Pendekatan Sosiologis Pendekatan Psikologis Pendekatan Rasional

berbeda dengan pengambilan keputusan lain. 26 Jadi tidak tertutup kemungkinan adanya pengaruh dari faktor-faktor tertentu dalam mempengaruhi keputusan memilih, seperti faktor partai politik yang mendukung pasangan calon, citra kandidat ataupun figur kandidat tersebut. Perilaku Pemilih dapat dianalisis dengan menggunakan empat pendekatan, yaitu : 27

1. Pendekatan Sosiologis

Di lingkungan ilmuwan sosial di Amerika Serikat, model sosiologis awalnya dikembangkan oleh Mazhab Columbia, yaitu The Columbia School of Electoral Behavior. Pendekatan ini pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan-pengelompokan sosial mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih seseorang. Pendekatan sosiologis dilandasi oleh pemikiran bahwa determinan pemilih dalam respon politiknya adalah status sosio ekonomi, afiliasi religius. Dengan kata lain, pendekatan ini didasarkan pada ikatan sosial pemilih dari segi etnik, ras, agama, keluarga dan pertemanan yang dialami oleh agen pemilih secara historis.

2. Pendekatan Psikologis

Model ini dikembangkan oleh Mazhab Michigan. The Michigan Survey Research Centre. Pendekatan ini pada dasarnya melihat sosialisasi sebagai determinasi dalam menentukan perilaku politik pemilih, bukan karakter sosiologis. Pendekatan ini menjelaskan bahwa sikap seseorang merupakan refleksi 26 Muhammad Asfar, Beberapa Pendekatan Dalam Memahami Prilaku Pemilih, dalam Jurnal Ilmu Politik Edisi no. 16. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996, hal.52 27 Adman Nursal, Political Marketing : Strategi Memenangkan Pemilu, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal. 54 Universitas Sumatera Utara dan kepribadian seseorang yang menjadi variabel yang cukup menentukan dalam mempengaruhi perilaku politik seseorang, karena itu pendekatan ini menekankan pada tiga aspek psikologis sebagai kajian utama, yaitu ikatan emosional pada suatu partai politik, isu-isu dan kandidat-kandidat.

3. Pendekatan Rasional

Pendekatan ini menempatkan pemilih pada suatu keadaan yang bebas, di mana pemilih pemilih melaksanakan perilaku politik dengan pikiran rasionalnya dalam menilai calonkandidat yang terbaik menurut rasionalitas yang dimilikinya. Model ini ingin melihat perilaku pemilih sebagai produk kalkulasi untung rugi. Mayoritas pemilih biasanya selalu mempertimbangkan faktor untung rugi dalam menentukan pilihannya terhadap calon yang dipilih. Seorang pemilih rasional adalah pemilih yang menghitung untung rugi tindakannya dalam memilih calon. Sebuah pilihan tindakan dikatakan menguntungkan bila ongkos yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil dari tindakan tersebut lebih rendah daripada hasil tindakan itu sendiri. Sebaliknya, sebuah tindakan tersebut rugi bila ongkos untuk mendapatkan hasil itu lebih tinggi nilainya ketimbang hasil yang diperoleh. Berbeda dengan 2 pendekatan di atas yang menempatkan pemilih pada ruang kosong, di mana pemilih tidak menentukan perilaku politik pada saat di bilik suara, akan tetapi perilaku politik telah ditentukan jauh-jauh hari sebelumnya dengan mengacu pada dua pendekatan di atas. Pada pendekatan rasional, perilaku politik dapat terjadi kapan saja, dan dapat berubah sesuai dengan rasionalitasnya, bahkan keputusan dalam menentukan pilihan dapat berubah dibalik bilik suara. Universitas Sumatera Utara

4. Pendekatan Domain Kognitif