy biasanya dilakukan dalam keadaan darurat. Jenis kolostomi
ini mempunyai stoma yang berukuran besar, dibentuk di kolon transversal dan bersifat sementara. Lengkung ostomi memiliki dua buah lubang pada stoma.
Ujung proksimal mengeluarkan feses sedangkan bagian distal mengeluarkan lendir.
2. End Colostomy
End colostomy terdiri dari satu stoma dibentuk dari ujung proksimal usus dengan bagian distal saluran pencernaan dapat dibuang atau dijahit tertutup dan
dibiarkan di dalam rongga abdomen. End colostomy adalah hasil terapi bedah kanker kolorektal. Pada kasus tersebut, rektum juga mungkin dibuang.
3. Double-Barrel Colostomy
Double-Barrel colostomy terdiri dari dua stoma yang berbeda stoma: stoma proksimal yang berfungsi dan stoma stoma distal yang tidak berfungsi.
2.4 Indikasi Kolostomi
Kebanyakan tindakan kolostomi dilakukan karena kanker kolon, tetapi dapat juga dilakukan karena kondisi seperti divertikulitis, usus berlubang, obstruksi
usus, penyakit Crohn, cacat lahir atau cedera disengaja Wondergem, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Kolostomi dapat bersifat sementara atau permanen dan bisa terdapat dibagian manapun dari usus besar tergantung penyebab dilakukannya operasi
Clark Grover, 2004. Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila klien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena
adanya keganasan, perlengketan adhesi atau pengangkatan kolon sigmoid atau rektum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Sedangkan pembuatan
kolostomi temporersementara biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan
seperti semula dan abdomen ditutup kembali Suratun Lusianah, 2010.
2.5 Komplikasi Stoma Kolostomi
Ada beberapa komplikasi stoma yang dapat terjadi, yaitu: 1.
Kematian nekrosis jaringan stoma, disebabkan oleh supalai darah yang tidak memadai. Komplikasi ini biasanya terlihat 12-24 jam setelah operasi
dan mungkin memerlukan pembedahan tambahan. 2.
Retraksi stoma, disebabkan karena panjang stoma yang tidak cukup. 3.
Prolaps stoma, terjadi ketika usus menonjol keluar melalui lubang yaitu 2-3 cm sampai lebih dari 10 cm. kegemukan, ukuran lubang yang berlebih pada
dinding abdomen yang dibuat saat pebedahan, peningkatan tekanan perut karena tumor, kehamilan, batuk dan bersin, bekerja berlebihan cth:
mengangkat benda yang berat, dan otot perut yang kurang berkembang bayi.
Universitas Sumatera Utara
4. Stenosis, yaitu penyempitan pada lubang stoma. Seringkali dikaitkan
dengan infeksi di sekitar stoma atau jaringan parut. 5.
Parastomal hernia, yaitu pembengkakan pada perut di sekitar stoma disebabkan karena penempatan stoma pada dinding abdomen yang lemah.
6. Masalah pada kulit, terjadi karena perawatan stoma yang tidak tepat seperti
membuat lubang kantong yang tidak tepat sehingga feses kontak dengan kulit dan menyebabkan masalah pada kulit yang ditandai dengan adanya
kemerahan pada kulit dan dapat semakin memburuk dimana kulit akan rusak bahkan bisa terjadi ulserasi. Kulit yang rusak, kemerahan atau
terjadinya peradangan pada kulit dapat meningkatkan resiko kebocoran kantong dan kerusakan kulit lebih lanjut Burch, 2011; Colostomy
Association, 2013; Wright.
3. Konsep Perawatan Stoma Kolostomi