Variabel dan Parameter Analisis Data

26 Pengamatan benih yang berkecambah dilakukan setiap hari. Penghitungan jumlah benih padi yang berkecambah dilakukan 7 hari setelah penaburan benih. Menurut ISTA 2006, daya kecambah dihitung berdasarkan persentase benih yang berkecambah dengan rumus : ∑benih yang berkecambah x 100 100

2. Studi pertumbuhan benih selanjutnya

Berdasarkan jumlah satuan percobaan maka jumlah gelas plastik yang digunakan sebagai wadah pertumbuhan benih selanjutnya adalah sebanyak 24 buah. Gelas plastik dicuci bersih dengan sabun cuci dan di lap kering. Gelas plastik dilabel dengan notasi kombinasi perlakuan dan ulangan. Masing-masing gelas plastik di isi dengan kapas yang telah dibasahi dengan larutan NaCl. Kemudian benih padi yang telah berkecambah dipindahkan ke gelas plastik. Untuk setiap gelas plastik berisi 3kecambah padi. Tata letak satuan percobaan setelah pengacakan dapat dilihat pada gambar berikut : 27 Keterangan : a 1 b 1 = NaCl 0 mM, asam askorbat 0 bv a 1 b 2 = NaCl 0 mM, asam askorbat 10 bv a 1 b 3 = NaCl 0 mM, asam askorbat 20 bv a 2 b 1 = NaCl 25 mM, asam askorbat 0 bv a 2 b 2 = NaCl 25 mM, asam askorbat 10 bv a 2 b 3 = NaCl 25 mM, asam askorbat 20 bv u 1 – u 4 = Ulangan perlakuan Gambar 7. Tata Letak Satuan Percobaan Setelah Pengacakan a 2 b 2 u 1 a 2 b 1 u 4 a 2 b 3 u 4 a 2 b 3 u 3 a 1 b 3 u 2 a 2 b 2 u 4 a 1 b 1 u 1 a 2 b 1 u 3 a 1 b 2 u 3 a 2 b 1 u 1 a 1 b 2 u 4 a 1 b 1 u 4 a 2 b 2 u 2 a 2 b 3 u 2 a 1 b 2 u 1 a 1 b 3 u 4 a 1 b 1 u 2 a 1 b 1 u 3 a 2 b 2 u 3 a 1 b 3 u 3 a 2 b 3 u 1 a 1 b 3 u 1 a 1 b 2 u 2 a 2 b 1 u 2 28

2.1 Panjang tunas

Panjang tunas dilakukan 7 hari setelah periode pertumbuhan diukur dari pangkal batang sampai ke ujung batang dengan menggunakan mistar. Panjang tunas dinyatakan dengan cm. 2.2 Berat segar Akar dipisahkan dari shoot batang+daun. Selanjutnya akar dan shoot ditimbang dengan neraca digital dan dinyatakan dengan gram.

2.3 Berat Kering

Kecambah yang sudah diukur berat segarnya dikeringkan dengan panas oven 130 c selama 2 jam.Setelah itu ditimbang kembali sebagai berat kering dan dinyatakan dalam gram. 2.4 Penentuan Rasio tunas akar Rasio tunas akar ditentukan berdasarkan rumus : Rasio tunas akar = Yuliana,2013 29

2.5 Penentuan Kandungan Klorofil

Penentuan kandungan klorofil dilakukan menurut Miazek 2002. 0,03 gram daun kecambah padi gogo digerus sampai halus didalam mortar Kemudian ditanbahkan 10ml ethanol 95. Selanjutnya cairan disaring kedalam Erlenmeyer.Sisa gerusan daun yang masih melekat dikertas saring digerus dan disaring kembali kedalam Erlenmeyer.Volume akhir disesuaikan menjadi 100ml dengan menambahkan ethanol 95.Ekstrak siap ditentukan kandungan klorofil a, klorofil b dan klorofil total. Ekstrak klorofil ini diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV masing-masing pada panjang gelombang 648 dan 664. Kandungan klorofil dinyatakan µggram jaringan yang diekstraksi dan dihitung berdasarkan persamaan berikut : Chla = 13.36.A664 – 5.19.A648 Chlb = 27.43.A648 – 8.12.A664 Chtotal = 5.24.A664 + 22.24.24.A648 Keterangan : Chla = Klorofil a Chlb = Klorofil b A664 = absorbansi pada panjang gelombang 664 nm 30 A648 = absorbansi pada panjang gelombang 648 nm V = Volume etanol W = Berat daun

2.6 Pengukuran Kandungan Air Relatif

Kadar air kecambah ditentukan dengan rumus : Yamasaki,1999 Keterangan: M 1 = Berat segar kecambah M 2 = Berat kering kecambah

F. Analisis Data

Data hasil penelitian ini di analisis data dengan taraf nyata 5 dan dilanjutkan dengan penentuan simpel effect dengan uji BNT pada taraf nyata 5. 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Padi merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi sangat penting, dan merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan nilai ekonomi tanaman pangan secara global tahun 2005-2009, padi menempati urutan teratas dibandingkan dengan tanaman pangan penting lainnya jagung, gandum, kentang, singkong, dan sorghum, sedangkan berdasarkan jumlah produksi, padi menempati urutan kedua setelah jagung Anonim a , 2009. Di Indonesia padi menempatiurutan pertama dari 7 komoditas pangan utama baik dari segi produksi maupun nilai ekonomi Anonim b , 2009. Peningkatan jumlah penduduk yang begitu pesat di Indonesia telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan beras. Oleh karena itu upaya peningkatan produksi beras nasional perlu dilakukan. Disisi lain terjadi keterbatasan lahan karena telah banyak terjadi alih fungsi lahan dan juga produktivitas lahan yang belum maksimal. Adanya konversi lahan pertanian ke nonpertanian dapat menurunkan produksi padi, hal ini terjadi karena 2 berkurangnya luas lahan pertanian akibat penggunaan lahan untuk keperluan sarana pemukiman, industri maupun keperluan lainnya.Oleh karena itu potensi lahan sawah yang ada perlu dikembangkan terus untuk meningkatkan produksi sebagai alternatif mengatasi dampak dari konversi lahan pertanian ke nonpertanian.Sudaryanto, 2005. Pengembangan pertanian ke daerah berkadar garam tinggi merupakan langkah strategis dalam peningkatan produksi pertanian yang makin kompleks. Dengan pengelolaan yang tepat melalui penerapan yang benar, lahan berkadar garam tinggi memiliki prospek besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif terutama dalam rangka pelestarian swasembada pangan, peningkatan pendapatan, serta pengembangan agribisnis dan wilayah Suriadikarta dan Sutriadi, 2007. Jenis padi yang dikembangkan dilahan- lahan beririgasi disebut padi sawah.Penanaman padi sawah dapat dilakukanpada semua musim karena kebutuhan air tersedia setiap saat yang disuplai dari irigasi. Jadi, kebutuhan air padi sawah tidak bergantung pada ketersediaan air hujan atau air tanah tanpa genangan. Padi sawah umumnya tidak dapat beradaptasi pada lahan kering dan berkadar garam tinggi . Pada daerah berkadar garam tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu dan pada jenis rentan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh Kurniasih dkk, 2002. 3 Salah satu varietas padi sawah yang banyak ditanam di Indonesia adalah varietas Ciherang.Varietas gabah Ciherang merupakan salah satu jenis padi sawah yang berasal dari persilangan IR18349-53-1-3-1-33IR19661-131-3- 1-34IR64 dan mempunyai bentuk gabah panjang ramping, warna gabah kuning bersih dan memiliki tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 23 dan Indeks Glikemik 54. Berbeda dengan varietas Ciliwung, varietas Ciherang tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 serta tahan terhadap bakteri hawar daun HDB strain III dan IVAnonim c , 2014. Salah satu dari masalah pertanian yang cukup serius yang mengakibatkan berkurangnya hasil dan produktivitas pertanian adalah salinitas. Salinitas didefinisikan sebagai adanya garam terlarut dalam konsentrasi yang berlebihan dalam larutan tanah. Salah satu strategi untuk menghadapi tanah salin adalah memilih kultivar tanaman pertanian yang toleran terhadap kadar garam yang tinggi Yuniati, 2004. Salinitas memberikan suatu efek bagi dunia pertanian secara signifikan yaitu dapat mengurangi produktivitas dari tanaman pertanian Renata et al.2009. Asam askorbat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam proses selular temasuk pembelahan dan pembesaran sel serta dalam mengaktifkan aktivitas metabolisme ketika proses perkecambahan dimulai Arrigoni et